Part 10 : Trauma

24 2 0
                                    

"Ternyata, melupakan sesuatu tidak semudah itu."

- Vellyna

●○●○●○●○

♡ HAPPY READING ♡

●○●○●○●○

Sesampainya di UKS, Kayla menyuruh Velly untuk duduk di ranjang yang ada di sana. Kayla terus mencoba menenangkan Velly agar ia bisa lebih tenang.

"Udah, nggak papa, Vel." Kayla mengusap kepala Velly dan menepuk punggung Velly pelan.

Setelah dirasa Velly sudah agak tenang, Kayla melepaskan pelukannya dan beralih menatap Velly yang menundukkan kepalanya. Kayla menghela nafasnya.

"Bentar, ya." Kayla beralih untuk mengambil air minum.

"Ini, minum dulu," ucap Kayla sambil menyodorkan segelas air pada Velly. Velly menerimanya kemudian langsung meminumnya beberapa teguk. Setelah meminumnya, Velly menaruh gelas itu di atas laci di dekatnya.

"Gimana? Udah tenang?" tanya Kayla lembut. Velly hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Kenapa? Ada apa, Vel?" tanya Kayla yang masih terlihat khawatir. Velly hanya menggelengkan kepalanya. Kayla menghela nafasnya melihat Velly hanya diam dan tak membalas ucapannya.

Melihat Velly yang terlihat rapuh seperti ini, membuat Kayla kasihan melihatnya. "Velly, cerita sama gue ada apa? Jangan diam aja."

"Kambuh lagi?" tebak Kayla. Velly mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Kayla kemudian terlihat menganggukkan kepalanya pelan. Tebakan Kayla benar.

"Kambuh lagi, Kay. Perasaan gue kacau banget, dan-"

"Gue jadi keingat lagi," ucap Velly yang akhirnya berbicara. Kayla paham sekarang apa yang dialami Velly barusan. Kayla beralih duduk di kursi yang ada di sana dan masih menatap Velly.

"Lo habis ngapain? Kok bisa kambuh lagi?" tanya Kayla. Kayla sudah menduga kalau trauma Velly akan ketakutannya itu kambuh lagi. Sudah terlihat dari keadaannya tadi.

"Arsha...dia-" Velly kembali diam tak melanjutkan kalimatnya. Kini mulutnya rasanya terasa berat untuk berbicara meskipun hanya sepatah kata pun.

"Arsha kenapa?"

"Dia...barusan nyatain perasaannya ke gue, Kay." Kayla terdiam beberapa detik setelah mendengar ucapan Velly. Kayla menganggukkan kepalanya.

"Oke, gue ngerti sekarang. Udah nggak papa, lo tenang aja, ya," ucap Kayla sambil mengusap pundak Velly dan menepuknya pelan.

"Lo nggak bawa obat?" tanya Kayla. Biasanya Velly akan meminum obat penenangnya agar ia bisa kembali tenang. Meskipun saat ini Velly sudah terlihat tenang, tapi mungkin akan lebih baik jika ia meminum obatnya itu.

Velly menggelengkan kepalanya pelan. "Gue nggak bawa. Udah lama nggak kambuh lagi, Kay." nada bicara Velly terdengar bahwa ia masih merasa takut. "Jadi, gue nggak bawa, tapi sekarang malah muncul lagi," balas Velly.

"Yaudah. Lo di sini aja ya, istirahat. Nanti kalau di kelas takutnya kenapa-napa, nanti gue ke sini lagi. Jangan ke mana-mana, oke?" ucap Kayla berpesan yang hanya dibalas anggukkan oleh Velly.

"Nggak usah dipikirin dulu apa yang Arsha ucapin, nanti bisa tambah parah, Vel. Arsha juga nggak tahu soal ketakutan lo itu." Velly lagi-lagi hanya mengangguk. Velly terlihat tenang, namun ekspresi kecemasan dan ketakutannya itu masih terlihat meskipun ia mencoba menyembunyikannya.

WANNA BE YOURS [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang