SMERALDO V

143 25 21
                                    

!!!

Bad Fate

🍓🍓🍓

Tetesan air hujan mengalir mulus di pedang runcing nan tajam milik Raja Velian, sudah siap memenggal leher Fleurine, tapi sebelum Velian menekan pedangnya lebih kuat, Jeanne tiba-tiba berteriak dari belakang.

"Jangan membunuhnya, Raja!"

Pedang tertahan, rahang Velian mengeras menahan murka. Jeanne berlari ke depan Velian dengan napas terengah-engah, gaun merah serta rambut indahnya basah kuyup, pelan-pelan Jeanne menahan tangan Velian agar menurunkan pedang dari leher Fleurine.

"Putri Sheena sudah mati, Smeraldo berpindah daksa, jika kau membunuh Fleurine, kita akan benar-benar kehilangan Smeraldo!"

Mau tak mau Velian mengembalikan pedangnya ke balik jubah Raja dengan sisa-sisa amarah, Velian sama sekali tidak melepas Fleurine dari dekapan kencangnya, Fleurine pun hanya diam, tak berontak seperti biasanya, bukan karena lemah melainkan rasa syok yang masih mengeroyok jiwanya.

"Aku melakukan kesalahan dengan memercayai Fleurine, faktanya dia adalah warga Dewtexia yang tentu saja akan memutar otak sedemikian rupa untuk menolong Putri Sheena ..." Jeanne melirik Fleurine dengan tatapan memusuhi, "Benar 'kan, Fleurine?"

Fleurine tak menyahut, tatapannya masih nanar, semua bayang-bayang gelap seolah bergerilya di kepalanya, meluluhlantakkan cara berpikirnya. Tentang Sheena, tentang Dewtexia, tentang alasan Raja dan Ratu mengasingkannya, tentang pilihan Ayah dan Ibunya, ia benar-benar telah salah paham dan dipengaruhi dendam begitu hebat. Akibat dendam ia harus terperosok pada masalah yang lebih merepotkan, yaitu membawa Smeraldo. Dengan adanya Smeraldo, ia akan menjadi lebih sial melebihi membawa takdir klan Fleury.

Kenapa takdirnya tak pernah beruntung?

Tapi Ibunya dan Sheena sangat mempercayainya.

"Jadi bagaimana, Fleurine ... lebih memilih menyerahkan Smeraldo secara sukarela atau kuambil secara pakㅡ"

"Dasar jalang!" Dalam hitungan detik yang tak terteka, Fleurine menepis tangan Velian lalu mengayunkan Wers nya secepat kilat ke arah Jeanne. Waktu untuk Jeanne menghindar begitu minim, Wers keburu berhasil menyayat kulit lehernya hingga menyemburkan darah, bahkan sebagian rambut Jeanne terpotong.

"Argh!" Jeanne meringis sembari memegang lehernya yang perih, darah terus merembes dari sela-sela jemari, untungnya tak langsung mengenai urat nadi.

"Jeanne!" Tentu saja Velian panik. Sebelum Fleurine semakin mengamuk, ia segera mendekap Jeanne dan menjauhkan Jeanne dari Fleurine.

"Jangan cemaskan aku, Raja! Lebih baik kau menahannya!" Jeanne mendorong-dorong Velian agar melepas pelukan, "Jangan biarkan dia pergi!"

"Tapㅡ"

"Dengarkan aku, Raja!" Tegas Jeanne agak parau menahan perih di leher.

Semetara Fleurine sejujurnya masih dibelenggu syok, ingin sekali ia lanjut mengamuk dan membunuh Jeanne. Tapi ia tak mungkin membiarkan amarah membuatnya terjebak lebih dalam lagi. Lebih baik ia memanfaatkan perdebatan Velian dan Jeanne untuk segera melarikan diri, terpaksa meninggalkan mayat Sheena.

"Aku baik-baik saja, Raja!" Jeanne kalang kabut melihat Fleurine kabur.

"Aku mencemaskanmu, lebih baik menangani lukamu dulu, aku akan segera membawamu kembali ke isㅡ"

"Aarrkkhh!" Jeanne tiba-tiba menggeram, menepis tangan Velian yang hendak menggendongnya, "Kejar Fleurine! Dia satu-satunya peluangku!" Teriak Jeanne memaksa Velian untuk mengerti, Jeanne jengkel pada rasa cemas Velian padanya yang berlebihan, "Paham, tidak? Aku bisa mengatasi lukaku sendiri! Jadi cepat tangkap dia!"

SmeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang