Meet two people full of ambition
🍓🍓🍓
Ambisi Fleurine benar-benar telah binasa, sedikit pun ia tak berusaha bangkit, ia membiarkan keputusasaan menjeratnya, yang ia lakukan sekarang hanya melanjutkan napas, tidur, melamun, dan makan di ruangan itu dibantu pelayan bernama Margaret sampai tak sadar entah sejak kapan perutnya mulai menonjol.
Fleurine seketika lupa cara bertarung, ia lupa pelatihan sebagai assassin, lupa jati dirinya sebagai Astmargo. Karena sejatinya ia hanyalah gadis lemah, yang rentan tersesat, yang mudah salah paham dan gampang diperbudak dendam.
Ia terlalu membenci kerajaan tempatnya lahir padahal kerajaan punya maksud tertentu mengasingkannya. Kesalahpahamannya malah membuatnya semakin tersesat, ia tak hanya harus menanggung beban sebagai Klan Fleury, tetapi juga sebagai Smeraldo.
Dua hal yang sangat ajaib dan didambakan banyak orang hingga nyawanya jadi incaran.
Inilah takdirnya, Fleurine menghela napas berat, tangannya yang awalnya mengelus perutnya kini berpindah mengusap pundak nya, tepatnya pada tanda identitasnya sebagai Astmargo. Tato Aster. Jika diingat-ingat lagi, ia juga bukan hanya membawa takdir klan Fleury dan Smeraldo, tapi takdirnya juga terikat oleh perjanjian Astmargo.
Ahh, kesalahpahamannya benar-benar memperburuk hidupnya. Tapi Fleurine tak menangis, sebab terlampau putus asa, benar-benar putus asa, tak ada lagi gairah untuknya berusaha menyelamatkan diri. Pandangannya total gelap.
"Jangan terlalu stres, kau harus melahirkan Smeraldo dalam keadaan sehat," itu adalah penuturan dari Ratu Jeanne, tak terdengar perhatian atau mencemaskan Fleurine, tentu saja Jeanne punya maksud tertentu pada janin di perut Fleurine.
Dan Fleurine tak bersemangat untuk membalas segala ejekkan Jeanne. Biarkan saja, untuk apa pula ia membela hidupnya.
Ia tak punya perlawanan setiap kali Jeanne mengunjunginya. Ya, Jeanne rutin datang hanya sekedar memastikan Fleurine tak melakukan apa pun pada Smeraldo murni. Smeraldo yang sangat Jeanne butuhkan, sebab Smeraldo murni akan membawa banyak keajaiban serta kekuatan untuknya berkuasa.
"Jangan terlalu dipikirkan," Jeanne mengusap pucuk kepala Fleurine, sentuhannya tak menyalurkan efeksi apa pun bagi Fleurine. "Aku tak berharap kau mati setelah kau melahirkan Smeraldo, tapi aku tak bisa jamin kau akan selamat dari ikatan Astmargo ..." Lirihnya tersenyum kecil, menyentuh tato Fleurine sejenak lantas pergi.
Setiap kedatangan Jeanne dan setiap Jeanne melangkah keluar, maka satu persen dari alasan Fleurine hidup akan musnah, satu persatu luruh sampai Fleurine benar-benar kosong melompong dan benar-benar menantikan maut.
Fleurine sudah siap akan itu. Tapi agaknya takdir tak mengizinkan untuk berjalan mulus. Selama masih bernapas, maka masih ada tugas.
Itu bermula pada malam kelabu tatkaa Fleurine terbangun tiba-tiba tengah malam dan ia melihat seluit misterius dengan pendar biru muncul di pojok ruangan.
"Aku Hercourt, pergilah ke Barat hutan Spoeki dan temui aku ...."
Suara serak seorang pria bergema, berulang-ulang seolah mengguncang cuping Fleurine, lalu sosok biru gelap itu perlahan-lahan memudar ditelan dinding seolah-olah hanya itulah pesan yang hendak disampaikan.
Mata Fleurine mengerjap-erjap, ingin bangkit guna memastikan penglihatan kala ia merasa tersentak dan terbangun dari ranjang, napasnya sedikit tersengal dan barulah Fleurine menyadari tadi hanya mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smeraldo
FanfictionBerawal dari temuan kamera usang yang kemudian menyeret Soojin ke hutan asing, ia dibuat tersesat bersama pujaan hatinya. Lalu di sana ia menemukan fakta baru bahwa di dunia atau dimensi mana pun ia bernapas dan diciptakan, ia hidup hanya untuk sela...