1 Vs 5

93 12 1
                                    

Bastian memulai harinya dengan sedikit bad mood gara-gara si Rangga yang mengganggu pagi bahagianya. Dia pun merencanakan sesuatu yang akan menghancurkan hidup .

"Tunggu aja tanggal mainnya, Rangga, karena bel udah masuk, jam istirahat kita akan ketemu," ucap Bastian sambil mengedit video yang akan diunggah ke semua media sosial Rangga dengan akun anonim.

Pelajaran pertama dimulai dengan mata pelajaran sejarah, yang membuat Bastian mengantuk. Tanpa sadar, dia tertidur, dan guru sejarah langsung melempar penghapus ke arahnya.

"Bastian, kamu keluar dan hormat di bendera sampai pelajaran saya selesai!" ucap guru tersebut. Bastian pun langsung menuju lapangan tanpa berargumen. Dia malas memperpanjang masalah.

Selama Bastian hormat bendera, siswa-siswa yang sedang pelajaran olahraga memperhatikannya dengan heran. Untungnya, bel istirahat berbunyi, dan Bastian akhirnya bisa beristirahat.

"Gila, gue diliatin terus. Dulu gue secupu dan seteladan apa, sih? Mendingan gue ke kantin beli makan aja," gumam Bastian dalam hati. Dia heran melihat sekitarnya yang memandangnya dengan aneh setelah perubahan dirinya. Lebih baik dia fokus ke makanannya daripada memikirkan mereka.

Selama di kantin, Bastian merasa seperti artis, terus-menerus diperhatikan. Beli makan diliatin, makan diliatin, bahkan salto atau pipis pun diliatin. Capek dia melihat perhatian yang berlebihan itu. Lebih baik dia isi perutnya dengan makanan yang baru saja dibelinya. Saat asyik makan, tiba-tiba datang Rangga dan gengnya. Mungkin mereka tidak terima kekalahan tadi pagi.

"Lu udah mulai berani sama kita. Jangan-jangan, yang bikin anak culun kayak lu berubah itu karena lu dendam. Gue gak peduli, tapi lu harus terima balasannya atas apa yang terjadi tadi pagi. Haha, lawan gue dan teman-teman gue kalau lu bisa!" ucap Delon, wakil dan pacar gelap Rangga. Bastian merasa jijik melihat gaya Delon yang sok cool, padahal aslinya boti.

"Manusia letoy mau lawan gue? Paling juga kalah kayak bosnya. Jangan banyak bacot, sini lawan gue," ujar Bastian, bersiap dengan gaya bertarungnya.

Pertarungan pun terjadi. Dari pihak lawan, mereka menyerang duluan, tapi Bastian bisa membaca gerakan mereka. Ingat, di dalam tubuh Bastian sebenarnya ada Budi, anak yang jago bela diri, terutama silat. Sejak kecil, Budi sudah berlatih di padepokan pencak silat. Delon dan teman-temannya sudah babak belur dan K.O., sementara Bastian hanya mengalami luka kecil. Bertepatan dengan itu, datang guru BK.

"Bastian, ikut saya ke kantor. Jelaskan apa yang terjadi dan obati mereka semua," ucap guru BK kepada ketua OSIS, dan Bastian pun mengikuti guru tersebut ke ruangannya.

Selama perjalanan menuju ruangan BK, Bastian berdoa agar bisa mencari alasan yang baik kepada orang tua tubuh ini, terutama mamanya yang menurutnya sangat dramatis. Dia berharap hal yang dia takutkan tidak terjadi. Menurutnya, ini belum adil dan belum setimpal. Tunggu saja, apa yang akan dia lakukan akan menghebohkan satu sekolah.

"Kamu punya alasan apa? Saya dapat laporan tadi pagi kamu bikin ulah, padahal dulu kamu murid teladan. Kenapa berubah jadi berandalan begini? Kalau ada masalah, lapor ke bapak. Jangan selesaikan dengan kekerasan," ucap guru BK yang heran melihat perubahan drastis Bastian.

"Manusia bisa berubah, Pak. Alasan saya berantem sama mereka karena mereka mulai duluan, mancing emosi saya. Kalau saya gak diganggu, gak bakalan saya hajar mereka. Sekarang, terserah Bapak mau percaya atau tidak," ucap Bastian dengan wajah santai.

"Tapi gak pakai kekerasan. Keputusan bapak, kamu diskors dua hari. Masalah ini akan bapak jelaskan saat rapat orang tua besok, dan ini surat peringatan pertama untuk kamu. Ini juga surat untuk orang tua kamu agar datang ke sekolah besok," ujar guru tersebut sambil memberikan surat kepada Bastian. Setelah menerima surat, Bastian langsung kembali ke kelas dengan niat untuk bolos.

Kelas yang awalnya ramai tiba-tiba menjadi sunyi karena kedatangan Bastian dengan wajah menyeramkan. Dia mengambil tasnya tanpa basa-basi, lalu langsung pergi. Selama perjalanan, dia berpikir keras mencari alasan untuk diberikan kepada keluarga pemilik tubuh ini. Dia pun singgah di supermarket untuk merokok dan minum kopi demi menenangkan pikirannya yang terlalu berisik. Tak terasa, dua batang rokok sudah dia habiskan dan kopinya pun sudah habis. Akhirnya, dia memutuskan untuk pulang.

"ASTAGA, MUKA KAMU KENAPA? DAN INI KENAPA KAMU BAU ASAP ROKOK, BAS?" ucap maminya dengan nada khawatir, dan Bastian mendapatkan tatapan tajam dari papinya dan abangnya.

"Jelaskan dengan rinci, kamu kenapa," ujar papinya dengan suara datar, menuntut penjelasan.

"Bastian akan jelasin, tapi jangan ada yang motong, ya. Jadi, Bastian diskors dua hari karena habis berantem sama teman yang telah menghina Bastian. Terus, Mami dan Papi dapat surat dari sekolah untuk datang besok. Kalau soal bau rokok, tadi Bastian lagi duduk di supermarket beli minum. Kebetulan ada orang yang ngerokok, jadinya baju Bastian bau rokok," ucap Bastian. Untungnya, mami, papi, dan abang percaya.

"Oh, itu alasannya? Ya sudah, kamu istirahat saja. Pasti badan kamu capek. Besok Mami dan Papi akan datang ke sekolah," ucap maminya sambil mengelus wajah anaknya yang terluka.

Sebelum mengistirahatkan tubuhnya, Bastian menyebarkan video aib Rangga dan Delon. Dia ingin membalas dendam karena gara-gara mereka, wajahnya jadi babak belur dan dia diskors.

vote dan komen 😘

GUE JADI KAYA ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang