Chapter 3 - Siblings

31 20 0
                                    

Enjoy your reading! 👌🏻

🌬❄️❄️

"Kau harus menjadi adikku."

Alisku terpaut keheranan, aku tidak memahami hubungan antara kedua syarat yang dia tawarkan.

"Apa aku boleh tanya kenapa?"

"Oh, maaf. Aku terlalu bersemangat jadi lupa untuk menjelaskan." Katanya. "Kau bilang kau berasal dari Kerajaan Delhera, dan sejak dulu Kerajaan Delhera dan Belwedh selalu dalam masa perang dingin. Jika identitasmu tidak pasti, kau bisa ditangkap oleh orang-orang dari Duke Snowfall sebagai mata-mata ... atau sesuatu seperti itu."

Aku tercengang mendengarnya. Aku tidak perlu mendengar kelanjutan ucapannya untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tidak pernah memikirkan sebuah identitas begitu penting sampai saat ini.

"Jika kau bekerja di bar dan tinggal disini, orang-orang kota pasti akan bingung dengan kemunculanmu yang mendadak. Kalau kau menggunakan nama keluargaku, Kenneth, orang-orang disini pasti akan percaya. Kau mungkin belum tahu, tapi kami sangat jarang kedatangan tamu disini."

Penjelasan Lucas cukup masuk akal. Aku memang membutuhkan identitas baru untuk bisa beradaptasi disini. Setidaknya, sampai aku bisa menemukan cara untuk pulang ke dunia asalku.

Namun, ada satu hal yang tidak kumengerti.

"Kenapa kau mau melakukan itu semua untukku, Lucas? Kau bahkan belum tahu namaku, kan?" Dan aku menanyakan hal yang paling membuatku terusik.

Lucas hanya diam. Dia menegak air yang sudah tidak lagi hangat lalu menjawab pertanyaanku. "Aku dulu pernah memiliki seorang adik. Dan kau ... mirip dengannya."

"Dimana adikmu sekarang?"

"... orang tua kami berpisah, dan ibuku membawa adikku dengannya. Aku terus menetap disini bersama ayahku hingga dia meninggal musim dingin tahun lalu."

"Aku turut sedih mendengarnya."

"Tidak apa. Lagipula, itu sudah hampir sepuluh tahun." Lucas tersenyum lagi, tapi matanya menunjukkan kesedihan.

"Jadi bagaimana? Apa kau tidak keberatan ... hmm .... aku harus memanggilmu apa?"

"Oh, namaku Risa. Itu nama dari tempat asalku. Kupikir itu bukan nama yang asing disini, kan?"

Lucas menggeleng lalu mengulangi pertanyaannya, "Apa kau tidak keberatan, Risa?"

Alih-alih menanyakan aku akan menerima syarat darinya atau tidak, Lucas menanyakan pendapatku lebih dulu. Sepertinya permintaan untuk menjadi adiknya adalah keinginannya sendiri.

Aku adalah anak satu-satunya di keluargaku di dunia asalku. Jadi, aku tidak pernah tahu rasanya memiliki seorang kakak.

Mungkin kali ini aku bisa merasakannya. Memiliki seorang kakak.

Aku mengangguk setuju. "Aku akan tinggal disini."

Tatapan Lucas berbinar seketika dengan senyuman merekah lebar di wajahnya. Wajahnya terlihat kekanakan seperti anak-anak yang bermain tadi.

"Oke! Kalau gitu, gimana kalo kita belanja sekarang?" Serunya. "Aku tidak punya pakaian wanita di rumah, jadi kita bisa belanja untukmu sekaligus bahan-bahan masak untuk bar besok."

"Tapi, aku tidak punya uang."

"Oh, tidak masalah. Aku akan membayar semua kebutuhanmu. Lagipula, aku ini kakakmu."

Waw, apakah kita sudah role-playing kakak dan adik sekarang?

Lucas terlihat sangat senang sampai aku tidak tega mengatakan kata-kata itu.

The Devil of WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang