Chapter 22 - Drink Party

4 2 0
                                    

Selamat membaca, teman-teman 📖

🌬❄️❄️

Tibalah hari upacara pengangkatan dimana Lucas akan resmi menjadi prajurit Snowman. Aku membantu Lucas bersiap, salah satunya adalah menyiapkan seragam yang akan dia pakai. Seragam putih Snowman terlihat bagus dan ada jubah berwarna putihnya juga. Aku membayangkan Lucas memakai ini dan ada perasaan bangga dalam diriku.

Kakakku memang yang paling keren. Batinku senang.

🌬❄️❄️

Aku menunggu diluar rumah sekaligus menonton kuda yang diikat dekat pohon depan rumah. Lucas meminjam salah satu kuda dari kediaman Snowfall untuk mempermudah perjalanannya.

Ketika aku mendengar pintu terbuka, aku melihat Lucas keluar dari rumah.

Ketika aku mendengar pintu terbuka, aku melihat Lucas keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku pergi dulu," ucapnya begitu melihatku.

"Waaah, apa ini kakakku? Terlalu tampan sampai aku tidak mengenalinya."

"Ja, ja, jangan bilang begitu." Lucas menghindari kontak mata denganku. Telinganya juga mulai memerah.

Aku tertawa melihat reaksinya. "Ayolah, itu pujian, Lucas! Jangan malu!" Kataku sambil menepuk punggungnya.

"Sepertinya kau puas sekali mengejekku."

"Aku tidak mengejek. Ini pujian~" kataku.

Lucas terlihat cukup tegang hingga aku harus menyemangati sekaligus membuatnya santai. Sayang sekali aku tidak bisa ikut upacara pengangkatan itu, tapi aku juga tidak mau memaksa Lucas karena egoku semata.

Lucas menyiapkan kuda lalu menaikinya. Aku berdiri didekat mereka untuk berpamitan sekali lagi.

"Apa kau mau menentukan menu makan malan hari ini? Aku akan membuatnya spesial untukmu."

"Buatlah sesukamu, Risa. Berikan aku kejutan."

Aku tertawa pelan dan menjawab, "oke, oke. Aku akan menunggumu di bar."

Lucas mengangguk dan mulai meninggalkan rumah.

🌬❄️❄️

Setelah memastikan Lucas pergi, aku beristirahat di rumah hingga tengah hari. Lalu aku makan siang sekaligus bersiap menuju bar.

Ketika sore hari tiba, aku pun membuka bar seperti biasa. Beberapa pelanggan terkadang mencari Lucas, tapi aku hanya menjawab bahwa dia sedang ada urusan.

"Jadi, rumor itu benar?" Gumam pelanggan terdengar olehku.

Aku yang sedang merapikan meja bar sambil menemani pelanggan pun ikut penasaran dengan rumor ini. Arlec juga mengungkit rumor tentang Arlec tapi aku tidak sempat menanyakannya.

"Apa ada rumor tentang kakakku?"

Dua pelangganku tidak langsung menjawab. Mereka saling bertukar tatapan dengan ekspresi ragu dan sedih. Lalu salah satu dari mereka bertanya padaku, "apa kau benar ingin tahu? Kau adik Lucas, jadi kau mungkin tidak percaya dengan rumor ini."

"Aku yang memutuskan apakah aku percaya dengan rumor itu atau tidak."

"Kakakmu itu sepertinya menjadi simpanan Nona Charlene Snowfall."

Clang clang!

Sendok yang sedang kubersihkan dengan serbet terjatuh dari tanganku. Mereka berdua juga sama terperanjat kaget. Melihatku menjatuhkan sendok.

"Kenapa kalian bisa berpikir begitu?" Kataku sambil menghembuskan napas panjang, masih tidak habis pikir.

"Tapi, bukannya kau selalu bilang dia ada urusan, Risa? Apa kau tahu dia pergi kemana?"

"Aku hanya dengar dia sedang mengurus sesuatu untuk fasilitas di bar," jawabku dengan mengatakan hal yang sama ke pelanggan lainnya. Lucas memintaku untuk tidak memberitahukan perekrutannya menjadi bagian dari Snowman sampai selesai upacara pengangkatan.

"Nah, tapi ada yang melihatnya melewati jalan menuju kediaman Snowfall. Ketika orang itu mengikuti Lucas, dia justru masuk lewat perbatasan kebun belakang!"

"Bukan itu saja, dia juga terlihat sangat waspada dan menoleh kanan-kiri sebelum masuk. Aku yakin dia tidak mau diikuti karena dia ingin bertemu dengan nona muda Snowfall!"

Lalu, kenapa kalian bisa berpikir Lucas adalah simpanan Charlene? Batinku heran mendengar rumor menjengkelkan.

"Tapi, kalian tidak melihat Lucas menemui nona Snowfall langsung, kan? Dan kenapa kalian bilang Lucas itu simpanan?"

"Hmm, kami memang tidak melihatnya ...." suaranya kian mengecil.

Temannya ikut menyampaikan pendapatnya, "ta, tapi, kenapa dia kesana dan meninggalkan Risa disini? Dia bahkan berbohong untuk pergi memperbaiki bar."

Sebenarnya, aku yang berbohong pada kalian. Batinku mulai lelah.

"Apa tidak ada alasan lain kenapa dia disana?"

"Aku ingat pernah mendengar rumor Lucas akan menjadi Snowman, tapi aku tidak yakin dia akan menyentuh pedangnya lagi," jawab pelanggan itu sambil menggeleng.

"Kenapa tidak?"

"Tidak ada satupun yang melihat Lucas memakai pedangnya. Kami tahu dia terkadang merawat dan mengasah pedangnya sesekali, tapi sudah bertahun-tahun kami tidak pernah melihatnya mengayunkan pedang atau melakukan duel dengan Arlec. Lagipula, hanya mereka berdua master pedang yang terkenal di Yukirius karena kekuatannya."

"Apa mereka sehebat itu?"

"Dulu warga disini sangat yakin kalau Arlec dan Lucas akan diterima di akademi prajurit. Bahkan kami menyiapkan perayaan untuk mereka, tapi ternyata Lucas pulang begitu saja. Sejak saat itu, penduduk disini tidak terlalu menyukainya."

"Hei, jaga ucapanmu!"

"Kenapa? Aku hanya bicara fakta."

Lalu mereka berdua melirikku yang sibuk membersihkan meja bar. Aku tahu tatapan mereka mengarah padaku tapi aku mengabaikannya.

"Ta, ta, tapi dia kakakmu, kan? Kau pasti tahu sifatnya. Abaikan saja rumor-rumor itu!" Salah satu dari mereka berusaha mencairkan suasana.

"Tentu saja aku tahu. Lucas itu kakakku," jawabku dengan senyuman bisnis. Mereka menarik napas lega setelah melihat senyumanku.

Tak. Tak. Tak.

Cklek.

Aku mendengar suara langkah sekelompok orang dari luar bar. Sebelum aku sempat memeriksanya, pintu bar sudah terbuka dengan Lucas berdiri gagah memakai seragam putih prajurit.

"Risa, aku pulang!" Seru Arlec.

Namun, anehnya dia tidak datang sendirian. Dia membawa beberapa pria dengan seragam serupa datang ke bar, bahkan aku melihat Jin diantara rombongan Lucas.

"Kau pulang cepat hari ini," kataku.

Dua pelanggan di meja bar terkejut melihat Lucas berseragam pasukan keluarga Snowfall.

"Ka, ka, kau itu Lucas, kan?" Ucap salah satunya tergagap.

"Oh, hai kalian," sapa Lucas. Dia menyapa dua pelanggan bar dan membawa mereka keluar bar. "Aku akan bicara dengan mereka sebentar. Risa, apa kau bisa menyiapkan minuman untuk prajurit lainnya?"

"Bisa saja, tapi kenapa?"

"Hari ini kita pesta minuuum!!!" Seru salah satu prajurit diikuti sorakan meriah dari prajurit lainnya.

"Horeeee!"

🌬❄️❄️

Sekian dulu chapter hari ini. Ditunggu kelanjutannya yaa 😆

Salam hangat, Ann Mone ⚘️

The Devil of WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang