8

1.6K 31 0
                                    

Tio melihat tak ada pergerakan lagi dari gadis didalam pelukannya. Ia menoleh "udah tidur ternyata" ucapnya pelan.

Ia menutup laptopnya, kemudian meletakkannya di nakas. Ia memiringkan badannya menghadap Aira, lalu memejamkan mata sambil memeluknya.

~paginya~

"Hem...? " Aira melenguh lelah, karena tidurnya terganggu oleh sinar matahari yang menyelinap masuk kedalam kamarnya.

"Kok berat, ya? " tanyanya tak percaya, pasalnya seperti ada yang menahan pinggangnya agar tak bergerak.

Aira melihat kebawah, sesuatu memeluknya erat didalam selimut. Dengan ragu ia menyingkap selimut dan dikagetkan dengan Tio yang menyembunyikan wajah di d4d4nya.

"Kak... Bangun dulu. Aku mau mandi, mau sekolah" ucap Aira sambil menggoyangkan tubuh Tio.

"Hem.... " Tio hanya melenguh kecil tanpa mengubah posisinya.

"Kak, Aira mau bangkit" ucapnya lagi.

Tio mendongak sedikit, lalu mengubah posisi ia dan Aira, menjadi Aira terlentang dibawahnya.

"Jangan berisik, aku masi ngantuk" ucap Tio, kemudian melanjutkan tidurnya diatas tubuh Aira.

"Tidur dikasur! Aku mau sekolah"

"Ga usah sekolah dulu. Aku ngantuk... " ujar Tio pelan.

"Kak... Ga bisa, aku baru sekolah. Kemarin juga pulang, padahal baru jam istirahat pertama"

"Diem, aja. Nanti aku yang izinin. Aku ngantuk, bener-bener ngantuk, ngantuk berat" ucap Tio pelan.

"Hih! Bangkit! Risih tahu! " ketus Aira sambil berusaha memindahkan tubuh besar Tio dari dirinya.

"Aku ga tidur semalaman, aku ngaaantuuuk" lirih Tio, membuat Aira bungkam sejenak.

"..... Ya, siapa suruh ga tidur. " ketuanya lagi.

"Aku ga tidur beberapa hari ini, aku beneran ngantuk. " lirih Tio, sambil mendusel-duselkan hidung mancung nya di ceruk leher Aira.

"Ya tidur dikasur, jangan gini. Risih! "

Tok! Tok!

"Tuan muda, nyonya muda datang berkunjung! "

Suara itu membuat Aira menoleh, dengan cepat.

"Nyonya muda? " tanyanya pelan.

Brukh!!

Entah apa yang terjadi, Tio terjatuh dari atas tubuh Aira hingga ke lantai. Membuat pria itu berdecak kesal, lalu berlari secepat mungkin keluar. Meninggalkan Aira yang bingung dengan apa yang ia lihat.

"Ck! Nyebelin banget, ganggu aja! " decak nya kesal.

Dahi Aira berkerut, ia handak bangkit.

"Diem!! Jangan bergerak! Balik tidur! " ujar Tio.

Aira pun hanya bisa melengos kesal sambil berbaring kembali, tatapan Tio yang tajam sungguh membuatnya bungkam dan tak ingin membantah.

"Emang ga ada udelnya! Dateng jam segini cuma mau iseng doang! " gumam Tio sambil melihat jam tangannya.

"Kenapa--"

"Diem!! Aku suruh diem! Jangan buka suara! " ujar Tio, membuat Aira terdiam seketika.

"Entah ngapain dia datang kesini. Ga tahu orang lagi badmood, apa? Ga pernah biarin aku bahagia, pasti selalu aja, diisengin. Dia kira aku anak kecil. Dateng sikit pasti jewer. Ah! Ancur image ku kalau gini! " cibir Tio sambil duduk ditepi kasur.

"Kak... " panggil Aira, membuat Tio menoleh.

"Hem? "

"Kena-"

"Aku tadi bilang apa? Diem, kan!!! Sibuk kali. Ga jelas juga. Udah pusing, malah tambah pusing. Ish! Kalau bisa ku b4c0k dia!! "

Mendengar itu, Aira tertegun seketika. Ia kira yang akan di b4c0k oleh Tio adalah dirinya, karena sudah mengganggu Tio.

"Ku cabuti, 0rg4nya"

"Ku ambil matanya"

"Bila perlu ku bvnvh aja sekalian! "

Deg!

Jantung Aira berdegup kencang, saat mendengar kata 'bvnvh' dari mulut Tio. Seperti nyata, jika pria itu yang berbicara.

"Haih! Pusing" Tio mengacak rambutnya, lalu berbalik dan berbaring miring menghadap Aira.

Namun, Tio dikagetkan dengan mata Aira yang sudah berair dengan dahi yang berkerut.

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang