Chapter 10 - The Hidden Gift

20 9 0
                                    

Karena kemarin Risa dan Lucas minum cokelat panas, Anna juga mau cokelat panas nih hehe

Minum cokelat panas sambil baca update hari ini, hmm asyik banget deh 😆😌

Kuy, langsung baca aja 👇🏻👇🏻

🌬❄️❄️

Sehari sebelum Lucas mengikuti ujian akademi, dia mengelilingi alun-alun ibukota untuk mengurangi rasa gugupnya.

Dia terus berjalan mengelilingi alun-alun sampai dia tiba didepan kuil Airisha. Lucas masuk ke taman kuil, dimana terdapat sebuah patung wanita memiliki sepasang sayap dan memiliki mahkota bunga dari bunga Iris. Itu adalah patung Dewi Airisha, berdiri ditengah kolam air mancur dengan air bening memantulkan cahaya bintang-bintang di malam hari.

"Apa kamu gugup, anak muda?"

Seseorang berpakaian serba putih menghampiri Lucas. Wajahnya terutupi penutup kepala dari kain putih tipis. Namun, dia tahu orang didepannya ini adalah penjaga kuil disini.

"Aku harus lulus ujian masuk akademi agar aku bisa menjadi lebih kuat dan mencari keluargaku." Ucap Lucas polos.

Penjaga kuil itu menoleh kearah patung Dewi Airisha. "Dewi Airisha adalah Dewi Kebebasan dan Kasih Sayang. Aku yakin kamu akan bertemu dengan keluargamu, anak muda."

Lucas menatap patung Dewi Airisha, kemudian dia menutup mata sambil membuat permohonan hatinya.

Aku ingin bertemu keluargaku. Batin Lucas.

Lucas merasakan telapak tangannya menjadi hangat. Dia membuka mata dan melihat ada cahaya biru yang keluar dari telapak tangannya. Disaat yang bersamaan, Lucas bisa merasakan ada kekuatan asing yang mengali dari dalam tubuhnya. Cahaya itu semakin bersinar terang ditengah taman kuil yang minim penerangan. Mata Lucas tidak mampu melihat semua cahaya itu hingga refleks menutup matanya.

Ketika dia membuka matanya kembali, Lucas justru mendapati dirinya berada ditengah padang bunga Iris. Dia tidak melihat hal lain selain bunga Iris bermekaran sejauh mata memandang.

'Untuk prajurit dengan hati yang mulia ....'

"Siapa itu?!" Lucas menjadi waspada ketika muncul suara entah darimana.

Alih-alih menjawab Lucas, suara itu terus muncul seakan mengabaikan Lucas.

'..... aku memberimu kekuatan untuk melindungi Anakku, si Terpilih.'

"Apa maksudnya si Terpilih? Tunjukkan dirimu!"

Tiba-tiba angin berhembus dan menerbangkan beberapa kelopak bunga Iris. Lucas melihat arah kelopak-kelopak itu terbang hingga kelopak bunga itu berkumpul dan membentuk sosok seorang wanita dewasa.

Lucas pernah membayangkan wajah seorang anak perempuan ketika dia sudah beranjak dewasa. Dan wanita yang berdiri didepannya sama persis dengan yang dia bayangkan.
Rambut hitam panjang, iris mata ungu, dan tahi lalat di ujung bawah mata kanan. Lucas hanya bisa memikirkan satu nama.

"Sofia? Apa itu ... kau?" Lucas kehabisan kata-kata. Dia hanya menggumamkan nama adiknya yang telah dibawa pergi dengan paksa dari dirinya.

"Tunggulah aku di Yukirius, kak Lucas." Ucap wanita itu dengan lembut. Suaranya sedikit berbeda dengan Sofia dulu, tapi Lucas hanya menebak bahwa itu adalah suaranya ketika Sofia tumbuh besar bersamanya.

Angin kembali berhembus, dan sosok wanita itu menghilang dalam kelopak-kelopak bunga Iris.

"Tidak, Sofia. Jangan pergi!!"

🌬❄️❄️

"Aku memutuskan untuk kembali ke Yukirius, berharap setidaknya bertemu dengan adikku lagi. Arlec ataupun orang lain tidak akan bisa menghalangiku untuk bertemu dengannya." Lucas mengakhiri cerita yang terjadi di ibukota.

The Devil of WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang