11

1.2K 27 0
                                    


~dirumah~

"Bi, kenapa sepi? " tanya Aira yang baru saja melangkah memasuki rumah.

"Tuan dan seluruh bodyguard sedang pergi, non" jawab Maid yang sedang sibuk kesana kemari memindahkan beberapa pelastik berisi sayuran.

Aira meletakkan tasnya dimeja sofa ruang tamu, lalu berjalan menuju maid itu.

"Bi, sini Aira bantuin. " ucap Aira sambil ikut mengangkat sebuah plastik.

"Eh.. Jangan, non. Biar saya aja. Ini berat non" maid itu panik.

Aira pun meletakkan kembali plastik yang ia pegang. Matanya tertuju pada plastik yang paling kecil. "Bi, aku yang ini, ya. Kakak itu kan belum pulang." Tunjuknya.

Maid itupun terpaksa mengangguk "yaudah, non angkat yang itu aja"
*
Aira kini duduk dilantai sambil memakan sepotong cake di meja sofa, ditemani segelas susu coklat.

"Bi, kakak lama lagi pulangnya? " tanyanya sambil mengunyah makanan.

"Hem, seharusnya sekarang sudah sampai, non" ucap maid yang sedang memasak didapur.

Tin! Tin!

"Sepertinya itu mereka" pikir maid itu.

Kriett!

Pintu Bergernyit saat dua bodyguard mendorong pintu besar itu.

Aira fokus memakan kuenya, tanpa sadar Tio sudah berjalan masuk.

Tio berhenti didepan Aira, menatap gadis itu dengan datar.

"Hem... Kenapa duduk dilantai? " tanyanya.

Aira mendongak, matanya menatap Tio bisaa saja. "Mau? " ucapnya sambil menunjuk cakenya.

"Ngapain duduk dilantai? " tanya Tio dengan nada penuh tekanan.

Aira menunduk takut "susah kalau disofa, lagian.. Disini enak, dingin"

"Hem.. " Tio berdeham lalu duduk dengan lelah di sofa. Namun, matanya tak terlepas dari Aira.

Sementara Aira memakan cakenya dengan ragu-ragu.

"Kak.. "

"Hem? "

"Kakak, masi marah? " tanya Aira.

Alis Tio naik sebelah.

"Apa kakak marah karena kak Joni? " tanya Aira lagi.

Kali ini dahi Tio berkerut.

"Apa... Kakak beneran cemburu, gaya yang dikatain Nari? "

Tio tersenyum miring "peka juga siNari itu" gumamnya.

Aira terkejut mendengar gumaman Tio. "Jadi, kakak beneran cemburu? "

Tio bersmirk kearah Aira "kenapa? Ga senang?! "

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang