6

1.8K 39 0
                                    

Tio tiba-tiba melepas pelukannya. Matanya fokus menatap Aira yang sedang menangis. Dengan reflek kedua ibu jarinya mengusap air mata yang berjatuhan dari mata gadis itu.

"Heeee"

"Sudah, diem. Ga ada hal serius yang terjadi, kan? " tanya Tio.

"He-heee... He-hiks. Dia! Dia, ambil first k*ss aku! "

Deg!

Jantung Tio berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Matanya membeliak. Tatapan tajam dan tegas itu membuat para bodyguard langsung tunduk.

"Bawa dia ke lab!! " titah Tio.

"Baik tuan! "

Semua bodyguard keluar setelah menyeret Aldo keluar.

Tio meraup kasar wajahnya "kenapa bisa terjadi? Seharusnya hubungi jika ada masalah"

"A-aku ga punya HP, hiks"

Tio menarik napas panjang lalu menghembuskannya "berapa kali dia melakukannya? Kenapa kau tak melawan? Siapa dia? Apa kau melakukan sesuatu yang memancing dia? "

Aira berhenti menangis, kepalanya miring, mendengarkan semua pertanyaan Tio.

"K-kak.. " lirih Aira, memanggil.

Tio lekas menatap Aira "ada apa? "

"Ngomongnya jangan cepat-cepat, aku... Ga ngerti, karena ga dengar" cengirnya malu-malu.

"Udah ga nginget kejadian tadi? " celetuk Tio.

"Hiks! " Aira sesenggukan, ingusnya naik turun karena itu.

Tio berbalik badan, ia terkekeh kecil. Gemas sekali.

"Sakit.... "

Mendengar itu Tio terkejut dan berbalik dengan cepat "apanya yang sakit? "

"B*b1r, gayanya luka. Heeee"

Tangan Tio kembali terkepal "si bocah s*4l4n itu, berani dia! " gumamnya sambil menggetarkan gigi.

Tio menarik napas dalam "yaudah, yuk pulang"

"Tapi, masih jam sekolah "

"Udah! Ayok! Obati dulu, itu! Nanti tambah sakit, jadi infeksi. Mau ga punya b*b1r? " tanya Tio sambil menarik Aira keluar.

Aira bergeleng dan pasrah saat ditarik oleh Tio.

Saat dibawah, semua murid yang ada di Koridor dikagetkan dengan Aldo yang diseret oleh Bodyguard Tio.

"S*4l! Lo kenapa milih dia? Dia itu b*r3ngs3k! Tak bisa diandalkan" cibir Ceril.

"Aku berpikir dia akan bisa membantu, karena kita punya tujuan yang sama. " ucap Cinta dengan tatapan datar.

Sedetik kemudian, Tio dan Aira berjalan bergandengan tangan. Membuat semua murid disana langsung berbisik-bisik mengenai mereka.

~dirumah~

"Tuan, nona muda baik-baik saja. Mungkin hanya akan mengalami panas dalam, karena luka dib*b1rnya tidak serius" ucap seorang dokter.

"Apanya yang tidak serius? Lihat, lukanya besar seperti lubang yang berdarah. Periksa lagi! Atau aku akan memotong gajimu! " tegas Tio yang berdiri didepan sofa.

"I-itu... " dokter itu tersenyum kecut, lalu mau tak mau memeriksa Aira kembali.

"Bagaimana? "

"Tuan, lukanya tak seri-"

"Sudah kubilang, itu serius!!! " tegas Tio.

Melihat Tio dan dokter yang bertengkar masalah luka b*b1rnya, hanya bisa duduk sambil memakan snack di sofa.

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang