24

873 18 0
                                    

[Malamnya]

"Devan.... Kakak.. Kalian dimana? Kok sepi banget? " tanya Aira yang sedang celingukan di ruang tamu yang begitu sepi. Bahkan satu maid pun tidak ada.

"Apa udah tidur?" Pikirnya sambil mengetuk dagunya.

"Ga mungkin, kamar kakak ga idup lampu-"

Ceklek!!

Suara pintu terbuka, membuat Aira terkejut dan lekas menoleh.

"Houis! Kaget gue" ujarnya dengan kesal.

Devan, dia berjalan masuk dengan lemas, sempoyongan. Penuh lvk4 dan beberapa bagian baju yang robek. Aira yang melihat itu, hanya berdiam diri dengan mata menyipit.

"Apa?! Lo ga liat, gue lvk4 gini?! Ga ada niatan, buat bantu obatin gitu?!" Nyinyir Devan tiba-tiba.

Aira langsung bercengir kuda, berlari dan memapah Devan menuju sopan.

"Ouch!!" Rintih Devan karena lvk4 di sikunya disenggol oleh Aira.

"Lo emangnya dari mana sih?! Kok lvk4 begini?! Habis gulet, sama macan apa?! Banyak bet lvk4 cakaran" protes Aira dengan menunjuk segala sisi lvk4 Devan.

"Ini lvk4 s4y4t4n, b3g0!"

Krakh!!

Aira menutup matanya spontan karena Devan tiba-tiba merobek bajunya sendiri, hingga bert3l4nj4ng d4d4.

"Weh! Lo ga liat, gue masih disini"

"B0d0 4m4t, ambilin p3k"

Aira pun menurunkan tangannya, sudut b1b1rnya berkedut sebentar "lo abis t4vr4n, apa gimana sih! Banyak bet, nih lvk4"

"Mana gue, ga pande ngobatin lvi4 lagi"

"Ck, gue bilang ambilin kotak p3k, bukan suruh obatin-"

Ceklek!!

Suara pintu kembali dibuka, membuat Aira terkejut lagi. Dengan kesal ia berbalik.

"Apa yang kalian lakukan?!" Tanya Tio yang sedang berdiri diambang pintu.

"E-e, ini, tadi dia luka, jadi Aira mau bantuin"

"Tidur!! Ini udah larut! Kenapa belum tidur?! Masih mau sekolah, kan?" Tegas Tio, membuat Aira dengan polosnya berjalan menuju tangga dan disusul oleh nya.

Devan menatap tajam punggung Tio yang semakin jauh darinya. Matanya menatap tajam, saaat Tio masuk keruangan yang sama dengan Aira.

Tangannya meraih ponsel yang ada dimeja lalu menelepon seseorang.

[Disisi Aira]

"Kak, kakak ngapain?" Tanya Aira, pada Tio yang berdiri didepan pintu kamar yang sudah ditutup.

"Ngapain? Harusnya saya yang bilang ngapain kamu Deket-deket dia? Trus kenapa dia ga pakai baju? "

"Tadi kita-" ucapan Aira terpotong, karena Tio berjalan mendekat kearahnya, membuat Aira reflek mundur.

Saat Aira sudah terpojok didinding kamar. Tio mengunci pergerakannya dengan tangan. Wajahnya Tio berada dekat dengan Aira, membuat gadis itu jadi canggung sendiri.

Matanya melotot, saat Tio tiba-tiba membuka satu persatu kancing bajunya, didepan Aira. Sehingga....

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang