Chapter 20 - The Snowfall Family

13 8 0
                                    

Happy Reading, readers!!

🌬❄️❄️

Terkejut dengan sikap Charlene, aku cepat-cepat meminta untuk bangkit dan kembali duduk di hadapanku seperti sebelumnya. Awalnya dia menolak sampai aku harus menerima sambutan dari Charlene.

Charlene kembali duduk di sofa. Aku menghembuskan napas lega setelah melihat Charlene bersikap normal lagi. Aku tidak mau terlibat masalah ketika ada orang lain yang melihat bangsawan berlutut didepan orang biasa.

"Aku yakin kau pasti bingung dengan pernyataanku."

"Yaaa, siapapun akan bingung melihat sikapmu itu."

Charlene tertawa kecil, "benar juga," komentarnya.

"Jadi? Mimpi apa yang kau lihat? Apa sesuatu seperti memintamu menungguku datang?"

Charlene menggeleng, lalu mulai menjelaskan isi mimpinya, "aku memimpikan iblis yang akan menyerang kota Yukirius. Kehancuran kota Yukirius tidak bisa dihindari karena iblis itu. Dan diakhir mimpi ... aku melihat padang bunga iris."

"Kenapa padang bunga iris berhubungan dengan si Terpilih?" Tanyaku heran.

"Setelah mendapat ramalan itu, aku pergi ke kuil dan mencari tentang ramalan yang menunjukkan kemunculan iblis. Lalu, aku menemukan ramalan tentang si Terpilih. Menurut penjaga kuil, ramalan itu turun tidak lama setelah kuil Airisha di Yukirius dibangun, dimana dulu tanah itu adalah padang bunga iris." Charlene menjelaskannya dengan sabar.

Aku merenungkan ucapannya untuk beberapa saat. Jika aku memercayai perkataan Charlene, artinya keluarga Snowfall ini dulu memang memiliki garis keturunan kerajaan. Namun, ada yang aneh.

"Aku bisa paham kalau kau tahu tentang si Terpilih, tapi kenapa kau tahu tentang identitasku sebagai Sofia Kenneth?"

"..... aku akan menyimpan jawabannya untuk pertemuan kita berikutnya. Tapi, kau masih bisa menanyakan pertanyaan yang lain." Charlene menghindari pertanyaanku.

Aku menghela napas setelah mendengar semua pengakuan Charlene. Terlalu banyak informasi yang diterima dalam percakapan ini hingga aku tidak tahu harus mulai darimana. Aku diam berpikir sambil mengurutkan informasi ini sebelum mengajukan pertanyaan lain pada Charlene.

"Jika kau memang mendapatkan mimpi seperti itu, kenapa kau tidak bertindak sampai sekarang?" Tanyaku.

Charlene hanya tersenyum, kemudian menjawab, "aku masih mencari tahu bagaimana iblis itu akan menghancurkan kota. Iblis adalah makhluk jahat dan penuh kelicikan. Tapi, dia tidak akan bisa datang ke dunia ini tanpa perantara."

"Jadi, ada pihak lain yang mencoba memanggilnya?"

Charlene mengangguk. "Saat ini, aku masih mencari kemungkinan pihak itu."

"Caranya?"

"Kakakku Charlie diam-diam sedang menyelidikinya atas permintaanku. Dan kandidat terbesar dari pemanggilan iblis itu adalah keluarga kerajaan."

Charlene mengatakannya dengan yakin tanpa takut jika ucapannya akan didengar sebagai hinaan terhadap keluarga kerajaan. Mungkin karena dia seorang bangsawan, tapi dia bisa meyakinkan orang-orang dengan perkataannya tanpa perlu menggunakan kekuatan sepertiku.

"Jadi, sejak kita bertemu di Kuil Airisha, kau tahu aku adalah si Terpilih. Tapi kenapa kau memberikan Lucas tawaran itu?"

"Aku melakukannya karena dia memang berhak mendapatkannya setelah menunjukkan kemampuan bertarungnya. Selain itu, aku bisa membuat Lucas menjadi perantara antara kita berdua. Meskipun aku ingin sekali membawamu kesini, aku ingin menghindari Charlie curiga padaku."

The Devil of WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang