22

907 18 0
                                    

~disisi Aira~

"Huah... Ngantuk. Rumah kakak masih jauh" ucap Aira sambil berjalan malas di tepi jalan.

"Kenapa kakak ga ada inisiatif sih, buat jemput?"

Langkahnya langsung terhenti. Begitu melihat ada dua orang remaja laki-laki yang asing baginya. Mereka Menatap kearahnya dengan tatapan menakutkan.

"Lo anak kelas 10b, kan? Haha, sekelas sama Sesil. Ga nyangka, ternyata lebih cantik dari pada di poto" ucap salah satu dari mereka.

Aira reflek mengundur langkahnya, karena takut dengan tampang seperti pr3man mereka.

"Jangan takut~ lo kan mau pulang, gimana kalau kita yang anter?" sahut temannya yang satu lagi.

"Jangan, deket-deket!" peringkat Aira.

"Uluh.. Kenapa? Kita main bentar kok. Ga sakit. Palingan lo cuma ngalamin depresi singkat aja" alis laki-laki itu menaik sebelah.

Aira melirik kebawah kakinya dan lekas mengambil sebuah batu berukuran kecil.

"Jangan deket! Atau aku lempar pakai batu!" ancamnya.

"Eith! Batu kerikil gaya gitu ga bisa nyakitin kita, cantik" laki-laki itu tanpa ragu mendekat, bahkan mencekal tangan Aira. Rasa puas ia dapatkan karena Aira terlihat begitu ketakutan.

"Lepas!! Jangan deket-deket" ronta Aira. Namun, tenaganya tak bisa menyamai kekuatan laki-laki itu.

"Haha, cantik, mulus lagi!" temannya yang satu lagi ikut memegangi tangan Aira. Tatapan, dan tawa mereka membuat Aira bertambah gemetaran.

"Shutt!! Diem, ya.. Jangan berisik. Nanti pada nanya kita ngapain" ujar laki-laki itu sambil membungkam mulut Aira dengan tangannya.

"Hahaha, gue duluan-"

Brukh!!

Salah satu laki-laki itu, sudah mengerucutkan b1b1rnya untuk menyambar leher Aira. Namun, entah apa yang terjadi, laki-laki itu tiba-tiba terjatuh diikuti dengan suara tendangan bertubi-tubi.

Saat berbalik, Aira melihat Tio yang sedang menatapnya kesal. Sedangkan laki-laki satu lagi sudah terkapar dan yang satu lagi langsung lari.

"Kakak!!" Aira lekas berlari dan langsung memeluk Tio.

"Ck, ini akibatnya. Jika kau melanggar aturan. Ini karma" ujar Tio dingin, tapi menanggapi pelukan itu.

"Maaf.. Aku jera. Ga mau lagi. Aku.. Cuma bosen. Aku kira ga ada yang terjadi. Karena dulu udah sering pergi. Ternyata... "

Tio semakin menatapnya tajam "jadi, kau sering pergi-pergi seperti ini?"

Aira mengangguk pelan, sambil menyembunyikan wajahnya didada bidang Tio.

"Bocah ini, benar-benar sulit ditebak" batin Tio tak menyangka.

"Yasudah, ayo pulang. Jangan ulangi lagi" peringat Tio.

"Kak.. Boleh minta gendong? Kaki aku, gemetaran.." pintar Aira dengan suara yang bergetar.

Tio menatap laki-laki yang masih tergeletak itu, lalu menggendong Aira masuk ke mobilnya.

"Bawa laki-laki itu, dan cari yang kabur tadi" ujar Tio dingin.

"Aku kira... Tuan muda mau keluar karena alasan lain. Ternyata... Mau mantau keadaan nona muda. Gengsi sekali, tuan ku ini" batin supirnya.

"Jalan!!" sentak Tio, dan mobil itu langsung melaju.

"Kak... Maafin Aira, ya.." lirih Aira yang kini dipangku oleh Tio di mobil.

"Hem..."

Aira mencengkram erat lengan baju Tio, membuat pria itu lekas menoleh dan memperhatikan kondisi gadisnya itu.

~dirumah~

Tio menatap Aira penuh curiga. Gadis itu terus melamun sedari tadi. Wajahnya murung. Dan sering bergeleng-geleng kepala.

"Ada apa?" tanya Tio dengan suara bariton nya.

Aira diam sejenak, lalu bergeleng.

"Kau tidak makan?" tanya Tio.

"Engga, tadi udah makan" jawab Aira pelan.

~malamnya~

Ceklek!

Tio berjalan, memasuki kamar Aira dengan tatapan datar.

Tak!!

Laptop yang ia bawa terjatuh. Matanya membeliak, saat melihat seorang gadis tergeletak dilantai. Sepertinya pingsan.

Dia berlari dan menghampiri Aira yang pingsan dan mengecek suhu tubuhnya. Dia segera meraup wajah kasar, begitu mendapati suhu tubuh Aira begitu hangat. Pertanda gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

Namun, dia segera berpaling, begitu melihat bercak merah di bagian belakang dress Aira. Pipinya merona sekilas lalu hilang karena teringat bahwa Aira sekarang sedang pingsan.

Dengan hati-hati pria itu menggendong Aira ke kasur.

"PANGGIL DOKTER WANITA SEGERA!!!" teriaknya keras, hingga para bodyguard diluar langsung peka, akan situasi didalam. Dengan cepat bergegas menelepon seseorang.

GADIS POLOS MILIK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang