'13 rasa?

1.5K 135 1
                                    

Happyreading

***

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, mala yang terbangun dari tidurnya itu mengerjapkan matanya beberapa kali, guna menetralkan sorot matahari yang memasuki dari sela sela korden jendelanya.

Mala yang belum sepenuhnya tersadar itu merasa aneh, saat mencium aroma maskulin yang belum sama sekali pernah ia cium.

Mala mengendus ngendusnya bau itu, hingga tak terasa kedua mata mala membulat lebar sepenuhnya, saat mendapatkan dirinya yang tengah memeluk seseorang di sana.

"Aaaaaa ....,"teriak mala dengan mendorong tubuh laki laki itu hingga.

Brukkk.

"Aduuhhh..."

Laki laki itu terjatuh dari kasurnya, membuat rakha sedikit meringis kesakitan saat body nya harus mencium lantai.

"Gus, gus ngapain peluk peluk al?,"

"Jawab gus?,"tanya mala bertubi tubi, dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimutnya.

Rakha hanya terdiam, lalu beranjak bangun dari lantai sana menuju sofa untuk mengambil baju santainya.

"Jangan bilang gus udah ambil keperawanan aku, iya?"rakha menggelengkan kepalanya cepat.

"Enggak ay, mana mungkin aku melakukan hal itu tanpa seijin kamu, meskipun sebenarnya itu sudah menjadi hak ku,"

"Tapi aku akan melakukannya jika kamu sudah siap ay, aku tidak selancang itu sama perempuan,"mala terdiam saat mendengar penuturan itu.

"I-iya terus gus ngapain? Kenapa gus gak pakek baju, ini kenapa al cuman ---,"

"Shuutt, udah yaa jangan di lanjutin, aku hanya melakukan skin to skin, tadi shubuh kamu menggigil lagi, dan aku hanya mengikuti saran dokter firman aja,"jelas rakha pada mala.

"Percaya sama aku, aku tidak melakukan apapun sama kamu ay,"merasa tidak enak setelah mendengar penjelasan dari laki laki di hadapannya itu.

Hari ini adalah hari minggu, membuat murid sepertinya akan menikmati hari libur ini dengan bersantai, mala yang baru saja keluar dari kamar mandinya setelah melakukan drama pagi itu sedikit tertegun, saat melihat laki laki yang berstatuskan suaminya itu tengah melakukan sholat dhuha nya.

Bibir ranum itu sedikit menyungging, sorot mata yang biasa ia tunjukkan dengan tatapan permusuhan berubah menjadi teduh saat melihat moment itu, bahkan sepertinya pemandangan itu membuat kedua mata manik caramel itu enggan untuk mengalihkan pandangannya.

"Apa aku coba untuk membuka hatiku untuk dia?,"batin mala dalam hatinya.

"Tidak salah juga kan aku menerimanya dalam kehidupan ini, toh dia juga sudah menjadi suamiku sekarang, apa salah nya jika aku mencobanya," lanjutnya mala dengan posisinya.

Mala sedikit mulai tersadar, apa lagi perkataan alea yang waktu itu sering menjadi ambigu sekarang.

"Tidak ada laki laki yang bisa kita percayai di muka bumi ini, tapi laki laki yang mengajak gadisnya pada suatu hubungan yang baik di mata allah melalui jalur taaruf itu, dia adalah laki laki yang baik, yang hanya datang sekali dalam seumur hidup,"

"Maka dari itu, kamu sebagai gadis yang beruntung karna memilikinya, jangan kamu sia siakan, karna manusia juga ada batas sabarnya,"

"Apa lagi kita tidak tau, kejadian apa yang akan terjadi di masa depan, hanya saja aku tidak mau kamu mengalami kata penyesalan itu,"

mala begitu senang memiliki alea di kehidupannya, dia slalu ada dan mau memberinya jalan jika dia benar benar lupa arah jalan pulang.

Mala yang masih terpaku membuat dirinya tak sadar, jika rakha kini menatapnya, rakha sedikit mengerutkan keningnya saat melihat istrinya yang tengah tersenyum padanya.

Aku&GusRakha(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang