• 18 siapa dia?

2.4K 314 80
                                    

happyreading

***

mala mendudukinya kasur kamarnya, sesekali menatap setiap sudut kamar itu, kamar yang tidak terlalu besar tapi susananya nyaman, mala tersenyum miris dirinya sama sekali belum menyangka.

jika kini dirinya berada di sebuah kawasan yang sama sekali tidak mala inginkan sedari dulu, namun tidak bisa mala pungkiri ada rasa senang dan terharu saat mengingat pertemuan yang terjadi antara dirinya dan rakha dulu.

mungkin jika mala tidak turut hadir dalam acara waktu itu, kisah ini tidak akan pernah terjadi, dan mungkin kah rakha, laki laki yang kini mala cintai sebagai suami, tidak akan jatuh hati padanya, melainkan jatuh hati dan menjadi milik orang lain?

namun sepertinya tuhan juga sangat merestui keduanya, selain karna jodoh yang sudah tertulis di lauhul Mahfudz, memang setiap pertemuan yang terjadi sudah allah tetapkan, tapi apakah ini akan selamanya? atau hanya sekedar hanya jodoh sementara? aku pun juga tidak tau.

Bahkan keberanian dari seorang pemuda yang masih berumur kisaran 20 tahun, laki laki yang baru saja menyelesaikan masa pelajarannya di cairo dulu itu, tidak akan pernah mengajaknya pada seorang wanita tengil pada sebuah hubungan yang bernamakan taaruf .

sederhana, tapi tidak semua laki laki bisa melakukannya, bahkan sabarnya tidak pernah mala lihat di laki laki manapun, yang mala temui di luaran sana.

situasi itu kembali hening, mala kembali menatap setiap sudut ruangan itu, hingga atensi berhenti pada satu seseorang yang kini tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

yaa setelah kepergian amara dan lainnya, halima membawanya mala menuju kamar yang berada di rumahnya.

flashback on.

"hal, aku titip mala yaa, kalau dia bikin kesalahan tegur aja, aku percayakan semuanya sama kamu"halima tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"kamu tenang aja amara, al di sini akan baik baik aja, dia sudah menjadi anakku juga,"amara mengangguk lalu memeluknya halima dengan pelukan ternyaman nya.

"aku percaya hal, kamu tidak akan melakukan hal hal yang slalu terlintas di pikiranku, karna setiap manusia pasti memiliki batas kesabaran, hanya saja aku takut kamu akan seperti mertua di luaran sana,"

"yang apa bila istri dari putranya melakukan kesalahan yang begitu fatal, dan akan memarahinya serta menyuruhnya pergi dari kehidupan putranya, meskipun aku tau kamu tidak akan seperti itu,"

"apa lagi mala belum sepenuhnya bisa berfikir dewasa dan bijak, dia masih butuh arahan hal,"

"jadi aku mohon ya, bawa dia ke jalan yang benar, bantu dia untuk menyelesaikan ujiannya kali ini, yaitu membawa putramu pulang bersamanya, dan aku juga berharap kamu juga menganggap mala tulus layaknya putri kamu,"

amara kembali menangis, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di ponpes ini, dia juga tidak bisa melihat perjuangan mala dalam mengembalikan ingatan rakha suaminya.

bahkan dia juga tidak bisa membantunya di saat dia membutuhkan bantuan, amara takut jika di saat mala terjatuh, tidak ada yang membantu untuk mengobati lukanya.

amara tidak memanjakannya, tapi ibu mana yang tega membiarkan putrinya merasakan itu semua sendirian, ibu mana yang tidak akan menangis dan khawatir di saat putri yang dia besarkan kini harus berjuang sendirian.

namun apa boleh buat, ini sudah menjadi keputusannya, agar mala bisa belajar dari kesalahan sebelumnya, bahwa menghargai seseorang juga lah penting, dan penyesalan lah yang akan slalu datang di akhir.

Aku&GusRakha(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang