Chapter 16 - An Offer or A Threat?

9 7 0
                                    

Haiii

Akhirnya Anna update lagi yeaay 🤗

Hari ini Anna update 2 chapter sekaligus yaa 😉😇

Happy Reading!

🌬❄️❄️

Aku terpaku dengan pemandangan didepanku sampai Lucas memasukkan pedangnya kembali ke sabuk. Api mana di pedang juga sudah hilang begitu pedang dimasukkan.

Lucas mendekatiku hingga bisa kulihat darah di wajahnya. Dia tidak peduli pada penampilannya tapi justru berlutut didepanku. Dia memeriksa bekas cambuk dari bandit tadi.

"Pasti sakit, ya," katanya.

Aku menyentuh darah di wajahnya yang ternyata hanya cipratan saja. Aku tidak merasakan ada luka apapun di wajahnya.

"Hei, hei, kau menyebarkan darahnya di wajahku," ujar Lucas jengkel.

Biasanya aku akan mengikuti leluconnya. Tapi kali ini aku benar-benar khawatir padanya, sama seperti Lucas mengkhawatirkanku.

"Kau tidak terluka, kan, Lucas?"

"Hmm, aku baik-baik saja." Lucas mengangguk.

Dia kembali berdiri dan berbalik. Lalu dia menarik salah satu bandit ke pohon terdekat.

"Kau sedang apa, Lucas?" Tanyaku keheranan.

"Aku akan mengikat mereka di pohon-pohon ini agar tidak menyerang lagi."

"Maksudmu, mereka masih hidup?"

Lucas menoleh dan memberikan tatapan sinis padaku. "Apa kau pikir aku sekejam itu untuk mengakhiri hidup orang lain?"

"Hmm, tidak ..." jawabku ragu.

"Kau bangunkan prajurit berseragam putih itu, dan minta mereka membereskan sisanya," ujar Lucas sambil mengikat para bandit ke pohon.

"Itu tidak perlu."

Aku berbalik dan bertatapan dengan prajurit yang kembali sadar. Dia berjalan terpincang kearahku sambil tangan kanan memegang lengan kiri.

"Kami berterima kasih atas bantuan kalian, warga Yukirius." Prajurit itu membungkuk 90°, terlepas dari kondisinya yang luka parah.

"Su, sudahlah. Kami hanya membantu saja."

Prajurit itu kembali berdiri tegap dan berbicara lagi, "maaf jika aku memanfaatkan kekuatan kalian, warga Yukirius. Tapi aku ingin meminta bantuan kalian untuk menolong nona Snowfall dari dalam kereta kuda."

Benar juga! Nona bangsawan itu!!

Aku mengiyakan permintaan prajurit itu. Dia memberiku senjata parang bandit lalu kami menaiki kereta yang sudah miring itu.

"Nona Snowfall?"

"Apa itu kamu, Jin?" Terdengar sahutan wanita dari dalam kereta.

"Benar, nona Snowfall. Maafkan jika saya lancang, tapi saya mohon nona untuk menjauh dari pintu atas ini."

"Ba, baiklah."

Prajurit itu mengangguk padaku sebagai isyarat. Aku pun mulai merusak pintu kereta dengan kapak. Untungnya, aku sering memotong kayu bakar untuk memasak, jadi aku cukup percaya diri dengan kekuatan tanganku.

Setelah beberapa saat, pintu itu terjatuh, meninggalkan lubang besar setelah kehilangan pintu.

Prajurit itu menarik wanita bangsawan keluar dari kereta kuda.

Lucas juga sudah selesai mengikat para bandit dan membangunkan prajurit lain yang pingsan akibat terluka.

"Nona Snowfall!"

The Devil of WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang