06. Back To The Lake

168 36 13
                                    

Masih ingat alur sebelumnya?

🍓🍓🍓

Soojin tidak tahu berapa lama ia tertidur, tapi mimpi itu rasanya masih terngiang-ngiang. Sungguh, selama ia hidup, baru kali ini ia bermimpi seintens itu. Biasanya mimpinya absurd dan alurnya tidak jelas, tapi kali ini seperti tertata rapi, layaknya diproyeksikan. Dan biasanya ia langsung lupa dengan mimpinya, tapi kali ini, bahkan separuh emosinya seolah ikut larut ke mimpi itu.

"Ada apa? Kau benar-benar bermimpi buruk?" Raut ceria Taehyung yang baru saja memamerkan jerih payahnya membuat perapian kembali luntur, menatap Soojin cemas. Pasalnya wajah Soojin semakin pucat pasi.

Soojin menggeleng lambat. Bahkan mimpi itu membuatnya linglung.

"Jangan sampai sakit, Ahn Soojin!"

Soojin tersentak ketika telapak tangan Taehyung tahu-tahu menempel di keningnya, seketika menarik fokusnya, kegilaan anomali timbul lagi. Apalagi wajah Taehyung sangat dekat. Apakah begini rasanya disentuh dan dicemaskan seorang Joo Taehyung?

"Keningmu agak panas. Mungkin gara-gara masuk angin?" Taehyung bertutur sewajarnyaㅡtak segugup Soojin, lalu memindahkan tangannya untuk menggenggam tangan Soojin, "Mendekatlah ke api unggun, agar kau merasa hangat, dan pakaianmu bisa kering."

Soojin mengangguk seadanya, ditarik Taehyung mendekati api unggun. Kini keduanya berakhir duduk berdampingan menghadap api dengan kaki yang saling ditekuk. Kedua netra mereka tampak bersinar karena terbias cahaya merah api. Aneh sekali para peri tadi menghilang begitu saja tanpa disadari.

"Ahn Soojin ...."

Setelah sama-sama larut dalam kegamangan, suara Taehyung kembali mengudara, lembut dan halus.

"Y-ya?" Soojin masih belum terbiasa dengan keadaan. Masih tidak menyangka akan sedekat ini dengan laki-laki yang ia kagumi.

"Apa kau merasa haus? Atau lapar?"

Soojin tak lekas menyahut. Jujur saja, ia haus sejak tadi, apalagi gara-gara berusaha membuat perapian, energinya terkuras dan rasanya ingin minum air segar. Dan lapar, ya ... ia juga merasa lapar.

"Ti-tidak ..." tapi kenapa responsnya jadi bodoh sekali? Berbohong, sungguh?

"Benarkah? Tapi aku merasa sangat hauㅡ"

Kruukk~

Suara gemuruh itu bukan berasal dari Taehyung, tapi dari perut Soojin. Nuansa hening yang hanya diisi suara gemeretak lirih kayu yang dilalap bara, membuat suara kecil itu terdengar jelas.

Dan itu sangat-sangat memalukan untuk Soojin sampai wajahnya memerah. Kenapa harus di situasi seperti ini sih? Kebetulan yang begitu sialan.

"Nah, kau berbohong, Ahn Soojin?"

"Ti-tidak, ini ha-ha ..." Soojin kesulitan bicara.

"Sudahlah, jangan malu. Aku juga lapar, sejak tadi perutku juga berbunyi, itu hal wajar, manusiawi."

Penuturan Taehyung setidaknya menjadikan Soojin untuk berusaha mengenyahkan rasa malu. Benar, itu hal alamiah, siapa pun bisa mengalami, jadi Soojin tolong jangan merasa malu.

Soojin sedang berjuang menenangkan dirinya sendiri. "Ya, aku tahu ..." lirih Soojin, kapan dadanya bisa lebih mendingan setiap berada di dekat Taehyung? Rasanya ingin pingsan saja, "... Hanya saja aku berpikir bagaimana caranya mengatasi ini? Aku tadi bilang tidak karena aku bingung, di sini sama sekali tidak ada tanda-tanda air atau makanan."

Itu sepertinya kalimat terpanjang Soojin sejak mereka terperangkap bersama di hutan aneh itu.

"Benar ..." Taehyung melirik Soojin, gadis itu hanya menatap lurus ke perapian, rambut panjangnya yang tampak kusut itu bergoyang-goyang sampai menyapu wajah sayu Soojin. "Bagaimana setelah istirahat kita kembali ke danau. Kurasa hanya di sana sumber air."

SmeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang