Part 44 : Birthday?

11 2 0
                                    




♡ HAPPY READING ♡


●○●○●○●○

Tepat pada hari ini, adalah hari yang spesial bagi Velly. Velly menyambut pagi hari ini dengan senyuman yang memekar di wajahnya dan dengan rasa bahagianya.

"Happy birthday to myself," ucap Velly sambil menatap dirinya di pantulan cermin, sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Velly beralih mengambil ponselnya di ranjangnya yang sedari tadi belum ia buka sama sekali. Berharap sebuah pesan yang ia tunggu-tunggu itu datang.

Tapi, senyuman Velly langsung terlihat pudar saat tidak ada pesan yang ia tunggu-tunggu itu. Entah ucapan ulang tahun dari Arsha, kedua Kakaknya, maupun temannya. Tidak ada satupun ucapan ataupun pesan dari mereka.

"Apa mereka lupa?" Velly hanya mendengus kesal. Tapi, ia mencoba positif thinking kalau mereka akan mengucapkannya secara langsung dan tanpa lewat pesan.

Dengan rasa yang agak kesal, Velly menyambar tas ranselnya dan langsung keluar dari kamarnya. Kali ini, ia berharap Kakaknya itu akan mengucapkan sesuatu padanya saat ia sudah turun ke bawah.

Tapi hasilnya apa? Devan yang biasanya sudah menunggunya untuk sarapan, tapi kali ini tidak ada siapapun di sana.

Velly menghela nafasnya kemudian berjalan menuju meja makan. Melihat makanan yang sudah tersedia di sana. Bukannya menemukan Devan, tapi Velly melihat secarik kertas yang tertimpa gelas di sana. Velly pun mengambil secarik kertas itu dan membaca tulisan yang tertera di sana.

Velly menghela nafasnya, yang benar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Velly menghela nafasnya, yang benar saja. Bahkan tidak terselip sebuah ucapan untuknya di secarik kertas itu. Apakah bahkan Kakaknya sendiri itu lupa dengan hari ulang tahunnya?

"Oke, Velly. Ini hari spesial lo, jangan terlalu kesal," ucap Velly kemudian menghela nafasnya lagi.

Velly akhirnya memilih untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan di sana sebelum ia pergi ke sekolah. Lagipula, ia juga merasa lapar. Bukankah ia lebih baik makan dulu?

●○●○●○●○

Setelah selesai makan, Velly langsung bergegas untuk pergi ke sekolah. Tapi, saat baru keluar dari rumah, ia mendekati Arsha dengan motornya yang sudah berada di depan rumahnya.

Arsha yang menyadari Velly sudah keluar, ia menolehkan kepalanya. Arsha tersenyum kemudian melambaikan tangannya pada Velly.

"Ayo berangkat sama aku," ucap Arsha saat Velly sudah menghampirinya.

"Sejak kapan kamu di sini? Udah lama? Kenapa nggak masuk aja?" tanya Velly bertubi-tubi.

"Nggak lama kok. Aku emang sengaja nggak masuk, biar kamu nggak terlalu terburu-buru karena aku tungguin kamu. Kak Devan bilang nggak bisa antar kamu, jadi berangkatnya bareng sama aku aja, hm?" jelas Arsha. Velly diam sejenak.

WANNA BE YOURS [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang