Part 4 : Why?

42 7 0
                                    

"Jangan asal membuat kesimpulan tentang bagaimana orang tersebut, sebelum mengenalnya lebih jauh lagi."

- Vellyna

●○●○●○●○

HAPPY READING


●○●○●○●○

Di kantin, Velly dan Kayla sibuk dan fokus memakan makanan mereka masing-masing. Tidak ada obrolan apa pun di antara mereka. Kayla memakan makanannya sambil sesekali menatap ke arah Velly. Sedangkan Velly, memakan makanannya sambil membaca bukunya. Hanya suara riuhnya kantin yang menyertai keheningan antar keduanya.

Velly mendongakkan kepalanya saat menyadari Kayla selalu sesekali menatap ke arahnya. Sepertinya ada yang ingin dikatakan oleh Kayla sekarang ini.

"Kenapa?" tanya Velly memberhentikan aktivitas membacanya dan menutup bukunya itu. Ia kini menatap ke arah Kayla sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Kayla berdehem dan meletakkan sendoknya, lalu beralih menatap Velly. Sesaat, ia ragu untuk berbicara, namun akhirnya ia membuka mulutnya. "Lo...beneran nggak excited sama kedatangan Arsha? Ya setidaknya lo jangan cuekin dialah Vel pas kalian baru kenalan kayak tadi," ucap Kayla.

Velly menghela nafasnya. Velly sudah cukup muak sekarang mendengar nama cowok itu. Entah mengapa, ia hanya merasa tak ada gunanya membahas cowok itu. "Bahas Arsha lagi?!" Kayla menggelengkan kepalanya pelan. Ia memilih untuk tak berbicara lagi dan kembali fokus pada makanannya.

Velly menatap ke arah depan dan tak sengaja melihat seorang cowok yang ada di meja depan mereka duduk walaupun jaraknya agak jauh. Tempat di mana Arsha dan Reza duduk. Mereka lagi-lagi saling bertatapan satu sama lain, tapi Velly langsung mengalihkan pandangannya dari Arsha dan beralih menatap Kayla lagi.

"Kenapa kalau gue gitu? Dia juga nggak masalah, kan?" mendengar Velly yang bicara lagi, Kayla kembali menatap Velly.

"Iya, Vel, gue tahu. Tapi, nggak ada salahnya juga kalau lo nggak bersikap cuek ke Arsha pas baru kenalan."

Kayla menghela nafasnya. "Vel, Arsha kayaknya juga baik kok. Pas gue sapa dia, dia balas dan senyum ke gue," lanjut Kayla.

"Udah? Gitu aja?" Kayla mengerutkan dahinya bingung.

"A-apanya?"

"Jadi, karena Arsha senyum ke lo pas lo sapa dia, lo udah buat kesimpulan kalau Arsha itu baik, gitu?" ucap Velly. Nada bicaranya seakan berubah, yang awalnya terdengar santai, kini menjadi nada yang serius. Terlihat menyeramkan bagi Kayla. Ia juga dibuat terdiam dengan ucapan Velly barusan.

"Y-ya nggak gitu juga, Vel. M-maksudnya kan...gue juga ngerasa aja kalau Arsha emang baik," ucap Kayla. Velly menyilangkan tangannya di atas meja dan menatap Kayla dengan tatapan yang serius, membuat Kayla sedikit takut.

"Penampilan dari luar nggak menjamin hatinya baik, Kay. Menurut lo Arsha baik karena murah senyum, kan? Tapi, lo nggak tahu Arsha sebenarnya gimana? Iya, kan?"

"Tapi...lo ngerasa nggak kalau Arsha itu emang baik? Di lihat aja kayak udah kelihatan, Vel. Nggak ada salahnya juga kita anggap Arsha itu emang baik," ucap Kayla lagi.

"Hm, gue juga ngerasa kalau Arsha itu emang baik. Tapi...kita baru kenal sama Arsha, Kay. Kita nggak tahu sikap lain Arsha kayak gimana?"

"Cuma karena orang itu terlihat baik dari luar, bukan berarti di dalam hatinya juga baik. Gue udah pernah bilang ke lo-" Velly menjeda kalimatnya untuk beberapa detik sebelum melanjutkan kalimat yang membuat Kayla terus bungkam.

WANNA BE YOURS [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang