Bastian yang sakit seharusnya bersekolah, namun ia harus beristirahat di rumah. Mami, yang awalnya berencana menghadiri arisan di rumah temannya, memutuskan memindahkan acara arisan tersebut ke rumah mereka.
"Nak, kalau kamu masih pusing atau mual, panggil Mami, oke?" ucap Mami sambil mengecup pucuk kepala anaknya.
"Iya, Mi. Bastian sudah mendingan, jadi Mami tenang aja," jawab Bastian, sambil melihat pintu yang sudah ditutup oleh Maminya.
Para ibu-ibu mulai berdatangan. Ada yang membawa anak gadisnya, ada juga yang membawa makanan dan minuman. Akhirnya, acara arisan pun dimulai.
"Bu Selena, ini siapa cantik banget?" tanya Mami Putri, memuji anak perempuan yang duduk di samping temannya.
"Perkenalkan, namanya Pakiza Yasira Dhaniyah. Dia anak kakak aku yang meninggal kemarin. Kasihan, anak yatim piatu, jadi aku dan suami angkat dia. Lagipula, aku juga nggak punya anak perempuan," jelas Selena, memperkenalkan keponakannya.
Waktu terus berjalan, Kiza, anak tersebut, merasa sangat bosan. Akhirnya, dia izin ke toilet dengan bertanya sopan, yang membuat Mami Putri terkesan.
"Permisi, Tante. Mau tanya, kalau toilet di mana ya?" ucap Kiza dengan sopan, menghentikan sejenak kegiatan arisan.
"Kamu belok kiri, dekat dapur. Nah, di situ toiletnya, Nak," jawab Mami sambil menjelaskan arah toilet. Kiza pun langsung menuju toilet.
Di sisi lain, Bastian yang haus merasa kesal karena air putih di kamarnya sudah habis. Akhirnya, dia turun ke bawah, dan langsung disambut dengan pertanyaan-pertanyaan membosankan.
"Put, anak kamu imut ya. Jadi pengen bawa pulang," canda salah satu teman Mami yang membuat Bastian merinding mendengarnya.
"Ada-ada saja kamu, Bel. Yang ada bisa diamuk suamiku dan abangnya kalau kamu bawa pulang. Bastian, kamu kok turun? Kenapa nggak manggil Mami saja, hmm?" ucap Mami sambil mengelus rambut anaknya yang sudah panjang.
"Oh, Bastian sudah mendingan kok, makanya turun ke bawah. Mami tenang aja, lanjutin aja arisannya. Bastian izin dulu ke dapur," jawab Bastian, lalu langsung menuju dapur untuk mengambil air minum.
Setelah selesai mengambil minum, tiba-tiba seorang perempuan cantik keluar dari toilet. Mereka berdua saling terdiam sejenak, tiba-tiba hidung Kiza mimisan.
"Mbak, itu hidungnya berdarah," ucap Bastian sambil cepat mengambil tisu untuk Kiza.
"Ya ampun, Kiza. Kenapa bisa begini? Aduh, kita pulang aja ya, Nak," ucap Selena yang mulai khawatir dengan keadaan keponakannya.
Tanpa banyak bicara, Tante Selena pun izin kepada teman-temannya untuk pulang lebih dulu, karena takut Kiza kenapa-napa, apalagi wajahnya sudah terlihat pucat.
Malam pun tiba, arisan selesai. Abang dan Papi sudah pulang dari kegiatan mereka. Mami bercerita tentang kejadian yang terjadi selama arisan tadi.
"Pi, tadi ada keponakan Selena, cantik banget, sopan lagi. Namanya Pakiza Yasira Dhaniyah. Dia anak yatim piatu yang diangkat oleh Selena dan suaminya jadi anak mereka. Tapi sayang, tadi mereka pulang duluan karena Kiza nggak enak badan," cerita Mami dengan semangat. Papi hanya bisa mendengarkan.
"Kapan-kapan ajak main lagi, Mi. Papi penasaran sama anaknya. Mana tahu cocok sama Bastian, hehehe," canda Papi yang membuat Bastian tersedak karena sedang minum.
"Apa-apaan sih, nggak mau! Bastian nggak suka ada jodoh-jodohan begitu. Ah, Bastian mau ke atas aja, abang dari tadi seleting celananya kebuka," ucap Bastian sambil langsung berlari ke kamarnya.
"Adek kurang ajar, demen banget kerjain abangnya. Pantes tadi dia tidur di paha gue," ucap Marvin dalam hati, kesal. Tapi dia takut adiknya ngambek kalau dikerjai balik, jadi dia memilih mengalah.
Di sisi lain, Bastian masih kepikiran tentang Kiza, cewek manis berbadan kecil yang tadi mimisan. Bastian gemas melihat badannya.
"Semoga kita berjodoh, Pakiza Yasira Dhaniyah. Gue mau dengan cara gue sendiri pendekatan sama lo, nggak mau ada perjodohan. Semoga berhasil," gumam Bastian dalam hati sebelum akhirnya tertidur sambil membayangkan hal-hal indah bersama Kiza.
Pakiza Yasira Dhaniyah
Voted dan komen ❤️🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
GUE JADI KAYA !
Novela JuvenilBudi Satryo merupakan seorang anak yang hidup sederhana yang meninggal kerena kecelakaan dan berakhir berpindah jiwa ke tubuh Bastian Umran Mahendra anak yang koma dua bulan kerena menjadi korban bully oleh kakak kelasnya bastian merupakan orang...