Waktu kian bergulir. Dua bulan tak terasa telah berlalu. Sebagai sepasang suami-istri, keduanya saling melengkapi. Kebahagiaan kian timbul dari pernikahan itu. Meski terkadang sibuk di toko bunga, Flo akan berusaha menyempatkan memasak untuk sang suami. Ia akan selalu memastikan bahwa perut sang suami terisi saat pulang bekerja—yang mana ketika tengah dilanda kelelahan. Sementara Darren, lelaki itu semenjak awal pernikahan juga tak pernah berubah, selalu membantu Flo memasak meski lelah selepas pulang bekerja.
Bukan hanya sekadar membantu memasak, melainkan juga membantu mengurus rumah tangga. Darren adalah tipikal lelaki yang berpikir bahwa mengurus rumah tangga adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya seorang istri belaka. Ia juga berpikir, jika kelak mereka sudah diberi momongan, Flo pasti akan semakin merasa repot dan kelelahan.
Kebahagiaan-kebahagian kecil nan sederhana yang mereka ciptakan sudah cukup membuat pernikahan ini terasa sempurna. Selama dua bulan ini, hampir tak ada yang namanya cekcok.
Seperti biasa, Flo mempersiapkan makanan untuk sang suami sebelum pulang. Ia memasak banyak sekali malam ini. Usai memasak, ia memandangi sejenak hidangan yang ia siapkan di meja makan. Pikirannya sudah melayang membayangkan sang suami tersenyum saat ia menyambut kepulangannya. Kemudian, duduk bersama di meja makan sembari melahap hidangan makan malam. Ah, Flo bahkan tak bisa tak menahan senyumnya kala bayangan itu muncul dalam benaknya.
Dan benar saja, bel terdengar. Senyumnya kian lebar, itu artinya sang suami sudah pulang. Jadi, Flo bertalah untuk membukakan pintu. "Sini Ren, tasnya biar aku yang bawa." Flo mengulurkan tangan, Darren pun menuruti untuk memberikannya pada Flo.
"Makan dulu, ya, Ren. Aku baru aja masakin buat kamu." Flo dengan gesit menarik kursi, mempersilahkan sang suami untuk duduk. Lelaki itu mengangguk, lantas menuruti.
Darren terlihat berbeda malam ini. Biasanya, lelaki itu akan tersenyum hangat saat ia menyambut kepulangannya. Atau bahkan, mengecup puncak kepalanya seolah menyalurkan rasa rindu tak bertemu selama hampir seharian. Namun kalau diperhatikan, Darren justru lebih banyak diam. Wajahnya datar, tak menampilkan keceriaan sedikitpun. Meski begitu, Flo mencoba positif thinking, mungkin saja Darren seperti itu karena lelah selepas pulang bekerja.
"Kamu masak banyak banget," kata Darren, sembari menoleh memandang Flo yang masih berdiri di sampingnya. Namun wajahnya tak berekspresi.
Flo terkesiap. "Oh, iya. Aku sengaja masak banyak buat kamu. Sekali-kali. Nggak tau kenapa aku lagi pengen masak banyak aja hari ini."
Darren tidak menanggapi. Menyendok nasi dan lauk dalam piringnya. Makan dalam diam. Tidak menawari Flo lebih dulu, atau bahkan menyuruh Flo untuk duduk. Biasanya, lelaki itu akan makan kalau Flo sudah duduk bersama dengannya di meja makan. Namun kali ini, lelaki itu sudah makan lebih dulu. Senyum yang semula terukir di wajah Flo sirna seketika.
Flo kembali memaksakan diri untuk tersenyum. Lagi-lagi, mencoba memaklumi sikap Darren dengan dalih karena kelelahan. "Ah, kamu makannya dikit banget. Padahal ada cumi asam manis, kentang balado, sama tumis kangkung loh. Biar aku tambahin lagi ya lauknya." Ia terkekeh. Lantas mengambil alih piring Darren untuk diisi lauk lagi.
Namun sebelum berhasil ia ambil, Darren lebih dulu menahannya. Flo sempat melihat ada kilat hitam dan gelap di mata lelaki itu, pandangan yang tajam menusuk tak seperti biasanya. "Nggak usah. Saya lagi nggak kepengin makan banyak," sahutnya, menghabiskan menyuap beberapa sendok dalam mulutnya lantas pergi begitu saja meninggalkan Flo.
Flo menghela napas berat. Memandangi hidangan makan malam yang beberapa sama sekali tak Darren cicipi sedikit pun. Padahal, Flo sudah mencurahkan waktu dan tenaga untuk membuatnya, ia juga mendamba-dambakan Darren akan memakannya dengan lahap. Namun ternyata berujung dan terjamah barang sedikit pun. Hanya satu jenis lauk saja, itupun hanya sedikit. Perut yang sejak tadi berbunyi minta diisi pun tak Flo hiraukan, mendadak nafsu makannya hilang. Kenapa Darren terlihat berbeda hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Masa Depan [End]
Teen FictionFantasy, romance, time travel Bagaimana jadinya jika ada seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dan mengaku bahwa dia adalah jodohmu dari masa depan? Flo, seorang siswi SMA biasa yang tengah dilanda kasmaran seperti remaja-remaja pada umumnya. Dia ju...