IV

658 59 0
                                    


















Hi! I'm back! Happy reading all jangan lupa vote and leave some comment yaa! ❤️

Hi! I'm back! Happy reading all jangan lupa vote and leave some comment yaa! ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Disebuah ruangan dilantai teratas sebuah gedung pencakar langit ditengah kota itu, Haruto duduk dengan beberapa tumpuk kertas didepannya. Ruangannya adalah satu satunya ruangan yang masih menyala di gedung ini, hampir setiap harinya Haruto habiskan dengan lembur dikantor seperti ini.

Ia sangat fokus pada kertas didepannya hingga pintu ruangannya terbuka menampilkan sepupunya yang membawa sesuatu yang ia yakini makanan untuknya.

"Lo gak takut cepet mati to kerja mulu?" ucap Asahi lalu meletakkan paper bag dimeja Haruto.

Haruto mengambil paper bag itu dan duduk disamping Asahi yang sudah lebih dulu duduk di sofa ruangannya. Ia harus segera memakan makanan itu sebelum Asahi memukulinya karena terlalu fokus bekerja.

Asahi sempat mengambil beberapa map di meja Haruto tadi dan membawanya ke sofa, setelah membuka kotak makan Haruto memilih duduk dilantai dan membiarkan sepupunya itu meletakkan jejeran kertas ditempat duduknya tadi.

Dengan lahap Haruto menyantap makanan yang Asahi bawa sementara Asahi tengah fokus membaca isi map untuk membantu sedikit pekerjaan Haruto.

"Lu udah tau belum soal Dobby?"

Haruto mengganguk sambil mengunyah makanannya. Setelah berhasil menelan makanan dimulutnya, Haruto menatap Asahi. "Kenapa? Lu mau nyusul ke sana?" tanya Haruto. Pertanyaan itu membuat Asahi melirik ke arah Haruto.

"Gue cuma nanya ya," Asahi mencoba mengembalikan fokusnya.

"Gak kangen Bang Jaehyuk?"

Pertanyaan Haruto itu berhasil membuyarkan fokus Asahi sebelumnya, "Udah dua tahun lu gak ngasih kabar sama dia, dia pasti nungguin lu," lanjut Haruto lalu meneruskan kegiatan makannya.

"Dia pasti udah punya pacar baru disana."

Haruto mengembuskan nafasnya kasar, ia meletakkan sendok ditangannya dan sedikit menggeser duduknya mendongak menatap Asahi yang duduk di sofa. "Gua paham lu masih sering kambuh dan belum sepenuhnya, meskipun dengan mutus komunikasi atau hubungan lu sama bang Jaehyuk semuanya sama aja bang, lu sendiri yg bilang mental lu gak bakal sembuh. Tapi senggaknya lu punya bang Jaehyuk yang bisa jadi sandaran lu."

Asahi mendiamkan Haruto, ia tidak tau harus menjawab apa dan ia takut ia akan menangis jika membuka mulutnya. Haruto yang tidak mendapatkan respon apapun dari Asahi memilih melanjutkan makannya.

Asahi sudah pergi sekitar sepuluh menit yang lalu setelah makan, Asahi membantu Haruto mengerjakan beberapa pekerjaannya kemudian pulang karena hari yang semakin malam.

SIDEs || JEONGHARU ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang