05. Pertemuan

871 62 14
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

"Rafka." suara lembut milik seorang gadis bercadar terdengar memanggil seorang pria yang sedang duduk santai di balkon kamar sembari menikmati angin pagi.

"Hm?" dehem Rafka.

"Aku izin keluar ya? Aku mau ketemu sama Zaily." pamit Adiba.

"Iya, kamu hati-hati." ucap Rafka.

"Iya." jawab Adiba.

"Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuhu." pamit Adiba.

"Waalaikumsalam warahmatulahi wabarakatuhu." jawab Rafka.

Adiba pun menyalami tangan suami nya lalu pergi. Sedangkan Rafka kembali menikmati angin pagi dengan pikiran yang berkecamuk, dia masih tidak menyangka bahwa sekarang dia telah menikah dengan sahabat dari orang yang dia cintai.

Kembali pada Adiba, singkat waktu. Kini gadis itu sudah sampai di sebuah taman tempat favorit nya bermain dengan Zaily, sedari tadi Adiba terus memainkan ujung jilbab nya sembari menunggu Zaily yang belum tiba.

Adiba masih merasa bersalah, dia rasa nya sangat malu untuk menunjukkan diri di depan Zaily.

"Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuhu ukhti." suara lembut milik seorang gadis- Zaily terdengar dari belakang nya.

Adiba langsung berdiri dan berbalik dengan ragu-ragu, lalu menjawab. "Waalaikumsalam warahmatulahi wabarakatuhu ukhti." jawab Adiba.

"Maaf ya kalau aku lama, tadi bantu Umma dan abbah bersih-bersih sedikit, masak dan alhasil kelepasan ngobrol-ngobrol." ucap Zaily sesal, terlihat jelas dari sorot mata nya.

Adiba tersenyum lalu menjawab. "Gapapa, aku juga baru datang kok." jawab Adiba di angguki Zaily.

Mereka pun duduk, tapi hanya ada keheningan yang mengisi mereka berdua. Tiba-tiba terasa sangat canggung.

"Diba."

"Zai."

Ucap mereka bersamaan membuat mereka tertawa.

"Kamu deluan." ucap Adiba.

"Kamu aja." jawab Zaily.

Hening, keadaan menjadi hening. Lama keheningan menyelimuti mereka, Adiba pun membuka suara. "Maaf.." cicit Adiba.

"Maaf kenapa?" tanya Zaily keheranan.

"So-soal per.." Adiba rasa nya tidak sanggup untuk melanjutkan nya.

"O-oh.. Itu gapapa, udah lewat juga kan? Jadi gak usah di bahas lagi." jawab Zaily.

"Sekarang, kalian fokus aja ke rumah tangga kalian." imbuh Zaily lagi.

Pangeran Untuk Zaily [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang