XV END

308 20 10
                                    












Teriknya matahari seakan menembus kaca mobil yang Haruto gunakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Teriknya matahari seakan menembus kaca mobil yang Haruto gunakan. Dengan tangan kanannya yang memegang setir mobil dan tangan kiri memegang sandwich sebagai pengganjal perutnya. Ia tidak sempat untuk sekedar makan karena sejak pagi tadi bergulat dengan berbagai urusan perusahaannya.

Walaupun dengan kecepatan yang relatif pelan Haruto akhirnya sampai di tujuannya. Rumah sakit milik keluarganya yang hampir setiap hari ia singgahi selama beberapa bulan ini. Bahkan Haruto sengaja meninggalkan beberapa barang dan bajunya di salah satu ruang VIP disana seakan kamar itu adalah rumah keduanya.

Haruto tiba diruangan yang sudah Haruto hapal setiap sudutnya. Setelah meletakkan berbagai barang bawaannya disofa, Haruto baru berjalan kesebuah ranjang yang ada ditengah ruangan itu. Dengan pelan, Haruto mendudukkan dirinya disisi ranjang agar tidak menggangu seseorang yang masih nyaman terbaring disana selama hampir empat bulan ini.

Haruto meraih tangan yang terasa semakin kurus dan terlihat beberapa bekas luka disana. Haruto menjatuhkan kepalanya, menyandarkan kepalanya diatas tangan yg kini ia genggam.

Dengan memejamkan matanya Haruto memutuskan untuk beristirahat sebentar sebelum ia kembali harus berurusan dengan tumpukan berkas yang menantinya.

Terasa baru saja Haruto memejamkan matanya, tiba-tiba Haruto merasa sebuah tangan mengusap kepalanya. Haruto mengangkat kepalanya dan kesadarannya seolah langsung terkumpul saat melihat Jeongwoo yang sudah membuka matanya dan menatapnya.

"Jeong... woo.... hikss," Haruto langsung bangkit dan memeluk tubuh Haruto yang masih terlihat lemas. Air matanya yang sudah lama tidak menetes kini mengalir deras dengan isakan yang memenuhi ruangan yang sebelumnya sunyi itu.







Haruto berdiri tak jauh dari kasur Jeongwoo ditemani oleh mamanya yang senantiasa memberikan usapan lembut di punggung anaknya yang masih sesegukan menahan tangisnya yang baru berhenti. Beberapa perawat dan dokter tengah memeriksa keadaan Jeongwoo yang baru saja bangun, Jeongwoo belum bisa bergerak banyak bahkan belum bisa mengeluarkan suaranya dengan baik.



Ruangan yang biasanya sepi itu perlahan mulai ramai saat satu persatu orang datang saat mengetahui Jeongwoo yang sudah sadar. Hingga dua orang terakhir memasuki ruang rawat Jeongwoo membuat semua orang disana menatap ke arah Jaehyuk yang datang bersama Asahi dan ayahnya. Jeongwoo sedikit bingung saat melihat perut Asahi yang sedikit membesar dari biasanya.

Memisahkan diri dari Jaehyuk dan ayahnya, Asahi lebih memilih untuk duduk disofa disamping Dobby, jujur saja berjalan cukup jauh dari parkiran cukup membuat pamil yang satu ini kecapean.

"Udah berapa bulan deh kak?" Tanya Dobby menatap Asahi yang duduk bersandar membuat perut buncitnya terlihat cukup jelas.

"5 bulan, capek banget gue bawa ginian. Mana masih 4 bulan lagi." keluh Asahi sambil mengusap perutnya.

SIDEs || JEONGHARU ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang