BAB 13

67.3K 3.7K 27
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -


"Lain kali dateng lagi ya Kei kalau ada waktu. Tante ga nyesel deh beli barang di kamu," kata Bianca senang. Biasa nya ia merasa kesepian di rumah, namun satu jam mengobrol dengan Keira rasa nya begitu menyenangkan. Apalagi, dulu ia ingin sekali punya anak perempuan. Tapi, Bianca sulit punya anak, karena itu anak nya hanya satu laki - laki. Anak laki - laki nya pun suka kelayapan tak jelas, hingga Bianca merasa kesepian di rumah sendiri.

"Iya tan, makasih ya. Lain kali beli lagi di saya ya tan. Jam branded saya juga mau saya jual nih, harga murah. Masih bagus - bagus, belum pernah saya pake," kata Keira sekalian mempromosikan jam tangan yang ia jual juga.

"Iya, nanti tante liat - liat dulu!" balas Bianca. Kemudian, Keira pamit pulang karena hari sudah sore.

.

Keira menjalankan mobil nya dengan senyum semringah kayak orang sehabis gajian. Gadis itu berencana ke bank terdekat untuk menarik uang agar bisa membayar kontrakan seperti yang di janjikan. Namun, laju mobil nya terpaksa terhenti ketika melihat sosok lelaki dengan jaket kulit berwarna hitam yang terlihat di hajar oleh segerombolan orang.

Keira mengernyit, "Kenapa itu?" gumam nya.

Di pinggir jalan tepat nya taman, segerombolan orang itu menggunakan tongkat untuk melawan satu pria dengan jaket kulit itu.

Dughh!

Bughhh!

Pria itu ingin melawan, namun karena kalah jumlah, juga lawan nya menggunakan senjata, pria itu menjadi kewalahan.

"Hahaha! Kalah juga kan lo anj*ng," kata salah satu pria dari segerombolan orang itu.

"Baj*ngan! Lo pada curang. Kalau berani, lawan gue tanpa senjata!" ujar pria dengan wajah lebam yang kini tengah terduduk di kelilingi segerombolan orang itu.

"Bac*t lo Alvarez! Udah kalah juga!"

"Mati sana lo--" Orang itu hendak melayangkan tongkat nya memukul pria di hadapan nya itu. Namun, secara tiba - tiba, tangan seseorang muncul, menangkap tongkat orang itu.

"Si anj*r, berantem pake senjata. Cemen ah," ujar Keira mengejek.

"Siapa lo?!" Pria bernama Alvarez Valentino itu juga mendongakkan kepala nya menatap Keira yang kini bak pahlawan kesiangan.

Keira menarik tongkat dari orang berkepala plontos itu. Karena tak ada persiapan, tongkat berhasil di rebut oleh Keira.

"Ayo, maju lo semua," kata Keira menantang. Setelah nya, sesuai perkataan Keira, ada 5 orang yang maju menyerang Keira. Ada 2 orang yang menggunakan tongkat juga, 2 orang dengan tangan kosong dan satu orang dengan senjata tajam berupa pisau lipat.

Keira dengan tongkat nya mulai melawan satu per satu orang itu.

Bugh!
Dughhh!
Bughhh!

Menyaksikan Keira bertarung sendiri, Alvarez yang awal nya duduk menyaksikan kini ikut bergabung membantu Keira dengan sisa tenaga nya.

Perkelahian berlangsung singkat, sekitar 4 menit saja. Orang - orang itu langsung kabur begitu saja setelah menerima beberapa luka - luka.

Keira berdecih pelan, kemudian pandangan nya beralih pada sosok pria yang terlihat tengah mengatur nafas nya. Pria itu berjongkok, cukup kehabisan tenaga juga tubuh nya terasa sakit semua karena sempat terkena pukulan sebelum nya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang