Part 14 : Different

21 3 0
                                    

"Apakah ini sudah waktunya untuk kembali pada diriku lagi yang pernah hilang dan memulai kisah yang baru lagi?"

- Vellyna

●○●○●○●○


♡ HAPPY READING ♡


●○●○●○●○

"Velly, ayo sarapan sama Kakak!" ucap Devan dari luar kamar Velly sambil beberapa kali mengetuk pintunya.

"Iya, Kak. Bentar lagi Velly keluar." Devan tersenyum kecil karena mendengar Velly yang membalas ucapannya. Devan berpikir Velly akan kembali berdiam diri seperti kemarin. Tapi sepertinya, Velly sudah lebih baik hari ini.

"Baiklah, Kakak tunggu di meja makan!" ucap Devan lagi kemudian pergi lebih dulu menuju meja makan.

Velly berdiri dan menatap dirinya di depan cermin panjang. Ia menatap dirinya di pantulan cermin itu. Ia kini sudah berpakaian rapi dengan seragam sekolahnya.

"Velly, gue tahu lo pasti bisa!" gumam Velly menatap dirinya sendiri di pantulan cermin sambil menepuk dadanya beberapa kali. Mencoba memberikan semangat pada dirinya sendiri saat ini.

Tak ingin berlama-lama, Velly langsung mengambil tas ranselnya dan keluar dari kamar. Velly tersenyum saat melihat Devan yang sudah ada di meja makan.

"Pagi, Kak," sapa Velly sambil menaruh tasnya di kursi dan langsung duduk. Devan yang masih menunggu Velly sambil bermain ponsel langsung mengalihkan pandangannya ke arah Velly dan mematikan ponselnya saat mendengar adiknya itu datang menyapanya.

Devan yang baru saja mendongakkan kepalanya dan menatap Velly menjadi terdiam karena melihat Velly saat ini. Velly yang melihat Devan yang hanya diam menatapnya juga merasa bingung.

"K-kenapa lihatin Velly kayak gitu?" tanya Velly bingung. Devan tersenyum kemudian menggeleng pelan.

"Emangnya kamu udah baikan? Mau pergi ke sekolah?" tanya Devan saat melihat Velly yang sudah rapi memakai seragam sekolahnya.

Velly melihat dirinya sendiri kemudian kembali menatap Devan dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak. Velly udah baikan kok." Devan terlihat tersenyum senang mendengarnya. Sedikit rasa kekhawatiran yang terus membebani Devan terasa sudah sedikit berkurang.

"Syukurlah kalau udah baikan. Yaudah, ini sarapan dulu." Velly hanya mengangguk kemudian memakan makanannya dan diikuti Devan yang ikut makan.

Velly sesekali mengamati sekitar, mencari sosok seseorang yang dicarinya. "Kak Anna ke mana, Kak? Pulang?" tanya Velly di sela makannya setelah mengamati sekitarnya, tak menemukan sosok yang dicarinya.

Devan mengangguk. "Iya, dia juga mau kerja, Vel," balas Devan.

"Kakak sendiri? Kakak nggak kerja? Kok belum siap?" tanya Velly lagi melihat Devan hanya memakai pakaian biasa dan bukan pakaian kerjanya.

"Kakak kira kamu masih sakit, jadinya Kakak masih libur, Kakak nggak akan berangkat kerja kalau kamu masih sakit, Vel," balas Devan. Velly terkekeh pelan mendengar ucapan Kakaknya itu.

"Kakak berlebihan, Velly nggak papa, Kak," ucap Velly kemudian tersenyum. Menurut Velly, Kakaknya itu memang terkadang berlebihan. Ia terlalu banyak menyimpan rasa khawatir padanya sejak kejadian itu.

Devan terdiam, tapi kemudian ia tersenyum kecil. Ia merasa sepertinya sesuatu yang hilang dari Velly perlahan mulai terlihat kembali. Melihat adiknya itu yang mengukir sebuah senyuman membuat hatinya ikut senang, ia menjadi lebih tenang lagi setelah melihat senyuman adiknya yang selama ini dirindukannya.

WANNA BE YOURS [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang