Part 40 : Sincere Love

22 3 0
                                    

♡ HAPPY READING ♡

●○●○●○●○

"Lagi ngapain, Vel?" tanya Kayla duduk di bangku Arsha yang masih kosong tiada penghuninya.

"Oh ini, lagi siapin materi buat Arsha, dia udah ketinggalan banyak materi soalnya," balas Velly kemudian tersenyum dan kembali sibuk mencatat. Kayla melihat Velly sambil tersenyum.

"Lo nggak jadi ketemu sama Reyhan?" tanya Kayla.

"Kapan-kapan aja, Kay. Gue mau ajak Arsha sekalian," balas Velly menolehkan kepalanya sekilas ke arah Kayla. Kayla hanya menganggukkan kepalanya.

"Maaf, ya. Gue sama Reza nggak bisa ikut jenguk Arsha hari ini, mau kencan soalnya, hehe," ucap Kayla yang kemudian terlihat terkekeh pelan.

"Iya iya, nggak papa, kalian juga nggak harus datang tiap hari kok," ucap Velly kemudian tersenyum.

●○●○●○●○

Di sinilah Velly berada, di tempat yang sama di mana Arsha masih belum juga ada tanda-tanda untuk membuka matanya. Sudah lewat seminggu, meskipun Dokter menyatakan bahwa keadaan cowok itu sudah membaik, tapi tetap saja, cowok itu masih tidak mau membuka matanya.

"Arsha, kamu betah banget sih tidurnya, nggak capek apa tidur terus kayak gini? Aku selalu tungguin kamu bangun, Sha," ucap Velly sambil mengusap lembut kepala Arsha dengan tangannya yang satunya menggenggam tangan Arsha.

"Oh iya, aku belum cerita ini kan sama kamu? Beberapa hari lalu aku mimpi buruk tentang kamu."

"Kamu terus mengatakan hal manis padaku, tapi entah kenapa rasanya menyakitkan. Hatiku rasanya sakit banget waktu kamu udah nggak sadar, Sha. Rasanya kayak ada yang hilang, sulit buat jelasinnya, Sha." Velly kembali menutup mulutnya. Ia menghela nafasnya sebelum ia kembali berbicara dan masih sambil menatap wajah Arsha dengan lekat.

"Aku senang kalau itu hanyalah mimpi, aku benar-benar takut kalau mimpi itu ternyata kenyataan, Sha. Aku belum siap buat kehilangan kamu," ucap Velly lagi kemudian mengusap sudut matanya yang meneteskan sebuah butiran jernih. Air matanya tiba-tiba saja jatuh menetes tanpa seizinnya. Hatinya masih terasa lemah jika mengingat mimpi buruknya itu. Velly menarik nafasnya dalam sebelum ia kembali membuka mulutnya lagi. Velly mengukir senyuman di wajahnya itu.

"Kamu tahu? Semalam aku mimpi indah, yang mana di mimpi itu aku bahagia banget sama kamu, Sha. Kita bercanda dan tertawa bersama. Dalam mimpi aku, kita benar-benar bahagia," Velly kembali mengukir senyuman manis di wajahnya.

Sungguh aneh, bukan? Berbicara pada orang yang tidak akan membalas ucapannya saat ini.

"Kita bisa lakuin itu, kan? Makanya kamu cepat bangun, biar kita bisa kayak di mimpi aku, bercanda dan tertawa bersama," ucap Velly lagi. Velly menundukkan kepalanya.

Kenapa hatinya terasa begitu lemah? Lagi-lagi ia ingin menangis, tapi ia mencoba untuk menahan tangisnya itu. Velly menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Menahan air matanya itu agar tidak menetes.

"Kalau nangis bisa bikin kamu tenang, nangis aja nggak papa, tapi jangan nangis terus-terusan, ya? Sebentar aja nangisnya, kasihan sama mata kamu juga kalau nangis terus sampai sembab. Kamu juga pasti capek kalau nangis terus."

"Aku nggak salah dengar, kan? Ini bukan mimpi lagi? Siapapun tolong bilang padaku kalau suara itu berasal dari orang yang aku rindukan selama beberapa hari ini."

WANNA BE YOURS [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang