The Peak Of All Peaks
🍓🍓🍓
Suara derap kaki kuda menggema di hutan hening itu, helaan napas dari mulut Velian pun terdengar jelas, pupil Velian lurus ke arah pepohonan lebat yang dilalui. Sekarang Velian dalam perjalanan kembali ke Vanlycon, tugasnya di Dewtexia telah usai, tinggal menunggu keputusan Dewtexia.
Mata Velian masih terpaku pada pemandangan luar jendela kereta, mendadak teringat perempuan berpedang yang menyelamatkan bayi harimau. Sekarang ia melintasi lokasi yang sama, dan di tempat perkara sudah tak tampak lagi jasad ibu harimau. Entah siapa yang membawa atau dimakan binatang lain?
Tinggal beberapa meter lagi Velian akan sampai ke negerinya. Helaan berkali-kali terembus seolah ada banyak beban yang menggumpal di rongga dada. Velian memejamkan mata sejenak, teringat Jeanne yang punya penyakit, juga teringat Ayahnya yang hilang tiada kabar sampai detik ini.
Velian tak manampik rasa bencinya terhadap sang Ayah, tapi tetap saja, pasti masih ada sebersit perasaan sayangnya terhadap Victor, apalagi jika mengingat hanya Victor yang mengurusnya selama ini tanpa figur seorang istri, sedari kecil Velian tak tahu rupa Ibunya. Kata Victor, Ibunya meninggal sesaat ia lahir.
Perselisihannya dengan sang Ayah bukan bermuara pada sistem pemerintahan saja, tapi juga Velian jengkel sekali karena selama 18 tahun ia hidup, Victor benar-benar bungkam tentang Smeraldo yang aktif di jiwanya. Velian mungkin takkan mengetahui Smeraldo sampai mati jika Ayah Jeanne tak memberitahunya keajaiban yang ada di dirinya.
Entah karena alasan apa Victor merahasiakan Smeraldo, intinya sejak Velian mengetahui adanya Smeraldo, ia belajar mengendalikan dan menguasai Smeraldo. Velian tak butuh banyak waktu untuk memahami fungsi-fungsi Smeraldo, ia gunakan keajaiban itu untuk menolong sesama termasuk untuk kesejahteraan rakyat Vanlycon, tidak ingin disalahgunakan ke hal-hal negatif.
Meski sempat terlintas di pikirannya ... kenapa tak Smeraldo miliknya saja yang digunakan untuk menyembuhkan Jeanne? Ia pernah mengusulkan demikian sebab Velian masih punya nurani yang takkan sekejam itu mengorbankan nyawa orang lain.
Tapi Jeanne berkata, "Untuk apa aku sembuh jika kemudian kau mati? Lebih baik aku mati juga."
Cinta memang rumit, bukan?
Dan cinta ini menggiringnya untuk jadi jahat dan licik.
Sesampainya di Vanlycon, Velian langsung menerima kabar tentang bayi harimau dari pengawalㅡyang ia perintahkan membawa harimau ke tabib, kini kondisi bayi harimau membaik dan mulai berkembang.
Alih-alih langsung istirahat dari perjalanan panjang, Velian lebih memilih menjenguk si bayi harimau untuk memastikan secara langsung. Memang benar, bayi harimau terlihat membaik dan sudah bersih, di matanya bayi harimau itu sangat menggemaskan, apalagi bayi harimau itu menggeliat manja saat dia belai, lucu sekali. Entah kenapa dorongan ingin memelihara bayi harimau mendadak muncul begitu saja, dan akhirnya Velian memberi nama Taeger pada sang bayi harimau.
"Kau ingat rencana kita?"
Kau tahu bagaimana lelahnya pulang bekerja dan baru sampai di kamar langsung ditanyai hal-hal pribadi oleh sang istri? Rasanya tak keruan!
Velian melepas jubah Raja nya sembari menyahut tak bergairah, "Kita hanya tingga menunggu keputusan pihak Dewtexia."
Jeanne tersenyum manis, segera menggandeng Velian mesra seolah tak tahu-menahu tentang letih yang memecut raga Velian, "Aku sudah menemukannya ..." Imbuh Jeanne sembari mengendus-endus ceruk leher Velian yang penuh maskulinitas.
"Klan Fleury?" Velian dengan tangkas menangkap maksud Jeanne. Sebab jauh-jauh hari mereka sudah sepakat, di saat ia bertugas merayu kepercayaan Dewtexia, Jeanne juga punya misi mencari salah satu klan Fleury untuk memuluskan rencana mereka mendapatkan Smeraldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smeraldo
FanficBerawal dari temuan kamera usang yang kemudian menyeret Soojin ke hutan asing, ia dibuat tersesat bersama pujaan hatinya. Lalu di sana ia menemukan fakta baru bahwa di dunia atau dimensi mana pun ia bernapas dan diciptakan, ia hidup hanya untuk sela...