27. New Determination

107 19 7
                                    

🍓🍓🍓

Pria normal mana yang tak hanyut jika nafsunya telanjur dimanjakan, itulah yang Taehyung alami, meski separuh jiwanya masih ada, ia cukup menikmati bagaimana jiwa Velian merasukinya.

Soojin pun tak munafik, kenyamanan dan rasa enak di dunia memang begitu candu namun mengundang dosa. Jadi dengan separuh kewarasan yang nyaris tanggal, Soojin refleks mendorong dada Taehyung, membuat tautan bibir mereka terputus. Taehyung terkejut dengan napas memburu, tatapan gelapnya perlahan pudar.

Soojin membuang muka, rasa kejut ini bak batu yang menghantam kepala mereka hingga mereka kembali ke permukaan alam sadar. Dada Soojin mendadak sesak, ia berusaha memendam kepedihannya dengan segera berbalik, cepat-cepat pergi dari tempat itu.

"Soojin!" Taehyung yang berjuang mengais kesadaran buru-buru mengejar Soojin yang telah menceburkan diri ke danau.

Taehyung langsung mengikuti Soojin yang tampak berenang tergesa-gesa ke arah tepian seberang danau, yaitu tempat bajunya terkulai di tanah, sesampainya di sana, Soojin terburu-buru mengenakan pakaiannya kembali, gesturnya tampak gugup sekali, kelimpungan kala memasang baju, tubuhnya gemetaran menahan gejolak malu, Soojin menyesal, sungguh.

"Ahn Soojin!" Taehyung baru sampai di tepian, lalu cepat-cepat mengenakan celana dan bajunya, apalagi melihat Soojin yang melengos pergi meninggalkannya.

Setelah busana terpasang, Taehyung bergegas menyusul Soojin, "Soojin!" Yang dipanggil tak menoleh, malah jalannya kian cepat, "Soojin, aku tak bermaksud ..." Masih diabaikan, Taehyung jadi geram, jadi ia segera meraup tangan Soojin, menarik Soojin tanpa aba-aba agar menoleh padanya.

Tapi betapa kagetnya Taehyung mendapati air mata menganak di pelupuk mata Soojin, Taehyung sontak terdiam seolah ada balok kayu yang memukul kepalanya, perlahan-lahan Taehyung menurunkan ekspresi nya, "Maafkan aku, Soojin ..." Taehyung melepas tangan Soojin sembari menunduk penuh rasa bersalah, "Maaf telah melecehkanmu."

Dada Soojin naik turun akibat dentuman amarah, rasanya campur aduk, tapi Soojin tak ingin egois, ia juga salah di sini, dan Taehyung hanya terpengaruh jiwa Velian. "Mari segera kembali ..." Lirih Soojin sengaja mengalihkan, menyeka setitik air mata lantas berbalik, melanjutkan langkah diiringi Taehyung.

Dalam perjalan mereka saling diam, menyadari kesalahan dan rasa malu masing-masing.

Mereka hampir sampai di rumah kayu, dari kejauhan mereka melihat si kakek yang mondar-mandir di teras dan berwajah cemas.

Barulah raut tegang Hercourt pudar usai matanya menangkap presensi Taehyung dan Soojin dari kejauhan.

Dengan gusar Hercourt menunggu Taehyung dan Soojin berjalan sampai ke teras, kemudian Hercourt mencecar mereka dengan pertanyaan yang terselubung cemas, "Kenapa lama sekali? Apa yang kalian lakukan? Membuatku khawatir saja!"

Reflek Taehyung dan Soojin saling adu pandang, dan sejurus kemudian sama-sama membuang muka.

"Tidak apa-apa, Kakek! Kami hanya hmmㅡ" Taehyung berupaya memutar otak, "Ahh! Kau sangat benar, Kakek! Setelah ke danau bersama-sama, kami benar-benar menemukan pencerahan." Untungnya kepala pintar Taehyung langsung mendapatkan pengalihan yang bagus.

"Benarkah?" Raut Hercourt berubah cerah. Sedangkan Soojin melirik Taehyung ragu-ragu. Masih ada rasa malu sekaligus kagum dengan sikap Taehyung yang sangat pandai menyesuaikan situasi.

Taehyung mengangguk yakin, "Tapi mula-mula aku ingin bertanya dulu."

Hercourt mengangguk berkali-kali, "Masuk dulu, kita makan bersama, nanti makanannya keburu dingin. Kita bahas setelah makan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SmeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang