"Cinta pertamaku adalah luka dan sebagai pelajaran. Tapi, cinta terakhirku ini adalah hadiah setelah luka yang pernah ditorehkan cinta pertamaku."
- Vellyna
◆◇◆◇◆◇◆◇
"Tak peduli aku cinta pertamaku atau bukan, tapi aku akan mencintaimu selalu. Di setiap detik yang berlalu, tetap kamu cintaku. Cinta pertama dan terakhirku."
- Arshaka
●○●○●○●○
♡ HAPPY READING ♡
●○●○●○●○
Velly yang tadinya masih menatap ke arah lain dan mengabaikan ucapan Arsha, kini ia kembali menatap Arsha. Terdiam tak berkutik, mulutnya masih terkunci erat dan seakan enggan untuk membalas ucapan Arsha saat ini.
Di balik terdiamnya Velly saat ini, jantungnya tiba-tiba terasa berdetak lebih cepat. Suasana mendadak hening dan memegang, mata yang saling menatap itu bahkan tidak berpaling sedikit pun.
"S-serius?" entahlah, bahkan hanya untuk berbicara sepatah kata saja rasanya berat.
Arsha menganggukkan kepalanya sebagai balasannya, "Iya, serius."
"Lihat tangan kanan kamu." Velly mengerutkan dahinya bingung.
"K-kenapa?" dengan rasa bingungnya, Velly perlahan menolehkan pandangannya ke arah tangan kanannya.
Betapa terkejutnya Velly setelah melihat tangannya, ia menutup mulutnya dengan tangan kirinya sambil masih menatap sebuah benda yang sudah tersemat di jarinya. Sebuah cincin, cincin yang cantik itu entah dari kapan sudah tersemat di jarinya itu. Ia bahkan tak menyadari apa pun.
"S-Sha...i-ini?" ucapan Velly terbata-bata, ia masih tercengang dengan hal yang dilihatnya. Sederhana, tapi bisa membuat Velly terdiam membeku untuk beberapa detik.
Arsha tersenyum kemudian menganggukkan kepalanyakepalanya, "Aku nggak bohong, aku serius, Vel."
"Bukan cara yang bagus, ya? Maaf, apa perlu aku ulang lagi seperti cara yang dilakukan Kak Devan," ucap Arsha melihat Velly yang masih saja diam tak berkutik sambil menatapnya. Ekspresinya saat ini membuat Arsha merasa sedikit takut kalau cara melamarnya ini terlihat biasa saja dan Velly tak menyukainya.
Arsha menundukkan kepalanya kemudian menghela nafasnya, "Benar, ini biasa saja. Seharusnya aku bisa melakukannya lebih baik lagi."
Mendengar ucapan Arsha membuat Velly yang tadinya masih saja diam akhirnya terlihat tersenyum dan terdengar kekehan kecil darinya. Menyadari akan hal itu, Arsha langsung mendongakkan kepalanya kembali menatap Velly.
"K-kamu nangis?"
Velly tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak menangis, entah kenapa ia merasa terharu dan membuat matanya itu berkaca-kaca. Air matanya rasanya juga ingin segera menetes dari matanya.
Velly menyeka air matanya yang hampir terjatuh. Ia kemudian langsung memeluk Arsha dengan erat. Sedangkan Arsha sedikit tersentak karena tingkah Velly yang tiba-tiba. Arsha perlahan mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan itu. Ia mengusap kepala Velly lembut.
"Are you okay? Am i wrong?"
Velly melepaskan pelukannya dari Arsha. Ia kemudian menghapus air matanya yang sudah menetes tadi dan membasahi pipinya. Velly kembali tersenyum setelahnya kemudian menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANNA BE YOURS [ Revisi ]
Tienerfictie"𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐤𝐚𝐬." ◆◇◆◇◆◇◆◇ Rasa cinta memang tidak dapat ditebak kapan ia akan datang. Seperti s...