•24 ingat?

3.4K 403 84
                                    

happyreading

***

tetesan tiap tetesan berjatuhan, menjalar di selang sebuah infusan yang panjang dan memasuki tubuh seseorang disana, waktu memang belum sepenuhnya sore, karna masih sekitar jam 10:00 siang.

seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menghela napasnya gusar saat melihat anaknya yang belum sadarkan diri sampai saat ini.

"al kenapa belum bangun juga ya bii,"amara, wanita paruh baya dengan gamisnya itu bertanya dengan mata yang setia melihat mala di dalam ruangan rawat itu.

"kata dokter al gapapa, dia hanya kecapekan, banyak pikiran di tambah lagi dia main hujan, jadi di drop dan tubuhnya butuh istirahat,"arya selaku suami berusaha untuk menenangkan istrinya.

iyaa, saat kejadian itu mala yang tiba tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri, membuat rey membawanya mala kerumah sakit yang berada di kota bogor sana.

rey sempat ragu untuk menggendong mala, untuk dia bawa kerumah sakit, karna rey sadar gadis yang terjatuh pingsan itu adalah istri seseorang, yang tak lain adalah sahabat nya sendiri.

flashback on.

"maksud kamu, kamu istri rakha?"mendapat pertanyaan seperti itu mala hanya mengangguk pelan.

"iyaa, gua adalah istri dari sahabat lo sendiri,"jawab mala membuat rey kembali bertanya.

"kalau memang iya, kenapa waktu itu saat aku menunjukkan sebuah lukisan wajah kamu, dia tidak mengenalimu,"rey kembali bertanya membuat mala tersenyum miris.

"waktu itu kita mengalami sebuah kejadian, yang dimana semua ini terjadi, dengan gus mengalami amnesia dan melupakan ku sebagai istri nya,"jelas mala membuat rey kini paham sekarang.

"Tapi karna ucapan lo itu, membuat dia berusaha untuk jauh dari gua sekarang, dia berusaha untuk menyuruh gua untuk menerima niat baik lo itu rey,"

"niat yang tidak akan pernah gua balas sampai kapanpun itu,"

rey terdiam dengan telinga yang setia mendengar penjelasan dari gadis yang kini terduduk di aspal sana.

di sisi lain, mobil hitam yang bertuliskan pajero itu terus berjalan dengan mata yang setia melihat sekitar jalanan yang dia lewati, raut wajah cemas mulai terlihat di wajah tampannya.

"kamu dimana al, semoga kamu baik baik saja yaa,"gumam rakha dengan tangan yang setia menjalankan setir mobilnya.

mobil itu terus melesat jauh, dengan kecepatan di atas rata rata, sudah lebih dari beberapa menit rakha belum juga menemukan keberadaan mala, membuat rakha semakin di buat tidak tenang.

kedua mata itu terus mencari, sehingga atensinya terhenti di sebuah jalanan yang tidak begitu besar.

dengan seseorang yang berada di bawah guyuran air hujan disana, rakha terus menatap jalanan itu, merasa tidak asing perlahan rakha keluar dari dalam mobilnya, dengan payung yang sudah ia siapkan.

"apakah kamu mencintainya?"

pertanyaan yang rey lontarkan membuat mala menatap laki laki itu sekarang, dengan mata yang sudah sembab, wajah yang sudah memucat, dengan sisa tenaga yang masih tersisa mala menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"iya, gua sangat mencintainya rey, bahkan melebihi cinta dia untuk gua sekarang,"jawab mala lalu seketika hening.

"gua menyesal atas apa yang terjadi dulu, gua pernah menyia-nyiakan dia yang tulus terhadap gua waktu itu, bahkan gua slalu melukai perasaannya dengan perkataan gua sendiri yang sangat kasar,"imbuhnya mala dengan isakan yang menjadi.

Aku&GusRakha(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang