02. Kembali

591 41 4
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃


5 Tahun Kemudian..

Terlihat seorang gadis berniqab hitam, sedang menaiki kuda putih dengan sebuah busur di tangan nya. Kuda itu berlari dengan begitu cepat, gadis itu mengangkat busur nya dan berusaha meluruskan ke arah balon yang menjadi sasaran nya.

Set

Dor

Satu kali serangan langsung mengenai target, gadis itu tersenyum lebar di balik niqab nya. Kuda itu berhenti lari, gadis itu pun turun dan membelai-belai kepala kuda nya itu.

"Daily!." panggil seorang gadis dari belakang, gadis yang di panggil Daily itu langsung berbalik dengan wajah cemberut di balik cadar nya.

"Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuhu, Daily." ucap gadis itu.

"Waalaikumsalam warahmatulahi wabarakatuhu, nama ana itu Zaily, bukan Daily." jawab gadis itu-Zaily.

"Iya-iya, lagian gak ada beda nya kok." ucap gadis itu.

"Ih! Beda dong, D dan Z itu beda, b-e-d-a. Beda." jawab Zaily.

"Iya-iya, oh ya, kamu udah beres beres? Hari ini kan kamu kembali ke indonesia." tanya gadis itu.

"Udah kok, aku udah beres beres dari semalam." jawab Zaily.

Gadis itu mengangguk, Zaily kembali menghadap kuda kesayangan nya itu, lalu kembali mengusap nya dengan penuh kasih sayang dan juga mencium nya.

"Bulan, Bulan jaga diri baik baik ya? Zai pasti bakal kangen bulan." ucap Zaily pada kuda nya.

Zaily merogoh ponsel di kantung jaket nya lalu berfoto dengan kuda putih nya itu. Zaily berfoto dengan bulan sangat lama, sampai-sampai gadis yang menunggu nya itu jadi mengantuk karna suntuk memenuhi diri nya.

"Yuk, aku udah selesai." ucap Zaily.

"Ayok." jawab gadis itu.

Mereka berdua pun berjalan bersama, soal bulan, Zaily sudah kembalikan dia ke kandang nya. Di tengah perjalan, Zaily menatap gadis di samping nya itu, lalu berkata.

"Aku tiitp Bulan sama kamu ya ra." ucap Zaily dengan mata sedikit berkaca-kaca.

Gadis itu pun langsung menatap Zaily juga, dan bertanya. "Sesayang itu kamu sama Bulan?" tanya nya, di angguki Zaily.

"Tenang, bakal aku jaga kok, nanti aku akan kirim kegiatan Bulan setiap hari nya, Kita juga bisa video call nanti." ucap gadis itu.

"Syukron ukhti." ucap Zaily.

"Na'am ti." jawab gadis itu.

Singkat waktu, Zaily sudah bersalaman dengan semua ustadzah, ustadz dan murid murid perempuan lain nya. Zaily pun menuju bandara dengan di antar oleh mobil dari Al-Azhar.

Tak berselang lama, Zaily pun sampai, Zaily terus menunggu dengan sabar. Dia sangat merindukan kedua orang tua nya, orang tua Adiba dan juga Adiba. Dia juga tidak sabar menemui cowok yang berjanji akan menikahi nya setelah di kembali.

Singkat waktu, Penerbangan ke indonesia pun berlangsung. Di dalam pesawat Zaily terus menatap keluar jendela. Dia benar-benar rindu pada mereka.

"Selamat siang para penumpang, sebentar lagi kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo."

Ucapan pramugari membuat Zaily jadi menangis, akhirnya, akhirnya waktu yang dia tunggu-tunggu segera tiba.

Saat pesawat sudah mendarat, Zaily langsung turun dengan cepat dan mengambil barang nya. Walaupun sedikit lama karna antrian, Zaily terus menunggu dengan sabar.

Setelah mendapatkan barang nya, dia langsung keluar, menengok kanan dan kiri mencari keberadaan orang tua nya dan juga Adiba.

"Zaily!."

Deg

Mendengar suara itu, Zaily kembali menangis dan menoleh ke samping kanan, di mana orang tua nya, orang tua Adiba dan Adiba berjalan ke arah mereka.

Zaily berjalan cepat ke arah mereka, saat sudah dekat, Zaily langsung memeluk kedua orang tua nya, dan menangis.

"Abah, umma, Zai kangen banget." ucap Zaily di sela sela tangis nya.

"Abah dan umma juga kangen nak." jawab abah Halif mewakili.

Setelah berpelukan dengan kedua orang tua nya, Zaily memeluk umi Hana, sedangkan abi Daffa, Zaily hanya menangkup kedua tangan.

Zaily pun menatap Adiba yang ternyata mata nya sudah merah karna menangis. Zaily langsung memeluk Adiba, membuat gadis itu semakin menangis.

"Ih, masih cengeng." ledek Zaily.

"Diam." ucap Adiba membuat mereka semua yang ada di situ tertawa.

Setelah sesi berpelukan, mereka pun kembali ke rumah- rumah Zaily. Satu harian full mereka semua menghabiskan waktu di rumah.

Mulai dari masak-masak, makan-makan dan bercerita banyak. Selama Zaily tidak ada di sini dan selama Zaily ada di kairo mesir.

"Zai, kamu begitu bahagia, tapi aku tidak tahu, apakah setelah kamu tahu kebenaran ini, kamu masih bahagia atau tidak." batin Adiba sembari menatap Zaily.

Abi Daffa yang melihat putri nya itu, hanya bisa mengusap-usap pelan punggung anak nya. Memberikan rasa tenang.

Mereka menghabiskan malam bersama, sampai pukul 10.30 malam, mereka tidak begadang karna akan bangun untuk tahajjud.

Mereka kembali ke kamar masing-masing, Zaily dan Adiba tidur bersama, Zaily sudah masuk ke alam mimpi, sedangkan Adiba masih terjaga.

Adiba kembali mengingat kejadian tiga minggu yang lalu.

"Kalian berdua akan menikah, sesuai wasiat kakek dan nenek kalian."

"Kalian berdua akan menikah, sesuai wasiat kakek dan nenek kalian."

Ucapan itu terus berputar di kepala nya. Adiba memukul-mukul kecil kepala nya berharap kata-kata itu hilang.

Namun sia-sia, kata-kata itu tidak hilang dalam benak nya. Adiba berbalik menghadap Zaily yang tertidur dengan lelap.

Wajah sayu milik Zaily membuat air mata Adiba mengalir. Adiba membatin. "Semoga kamu gak benci aku zai." batin Adiba, lalu menyusul ke alam mimpi.

***

Hi, makasih udah baca cerita ini, dan makasih juga vote nya. Thank u.

Pangeran Untuk Zaily [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang