Cerita ini bermula saat Arshaka Melviano bertemu dengan orang yang sangat mirip dengan nya. Dia senang ternyata dia memiliki adik kembar yang sudah tumbuh menjadi lelaki cerdas. Tapi ketika tragedi adiknya mencoba bunuh diri itu ketahuan oleh Arshak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"
Bang Shaka, bangun bang udah jam 5 pagi", Aksa menepuk pipi Arshaka pelan untuk membangunkannya. Pasal nya ini hari pertama dia masuk sekolah sebagai seorang Aksa. Meskipun dia baru saja masuk selama seminggu sebagai kelas 12 tapi dia tidak mau menjadi anak yang di cap terlambat.
Yup, tahun ajaran baru saja mulai dan selama seminggu itu banyak hal yang terjadi pada Aksa hingga dirinya memutuskan untuk bunuh diri. Namun ada hal penting yang tidak bisa dia ceritakan pada kembaran nya itu. Ia rasa Arshaka yang cepat tanggap akan tahu dengan sendirinya.
"5 menit lagi dek", ujar Arshaka lalu kembali menarik selimut.
"Bang Shaka bangun, katanya mau jogging dulu sebelum sekolah bareng Aksa", tidak pantang menyerah Aksa mengguncang tubuh kakak kembar nya itu. "Bang Shaka! Jangan tidur lagi nanti telat jogging sama sekolah nya", lanjutnya kali ini tidak ada kata ampun dia memukuli tubuh Arshaka.
"Iya iya, ini bangun", Arshaka bangun dari tidur nya, sebenarnya dia tidak pernah bangun jam segini tapi kalau tidur pagi dia sangat sering. Arshaka menatap Aksa dengan tatapan memelas, "5 menit lagi please", ujarnya.
"Ish, kan mandi dulu udah gitu jogging habis itu sarapan belum lagi jalanan macet nanti aku malah telat. Siapa juga yang ngide mau jadi aku sehari? Bilang nya nanti abang bakal--", omel Aksa. Siapa sangka bocah ini bacot juga, emang ya namanya juga kembar pasti ada aja yang sama.
"Oke oke iya! Abang minta maaf. Abang mandi duluan ya Aksa, adek kembar abang yang baik hati dan tidak sombong cukup ngomel nya", Arshaka memotong omelan Aksa dan langsung merambet handuk untuk mandi. Aksa menghembuskan nafas panjang, sepertinya dia akan beradu mulut jika mereka berdua sudah sama-sama sekolah.
Setelah selesai mandi mereka bersiap-siap untuk jogging. Udara luar sangat segar membuat mereka merasa sangat siap untuk menjalani hari ini. Arshaka memimpin jalan tapi stamina Aksa sudah pasti kalah dengan kakak nya itu.
"Abang tunggu, Aksa gak kuat", ujar Akaa sambil ngos-ngosan. Rasanya nafas dia sangat sulit padahal baru sebentar jogging sama Arshaka. Tapi Arshaka emang gila dia jogging kaya orang lomba lari.
"Baru sebentar dek belum ada 10 menit kita jogging masa udah gak kuat, payah kamu mah", kata Arshaka. Meskipun dia berbicara seperti itu tapi dia tetap menghampiri Aksa dan memberikannya satu botol air mineral yang dia bawa.
"Orang gila mana yang jogging kaya lari cepat, cuma abang", Aksa menatap Arshaka tidak percaya. Emang ini asal nya Arshaka gila atau memang dirinya yang terlalu payah dia pun bingung.
"Nanti Aksa terbiasa kok, baru mulai kan trial class", Arshaka tertawa, memang tidak bisa di samakan stamina seorang Arshaka yang tidak takut apapun kecuali jarum suntik. Dia mengakui kalau stamina nya berbeda dari Aksa yang memang jarang olahraga, Arshaka lupa hal itu. "Kita jalan santai aja dah, sekitaran sini ada pantai kita mampir disana", lanjutnya.