Tristan mendengus tapi tak ayal dia mengambil ponsel gadis itu dan mencatat nomornya. Tapi tidak sebelum Tristan menemukan walpaper Florin yang memakai sebuah kolam renang yang begitu mirip dengan kolamnya sendiri. Dia menatap gadis itu sesaat dan Florin hanya memberikan deheman canggung.
Gadis itu berpura-pura menatap ke arah lain. Menyembunyikan kegelisahannya sendiri karena takut Tristan akan mengungkitnya dan tahu kalau Florin selama ini merindukannya.
"Kau mengalungkan ponselmu? Bukankah ini agak kekanakan?" tanya Tristan yang bukannya membahas soal kolam malah membahas sesuatu yang lebih penting untuk dia tahu.
"Oh, itu karena aku sering kehilangannya. Makanya aku mengalungkannya. Lebih membuat aku tidak gelisah karena berpikir akan kehilangannya."
"Gadis ceroboh," bisik Tristan.
"Apa yang kau katakan?" tanya Florin dengan nada agak tinggi.
Tristan menggeleng.
"Aku mendengarnya. Katakan lagi?"
"Kau mendengarnya kenapa aku harus mengatakannya lagi."
"Kau—" Florin tersentak. Tristan sudah meraih tali ponselnya dan menariknya. Membawa wajah Florin mendekat ke arah Tristan dengan hidung mereka yang sudah bertabrakan.
Napas keduanya menjadi tidak tenang. Apalagi saat mata abu gadis itu bertemu dengan mata hitam kelam milik Tristan. Seolah mata itu berbicara dan memiliki kesetujuan pada apa yang mereka rasakan. Bahwa perasaan mereka sama.
"Gadis kecil nakal," bisik Tristan. Suara itu bahkan sampai ke bibir Florin dengan napas pria itu yang seolah membelai lembut bibirnya,
Dengan kesal dan terburu-buru, Florin segera mendekat dan menggigit bagian depan kemeja pria itu. Mencetak bekas air liur di sana dan jelas bekas gigitan dibaliknya. Karena gadis itu melakukannya benar-benar untuk menyakiti Tristan. Pria itu terus mengatainya, membuatnya kesal. Dia panats mendapatkannya.
Setelah melakukan perbuatan tercelanya, Florin segera berlari pergi setelah berhasil membebaskan diri. Dia tidak berbalik lagi karena takut Tristan akan menemukan wajah memerahnya.
Tristan menatap dadanya. Merasakan denyutan sakit tapi lebih ke denyutan nikmat. Dia terkekeh dengan bahagia dan menekan dahinya dengan ibu jari.
"Tuan Muda, segalanya sudah siap," beritahu Colby.
Wajah Tristan pudar kebahagiaannya. Da mengangguk kemudian ke arah Colby dan segera masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian. Meski dia suka ada cetakan air liur di pakaiannya, tapi pihak luar tidak perlu melihatnya.
***
Florin menyelinap masuk ke kamarnya. Dia meletakkan kotak pakaian itu di dalam lemarinya. Menyembunyikannya dengan rapat. Kemudian dia bergegas menutup pintu lemarinya. Florin keluar dari kamar membawa handuk, saat dia akan masuk ke kamar mandi, suara ketukan terdengar. Dia berbalik dan menemukan pelayan.
"Tuan meminta anda segera bersiap-siap, Nona."
Florin mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi. Dia melakukannya dengan terburu-buru. Dan setelah Florin keluar dari kamar mandi lalu masuk ke kamarnya, gadis itu bimbang memakai gaun pemberian Tristan atau malah gaunnya sendiri.
Mengenal keluar Sampson dengan sangat baik, Florin akhirnya mengambil gaunnya sendiri yang sederhana tapi tidak memalukan. Dia tidak mau memakai gaun yang indah dan membuat Frieda juga ibunya akan mencak-mencak karena berpikir Florin akan menarik perhatian.
Setelah mengenakan gaunnya, dia keluar dari kamar dengan rambut yang diikat ekor kuda. Begitu tiba di ruang utama rumah, Frieda segera menyambutnya dengan tatapan puas. Karena merasa penampilan Florin tidak mengalahkannya.
Itu membuat Florin lega. Lalu mata Florin bertemu dengan Travis yang ada di sisi Frieda. Pria itu memandangnya lama dan Florin hanya memberikan anggukan. Kemudian mengalihkan pandangannya karena tidak mau Frieda mengamuk lagi. Hanya pandangan sekilas pada Travis, akan membuat Frieda seperti kucing yang kena semburan air panas.
Seingat Florin, Frieda tidak pernah mencintai Travis. Tidak ada tanda-tanda wanita itu menginginkan Travis. Karena bahkan beberapa kali Frieda tampak lebih meremehkan Travis dari pada menaruh hati padanya.
Hingga tiba di hari di mana Miguel Sampson, ayah mereka, mengumumkan soal pertunangan yang akan terjadi. Sejak saat itu Frieda berubah. Seolah dia menjadi wanita yang sedang jatuh cinta begitu lama dan memendamnya lebih lama dari cinta itu tumbuh. Segalanya memang aneh, tapi selama itu membuat Frieda bahagia, biarkan saja. Florin tidak menaruh dendam apa pun pada wanita itu. Dia hanya tahu ada terlalu banyak hal yang dipenda, Frieda dan itu semua menyangkut Florin. Seolah ada sesuatu di dalamnya yang begitu iri pada Florin. Lebih dari benci, keirian itulah yang mendominasi.
Florin berdiri di sudut, menunggu tamu yang belum juga datang. Nyonya Sampson berdiri di sisi suaminya, seperti biasa menatap Florin dengan meremehkan dan mengalihkan pandangannya kemudian.
Dia antara semua orang wanita yang menjadi nyonya itulah yang tampaknya tidak rela melihat Florin tinggal di sisi mereka. Florin juga seperti biasa, mengabaikannya.
Papanya tidak memperhatikan Florin, dia sibuk menunggu seolah nyawanya bergantung pada siapa pun yang akan datang tersebut. Florin yang melihat semua orang memang tampak memiliki ketegangan mereka sendiri.
Hanya Florin yang bersikap santai dan sibuk memainkan kukunya. Dia berdiri di bagian paling belakang dan beberapa saat kemudian mendengar suara mobil yang datang mendekat. Semua orang tersenyum dengan lega. Bahkan Travis dan Miguel saling menatap dengan anggukan.
Florin dengan penasaran coba melihat siapa yang membuat seluruh orang lega. Begitu langkah itu mendekat dan wajahnya terlihat, Florin melotot dengan tidak percaya. Telunjuknya bahkan mengarah ke pria yang masuk dengan agak dingin itu. Tidak seperti biasa saat Florin bertemu dengannya.
Menelan ludah, Florin hampir bicara tapi saat menemukan Miguel menjabat dengan sopan, sepertinya bukan cara yang tepat mengatakan kalau dia mengenal orang kepercayaan Tristan itu.
***
Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa ya
Bisa beli pdf di akuSampai jumpa mingdep 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With Bastard (KAM)
RomanceLima tahun memperjuangkan pria yang begitu dikaguminya, Florin Sampson harus menerima kenyataan bahwa pria itu lebih memilih kakaknya sebagai istri. Dirinya yang hanya anak adopsi tidak memiliki cara untuk protes pada keadaan yang membawa sesak di d...