12

1.2K 30 0
                                    

Aira bergeleng brutal.

"Lalu?! "

"Ya kan kakak marah sama pacar kakak, kenapa Aira yang dijauhin? " tanya Aira takut-takut.

Tio memijat batang hidungnya "serasa ingin ku bvnvh beneran, si bocah polos ini" batinnya.
Tio mendekati Aira lalu mencubit hidungnya "kau ini, selalu membuat darah ku mendidih"

"Aduh... Sakit" ucap Aira sambil memegangi hidungnya yang memerah.

"Dah, lanjutin makannya" ucap Tio seraya bangkit.

"Kakak mau kemana? "

"Mandi, mau ikut? " tanya Tio dengan smirk licik.

Aira menggeleng brutal.

Tio langsung berjalan menaiki anak tangga, sambil tersenyum tipis.

~malamnya~

Aira berjalan turun kebawah, matanya fokus pada Tio yang sedang duduk disofa ruang tamu dengan seorang pria.

Walau penasaran, ia tetap memilih untuk pergi kedapur. Karena tujuan utamanya adalah minum.

"Siapa tuh? Imut banget," tanya seorang pria pada Tio.

"Hem?" Tio tak menjawab, malah ia celingak celinguk mencari orang yang dimaksud temannya itu.

"Cewek lo?" Tanya pria itu lagi, tapi Tio hanya terkekeh kecil.

"Engga" jawab Tio.

"Bagi dong, biar buat gue aja" temannya tampak mempermainkan Tio. Namun, Tio tak menganggapnya serius.

"Berani bayar berapa?" Kekeh Tio.

"Berapa aja, sanggup gue mah!" Kekeh temannya.

"Haha, yakin?"

Aira yang melihat mereka sedang tertawa menghentikan langkahnya dan mengerutkan dahi. Ia bingung apa yang dibahas mereka sampai tertawa begini.

Tio menoleh, karena ekor matanya menangkap seseorang yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Kemarilah!" Ujar Tio pada Aira, membuat temannya ikut menoleh.

Aira pun mau mendatangi Tio. Saat sampai, dia dikagetkan dengan Tio yang tiba-tiba menariknya hingga jatuh kepangkuan pria itu.

"Woww, gue ga salah liat. Tumben bener lo giniin cewek. Biasanya dideketin aja langsung lo....." temannya menjeda ucapannya karena tiba-tiba Tio melontarkan sorot mata mem4t1kannya.

"Langsung diapain kak?" tanya Aira tiba-tiba, Tio pun semakin mempertajam tatapannya pada temannya itu. Membuat temannya jadi gelagapan sendiri.

"Em, em.. Itu, apa, adu...di jauhi, maksudnya" jawab temannya gugup.

"Oh.." Jawaban itu langsung dimengerti oleh Aira, walau ia tak percaya.

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang