18

254 45 2
                                    

Seperti yang didugakan Florin, dia berjalan lewat pintu belakang. Bertemu beberapa pelayan yang sedang sibuk bekerja. Mereka hanya memberikan anggukan pada Florin dan melanjutkan pekerjaannya. Tidak ada pertanyaan atau pun perkataan kalau keluarga itu mencarinya atau mengkhawatirkan keberadaannya.

Mereka semua sibuk dengan keluarga mereka sendiri. Karena Florin hanya orang luar yang entah kenapa mereka mengadopsinya.

Florin sendiri diadopsi saat bayi. Jadi dia tidak tahu alasannya. Selain kenyataan kalau dia hanya mainan buat Frieda. Bahkan wanita pelayan yang dulu merawat Florin dari bayi sampai usianya enam tahun sudah lama meninggal dunia. Dia dipecat saat ketahuan mencuri. Begitu Florin beranjak dewasa, dia pergi mencari wanita itu dan diketahui kalau wanita itu meninggal karena sakit.

Semua orang mengatakan kalau pelayan itu beruntung mencuri di kediaman Sampson karena dia hanya dikirim pulang tanpa pesangon, bukannya dibawa ke penjara.

Wanita itu sendiri tidak terlalu baik pada Florin. Dia sering mencubit dan memukulnya di masalalu. Florin mencarinya juga bukan untuk temu kangen, hanya murni sebuah penasaran kenapa wanita itu meninggalkan keluarga Sampson. Karena jelas-jelas wanita itu memiliki banyak uang yang diketahui Florin secara diam-diam. Jadi bagaimana dia mencuri? Dan uang itu entah wanita itu dapat dari mana.

Florin sering menebak karena tahu keluarga ini seperti menyembunyikan sesuatu. Tapi Florin juga tidak ingin menggali dalam. Selama tidak ada yang mengusiknya dan mereka membiarkannya lulus dari kampus lalu meninggalkan keluarga ini dalam damai, Florin akan sangat bersyukur dan tidak menuntut hal lain.

Masuk ke kamarnya, Florin segera menjatuhkan diri ke ranjang kerasnya. Dia mengaduh sebentar dan sadar kalau tubuhnya menjadi manja hanya karena sekali saja tidur di ranjang mewah. Florin memarahi diri di kepalanya. Kemudian coba membiasakan diri berbaring nyaman di ranjang itu. Dia terlentang dan menatap langit-langit kamarnya yang tampak memiliki jejak hitam tanda sudah tua. Itu membuat Florin mendesah.

Dia memejamkan mata dan tanpa disadarinya, bayangan Tristan muncul tidak terkendali. Bayangan saat pria itu memperhatikannya. Dengan mata hitam kelam yang seharusnya selalu menakutkan, mata itu kadang memberikan kedamaian. Seolah mata itu bisa menyembunyikan pandangan Florin dari kejamnya dunia.

Membuka matanya, Florin menepuk pipi kanannya. "Apa yang kau pikirkan, Flo?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Menggelengkan kepala, Florin coba kembali ke lelapnya. Dia hanya ingin istirahat karena dia membutuhkannya. Semalam jelas dia tidak benar-benar mendapatkan lelapnya. Jadi dia ingin menebusnya hari ini.

Tapi kembali saat dia memejamkan mata, wajah pria itu dengan senyuman mengejeknya menyambut Florin. Florin berteriak dengan suara yang sangat keras. Dia bahkan menjambak rambutnya sendiri dan membuat rambut itu menjadi berantakan. Setelahnya dia melempar bantalnya. Sepertinya dia tidak akan mendapatkan tidurnya sama sekali.

Entah apa yang diberikan pria itu padanya sampai membuat Florin sama sekali tidak menemukan kedamaiannya, setelah mereka berpisah. Tahu seperti ini, Florin tinggal saja sampai dia bosan di sisi pria itu.

Florin tahu di mana pria itu tinggal. Tapi hanya ketidaksadaran yang akan membuat Florin berani mendekati rumah itu. Meski jaraknya sangat dekat, Florin jelas tidak cukup nyali untuk datang dan mengatakan kalau pria itu sudah mengganggunya. Dia sudah cukup dengan kebersamaan mereka meski hanya beberapa saat. Dia juga sudah memberikan lambaian perpisahan yang mengartikan kalau mereka berdua tidak akan terkait lagi dalam situasi apa pun. Jadi mana mungkin Florin mendatangi pria itu dengan wajah memelas. Dia cukup punya muka dan tidak akan membuat dirinya sendiri malu. Apalagi sampai mengemis pada pria itu.

Florin menunduk kembali menjambak rambutnya keras. Dia kembali berteriak. Dengan kamar yang tanpa kedap suara, orang di luar jelas mendengarnya. Tapi Florin tidak peduli. Dia hanya ingin melampiaskan apa yang dirasakannya.

Suara pintu yang dibuka mengejutkannya. Dia memandang ke sana berpikir akan menemukan pelayan yang mungkin protes akan kelakukannya. Dia sudah akan meminta maaf, tapi saat melihat Frieda yang berdiri di sana dengan wajah pura-pura lembutnya tapi jelas memiliki kelicikan dibaliknya, Florin menatap tidak yakin. Karena tidak biasanya kakaknya itu akan mendatangi kamarnya. Biasanya Frieda akan meminta pelayan atau siapa pun yang ada di dekatnya untuk memanggil Florin. Tapi sepertinya Frieda sedang ingin menonton pertunjukan langsung di mana Florin merana karena pria yang dicintainya sudah dia ambil dengan begitu mudah.

Dan Florin sendiri tanpa sadar menunjukkan kalau dia frustasi akan sesuatu. Frieda jelas langsung berpikir kalau Travis yang membuat dia menjadi gila dengan teriakan-teriakan itu.

Sayangnya Florin pun baru menyadari kalau hari ini dia sama sekali tidak memikirkan Travis. Pria itu sama sekali tidak ada dalam pikirannya. Yang memenuhi otaknya malah Tristan. Aneh, bukankah dia mengatakan kalau dia mencintai Travis. Apa semudah itu hati berpaling? Atau karena Tristan menyentuh sesuatu yang tidak diizinkan Florin untuk disentuh pria lain? Tubuhnya.

"Aku mendengar suara teriakanmu. Jadi aku datang menjengukmu. Kau tidak apa-apa, Flo?"

"Kakak, aku tidak apa-apa. Hanya sedikit pusing dengan masalah pribadi. Aku baik-baik saja."

Frieda masuk yang mengejutkan Florin. Tadinya dia berpikir kalau perempuan itu hanya akan ada diambang pintu dan setelah menemukan Florin yang menyedihkan, dia akan pergi. Tapi sepertinya Frieda ingin melihatnya sampai dia benar-benar puas. Apa yang akan membuat wanita itu puas dan meninggalkannya sendiri?

Tapi dengan Frieda yang ada di depannya, dia tidak perlu berpikir banyak dan membuat pikirannya mengembara ke Tristan yang akan membuat hatinya sakit dan kepalanya berdenyut. Ini lebih baik.

Frieda duduk di kasur Florin, merasakan kerasnya kasur itu, Frieda tampak tidak senang tapi dia menyembunyikannya. Florin yang tahu menyembunyikan senyum.

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep 😘

Sleep With Bastard (KAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang