🍓🍓🍓
Meski bingung dan belum memahami apa pun, tapi Taehyung pastikan ia tidak terlihat bodoh dan mengacaukan kesempatan ini.
Jadi, ia buru-buru memutar otak, "Ahh jadi inilah hutan Spoeki yang dimaksud?" Taehyung pura-pura tercengang, "Astaga! Kami sungguh tak menyangka akan terjebak di hutan angker ini. Sekarang aku jadi takut sebentar lagi aku mati akibat kutukan hutan ini." Akting yang bagus, ekspresi merinding yang natural, dan sebenarnya Taehyung memang agak merinding. Mengabaikan Soojin yang sedari tadi masih diam di sisinya, agaknya belum selesai dengan rasa malunya.
"Memangnya apa yang terjadi pada kalian?"
"Ceritanya cukup rumit tapi terasa sekejap mata, tahu-tahu kami ada di sini. Kami disekap, dibuang ke sini dan begitu saja terjebak di hutan ini," Taehyung menghela lelah, ia memang letih, "Entah bagaimana dengan nasib kami setelah ini, telanjur memijak hutan terkutuk tanpa kemauan kami."
Pria itu mengangguk singkat seolah memahami sekaligus mengambil kesimpulan, "Tenang saja, sepertinya kalian tersesat tidak sampai ke inti hutan Spoeki."
"Benarkah? Apa itu cukup melegakan untuk kami?"
"Lihat itu!"
Taehyung sontak mengikuti ke mana telunjuk sang pria mengarah. Mata Taehyung memicing sejenak ketika menemukan adanya tulisan rumit di salah satu batang pohon besar yang berurat.
"Itu seperti penanda batas antara hutan Spoeki dan hutan biasa," jelas sang pria asing, menatap Taehyung serius, "Seperti yang kalian lihat, aku juga ada di sini tapi tetap menjaga batas agar tak memasuki hutan terkutuk. Meski di bagian hutan ini masih terbilang aman, masih banyak penduduk yang tetap tidak berani kemari lantaran sangat dekat dengan hutan Spoeki." Pria yang tidak diketahui namanya itu melirik keranjangnya yang penuh buah merah, "Aku juga takkan seberani ini jika tidak demi istriku."
"Wah, setidaknya itu terdengar melegakan bagi kami," Taehyung melirik Soojin yang sedari tadi hening dan tampak enggan menatapnya.
Ahh situasi begitu berbeda.
"Yasudah, aku akan pulang dan kalian ikuti saja aku, kita akan keluar dari hutan ini."
"Wah terima kasih banyak, kau penyelamat kami."
Pria itu mengangguk kecil. Meski cara tatap pria itu terkesan dingin tapi Taehyung bisa merasakan aura positif yang menguar dari sang pria. Layaknya cahaya di saat ia nyaris pasrah terhadap keadaan.
"Tapi sebelum itu aku ingin tahu nama kalian." Pria itu memindai Taehyung dan Soojin dari bawah sampai atas, sangat lekat seolah mengorek kesimpulan yang menimbulkan pertanyaan.
Hal itu juga membuat Taehyung merasa perlu putar otak lagi. Tampaknya ia butuh secuil kebohongan, untuk saat ini ia perlu berantisipasi kalau-kalau identitas asli mereka bisa terancam. "Namaku Jooan dan ..." Taehyung melirik Soojin lagi. Ia tahu Soojin tidak akan buka mulut, jadi dengan kenerja otak yang cukup kilat, Taehyung langsung menemukan nama samaran yang cocok untuk Soojin, "Aster! Namanya adalah Aster!" Entahlah, nama bunga itu terlintas begitu saja hanya dengan menatap wajah Soojin dari samping.
Side profil yang cantik.
Pria itu angguk-angguk, "Namaku Lautner, semoga aku bisa mengurangi kesulitan kalian. Dan ... aku sejak tadi tertarik pada pakaian kalian, terlihat asing tapi bagus dan simpel. Jarang-jarang aku melihat baju model seperti ini. Hmm bukan jarang tapi memang tidak pernah."
Taehyung terkekeh, "Ya! Ini pakaian khusus untuk kami berdua makanya sangat berbeda," Taehyung berharap topik tidak memberat hanya karena pakaian.
"Baiklah, kalau begitu kita segera berangkat, soalnya istriku menunggu." Pria bernama Lautner itu naik dan duduk di punggung kuda hitamnya yang gagah, "Aku akan memacu kudaku pelan untuk kalian." Lautner menggoyang tali pacu hingga kuda itu mulai bergerak, berjalan santai agar Taehyung dan Soojin bisa mengikuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smeraldo
Hayran KurguBerawal dari temuan kamera usang yang kemudian menyeret Soojin ke hutan asing, ia dibuat tersesat bersama pujaan hatinya. Lalu di sana ia menemukan fakta baru bahwa di dunia atau dimensi mana pun ia bernapas dan diciptakan, ia hidup hanya untuk sela...