5

2.1K 38 0
                                    

Keesokan harinya.

"Nari! " Aira berlari kecil menghampiri Nari yang berada agak jauh dari mobil yang mengantarkannya tadi.

"Oy, jangan lari! Jatuh, baru tahu" cibir Nari.

"Hehehe," cengir Aira setelah langkahnya terhenti.

"Eh, ngomong-ngomong yang dimobil itu siapa? Liatin aku sinis banget. " tunjuk Nari dengan dagunya.

"Itu...siapa, ya.. Aku belum nanya namanya" cengir Aira malu-malu.

"Yeeee, kau pun! " Nari menepuk pelan pundak Aira.

"Heh! Jangan bangga, mentang-mentang diantar jemput sama kak Tio jadi sok! " ujar Ceril yang tiba-tiba muncul.

"Nar! Ke kelas, yuk! Bising disini" Ucap Aira sambil menutup kedua telinganya, dan Nari membalas itu dengan kekehan kecil.

Ceril berdecak "ck, awas aja lo. Gue balas perbuatan lo!! " setelah itu ia pergi.
*
"Eh, Ra! Besok hari rabu, kan? Aku pelupa soalnya. " tanya Nari, dan Aira mengangguk.

"Aira, maukah kamu menjadi pacarku? " seorang laki-laki berdiri sambil menyodorkan sebuah buket bunga berukuran sedang pada Aira.

Aira yang bingung memiringkan kepalanya.

Nari menyikut siku Aira "dia nembak lo tuh! Jangan diterima, dia buaya" bisiknya.

"Ma-maaf, kita ga kenal. Jadi... "  tolak Aira dengan segan.

"Kita bisa kenalan, itu gampang. Mau, kan? " tanya laki-laki itu lagi.

"Hem.... Ga deh.. Makasih kak! " Aira melambaikan tangan sambil berjalan melewati laki-laki itu. Nari pun mengikutinya dari belakang.

Laki-laki itu kesal, ia melemparkan buket nya ke sembarang arah, hingga bunganya jadi hancur.

"Aira, sok banget kamu. Liat aja nanti, kamu pokoknya harus jadi milikku! " batinnya.

Disisi Aira.

"Dia siapa,Nar?! " tanya Aira sambil duduk di bangkunya.

"Namanya, Aldo. Play boy sekolah" jawab Nari sambil duduk di bangkunya.

"Play boy?"

Nari mengangguk "ia, tukang mainin cewek"

"Oh... "

~istirahat~

"Aira, nih! " Ceril menghampiri Aira lalu melemparkan sebuah buku kemejanya.

"Buku? " tanya Aira bingung.

"Ia, buku. Anterin ini, ke kak Aldo. Aku minjem buku dia tapi mager" jawab Ceril dengan slay.

"Tapi, kenapa aku? Kan kamu yang minjem" ujar Aira tak Terima.

"Ck, gue ini anak kepala sekolah. Masih baru udah ngeyel" ketus Ceril.

Aira pun terpaksa bangkit dari kursinya.

"Kemana ini diantar? " tanya Aira kesal.

"Rooftop, dia disana! "

Aira segera keluar dari kelas, kakinya terhentak kesal.

Ceril menatap cinta yang berdiri diambang pintu lalu bersmirk. Nari melihat itu, ia tahu ada yang tidak beres. Tapi, dengan status beasiswa nya tak mungkin dia bisa melawan mereka.

~dirooftop~

"Kak Aldo. Ini aku, Aira. Aku disuruh Ceril bu-"

"Aaaa! "

Dia berteriak tiba-tiba. Pasalnya, seseorang mendorongnya hingga tersudut didinding.

"Hai, cantik. Lagi ngapain disini? " tanya Aldo dengan tampang yang begitu menjijikkan bagi Aira.

"Ja-jangan mendekat! Atau, atau, aku pukul kakak pakai buku ini" ancam Aira menggunakan buku tebal ditangannya.

Brukh!

Aldo dengan sigap menahan kedua tangan Aira diatas. Tangan yang satunya lagi, mencengkram dagu kecil Aira.

"Le-pas! " rontanya.

"Shttt, diam dong. Nanti ada yang dengar, trus mergokin kita yang lagi main" Aldo menggigit b*b1r bawahnya.

"Ma-main a-pa? Ini bu-kan main, na-manya! " Aira kesulitan berbicara, karena tangan Aldo yang kini beralih menangkup kedua pipinya dengan kasar.

"B*b1rmu, ini sangat s*xy. Apa sugar daddy mu sudah mencobanya? Hahaha, pasti aku orang yang pertama kali mencobanya! " kekeh Aldo dengan gila.

Aldo menggerakkan tangan kirinya, membuka satu persatu kancing baju gadis yang tengah ketakutan didepannya itu.

"Jangan-"

C*p

Dengan rakus Aldo menjelajah isi dalam m*lvt Aira. Sedangkan sang empu coba melawan, karena sulit bernafas.

Brakh!!

Pintu rooftop ditendang kuat. Membuat Aksi b*j4t Aldo terhenti.

"Apa yang kalian lakukan? " tanya Tio dingin.

Aldo menoleh ke Aira, tangannya membelai pipi gadis itu "apa lagi, jika tidak melakukan permainan pasangan"

Tangan Tio mengepal seketika " permainan pasangan? "Gumamnya kesal.

Brukh!!

Tanpa basa basi, Tio menendang Aldo hingga terbentur tembok pembatas. ia pingsan seketika.

Tio menatap Aira tajam.

" heeeeee! " Aira menangis, dengan cepat ia berlari memeluk Tio.

"Sudah jangan nangis" ucap Tio lembut, sambil membalas pelukan Aira.

"Aa~cowcweeeet" seru para bodyguard.

"Kalian!! " panggil Tio yang langsung membuat semua bodyguard menjadi gelagapan.

"Y-ya tuan!" tunduk mereka, hormat.

"Bereskan, dia! "

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang