Chapter 6 - The Past

20 11 0
                                    

Hai, haii
Anna balik lagi nih hehe

Selamat Hari Raya Idul Adha bagi yang merayakan 😆🙏🏻

Kuy langsung lanjut baca aja, maaf kalau typonya bertebaran 🥲

Happy Reading!!

🌬❄️❄️

Kami mendapat beberapa pelanggan tidak lama setelah Arlec meninggalkan bar. Lucas melayani para pelanggan di meja bar, sedangkan aku sibuk memilah bahan masakan untuk disimpan sekaligus menyiapkan pesanan menu di dapur.

"Risa, apa kau bisa membantu membersihkan gelas disini?" Aku mendengar Lucas memanggilku.

"Oke, Lucas." Sahutku dari dalam dapur.

Aku menyusul Lucas di meja bar dan melihat beberapa pemuda dengan pipi memerah, saling merangkul dan duduk di meja depan bar.

Lucas memberikan gelas yang hendak kubersihkan. Aku membawa gelas-gelas ke dapur, mencuci dan mengeringkannya dengan handuk. Tidak butuh waktu lama untukku mengerjakan itu semua dan kembali ke meja bar.

"Aku sudah selesai."

"Letakkan saja disana." Ucap Lucas menunjuk bagian meja bar yang kosong.

"Hei, Lucaaas. Kau tidak bilang kau punya asisten disiniii." Ujar salah satu pemuda yang mabuk.

"Hei, nona. Bagaimana jika kau duduk dengan kami?"

Salah satu pemuda hendak meraih tanganku, tapi Lucas bergerak cepat dan menggenggam pergelangan pemuda itu tepat sebelum menyentuhku.

"Meskipun kalian teman baikku, aku tidak segan untuk mengusir kalian. Oke?"

Lucas dan pemuda itu saling melontarkan tatapan tajam. Sampai akhirnya, pemuda itu menurunkan tangannya dari meja bar.

"Haaah, kau tidak asyik, Lucas. Sama seperti bar ini."

"Oh, kalau kau tidak suka bar ini, kalian bisa pergi sekarang."

"Ck, lihat kan, dia mulai mengusir pelanggan lagi. Kenapa kau membuka bar ini jika kau selalu mengusir pelangganmu?" Tanya pemuda itu.

Lucas hanya menjawab, "bar ini hanya untuk pelanggan yang memahami bisnis bar."

"Haaah, jawabannya juga selalu aneh."

Lucas melirik padaku yang masih berdiri disampingnya. Dia mencodongkan badannya kearahku, kemudian membisikkan sesuatu, "kembalilah ke dapur. Aku yang akan bicara dengan mereka."

Aku mengangguk dan segera kembali ke dapur. Aku bisa mendengar keluhan mereka ketika aku meninggalkan meja bar.

"Eeeeh, kenapa asistenmu pergi?"

"Dia sibuk, Zett."

"Hmph, kau itu bos yang kasar. Bahkan sama cewek."

"Aku hanya tegas. Tidak sepertimu yang selalu mengejar pegawai wanita yang bekerja di toko roti ayahmu, Peter." Jawab Lucas.

"Ahahaha, apa aku belum cerita? Dia baru saja dicampakkan oleh perempuan dari-"

Aku tidak menyimak obrolan mereka dan mulai fokus pada pekerjaanku. Lucas membeli bahan masakan dan rempah cukup banyak. Bisa dibilang, ini bisa untuk penyimpanan selama 3 bulan kedepan.

🌬❄️❄️

Badai salju berhenti sebelum tengah malam tiba. Lucas terus memaksaku untuk pulang ke rumah begitu salju berhenti turun.

"Aku tidak mau kau bermalam disini lagi. Bagaimana jika nanti kau sakit?" Ucap Lucas cemas tidak beralasan menurutku.

"Tapi aku tetap ingin disini. Kalau aku pulang, aku harus menyalakan perapian lagi. Kita harus hemat memakai kayu bakar."

The Devil of WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang