20

990 21 0
                                    


Ya, Aira mencibir tanpa suara. Ia duduk setengah membelakangi Tio. Membuat pria itu tak tahu apa yang dikerjakan oleh gadis itu. Namun, tanpa Aira tahu, Tio sudah mengetahui trik liciknya. Bahkan pria itu semakin geram, dengan berbagai bentuk wajah yang ditirukan Aira.

Pantulan Aira dikaca depan mobil sangat jelas, sehingga Tio harus mengepalkan tangannya untuk menahan amarah.

Grett!

Amarah Tio tak tertahankan lagi. Alhasil pria itu membalikkan tubuh Aira dan menggigit pipinya pelan. Untuk meredam emosi.

"Ash! Sakit..." rintihnya sambil memukul paha Tio.

"Hem! Kamu pikir saya tidak tahu. Kamu mengumpat saya sedaritadi" tekan Tio yang melihat Aira yang bermimik polos, tanpa rasa bersalah.

"Ck, aku kan ga salah apa-apa. Kenapa dihukum, coba? Trus ini nanti gimana? Nilai aku terancam. Seharusnya aku bisa ngalahin Sesil. Sok kali dia. Pingin ku t*nj0k rasanya. Si cinta lagi. Sok! Padahal dia lebih buruk dari Nari" protes Aira panjang lebar sambil bersedekap dada. Yang membuat Tio dan supirnya jadi menelan s*l1v4 kasar. Baru kali ini mereka melihat Aira protes.

"Tu-tuan! Saya rasa... Nona muda sedang datang tamu" bisik supirnya.

"Tamu? Saya lihat di CCTV rumah ga ada orang" bisik Tio dengan polosnya.

Supirnya pun menepuk jidatnya prustasi.

"Bukan gitu tuan. Maksud saya, nona muda sedang haid" bisik supir itu dengan tekanan.

"Oh..."

Supir itu langsung mematung dengan tangan yang terus mengemudi. Sudah susah payah menjelaskan, dan Tio hanya ber 'oh!' saja.

Tiba-tiba, Tio mengangkat pinggang kecil Aira dan mendudukan nya dipangkuan.

Gadis itu hanya cemberut dan dan bersedekap dada. Sedangkan Tio mulai menduselkan hidung mancung nya dileher Aira. Gadis itu berusaha mendorong. Namun, Tio lebih kuat darinya, hingga dia tak bergeming.

"Kak! Kata Nari, kalau haid trus disentuh laki-laki. Nanti bisa hamil!" celetuk Aira.

Grep!!

Tio dengan refleks langsung memindahkan Aira dari pangkuannya.

Supir yang melihat itu terkekeh kecil. Melihat ekspresi tak senang dari tuanya itu.

"Em.. Aneh!" umpat Aira saat melihat perubahan sikap Tio yang kini sudah menatap keluar jendela mobil.

~malamnya~

Tio tengah duduk dilantai. Dekat sofa dikamarnya. Pria itu berwajah dingin sambil menatap segelas w*n3 yang sedang ia pegang dan tinggikan, setinggi wajahnya.

"Hem... Datang bulan?! Hamil katanya?!" gumam pria itu, yang membuat seorang bodyguard disitu jadi bingung.

"Anda kenapa, tuan?" tanya bodyguard itu, memberanikan diri.

"Ck, bocah itu!!" decak Tio.

Bodyguard itu langsung mengangguk.

"Ada apa dengan nona muda, tuan?"

"Dia datang bulan!" ucap Tio dingin.

"Lalu... Apa yang salah dengan itu, tuan? Itu hal yang wajar-"

Prank!!!

Tio melempar gelas w*n3nya.

"Itu adalah masalah. Masalah, masalah dan masalah. Jika dia hamil, anaknya pasti akan mirip dengan saya!!"

Bodyguard itu mengusap kepala dengan bingung.

"Apa anda tidak ingin nona muda mengandung anak anda?"

Prank!!!

Kali ini botol w*n3nya yang jadi sasaran empuk. Pecah berkeping-keping. Bodyguard itu langsung tertegun karena melihat botol w*n3 itu hampir mengenai dirinya.

"Bukan itu masalahnya!! Sejarahnya kan saya tampan. Kalau anak saya laki-laki, sudah dipastikan dia akan mewarisi ketampanan saya. Dia itu gadis, tentu dia pasti mencuri-curi perhatian ke anak laki-laki ku itu!!" jelas Tio panjang lebar.

"Dan pasti ga banyak waktu yang bisa dihabiskan jika sudah mempunyai anak. Apa kau ingin aku jadi seperti dirimu?! Korban rumah tangga?!"

Bodyguard itu hanya mengangguk dengan senyum paksa.

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang