• 30 apakah ini akhir?

2.5K 380 72
                                    

happyreading

***

jangan pernah pergi yaa..

tiga kata yang sering seseorang ucapkan pada pasangannya, ketika dia sudah benar benar berada di titik dimana dia takut untuk kehilangan, takut akan pergi meninggalkan nya ketika kita sudah benar benar sayang dan cinta.

di sebuah pantai yang masih berada di pulau yang dikenal dengan sebutan pulau dewata itu, mala dan suaminya ini kini masih berada.

iyaa mereka terpaksa menunda kepulangan nya tadi, karna akibat cuaca yang tiba tiba memburuk, membuat mereka yang akan kembali ke Jakarta menghimbau untuk tidak melakukan penerbangan kali ini.

hanya saja, agar tidak terjadi sesuatu yang di inginkan. untung nya saja mala masih mau untuk tinggal semalam di sana, meskipun sepertinya gadis itu sudah sedikit merindukan kedua orang tuanya.

gadis dengan abaya yang yang berwarna kan coklat itu menikmatinya pemandangan sunset yang akan perlahan datang, dengan ditemani nya semiliran angin kencang di pantai sana.

rakha tak henti hentinya mengambil sebuah gambar, yang tak lain adalah foto istrinya yang kini tengah menikmati pemandangan sana. senyum di bibirnya tak pernah luntur sejak dari tadi.

bagaimana tidak, gadisnya itu begitu photogenic dari sisi manapun dia terlihat masyaallah kecantikan nya. dan itu tak membuat rakha terus terusan mengambilnya beberapa foto istrinya .

"gus, apakah kamu tidak bosan memotret ku sedari tadi? apakah kamu juga tidak takut jika benda pintar itu akan penuh dengan foto wajahku?"

mala terus bergumam, membuat rakha yang sedari tadi menatap dirinya melalui camera handphone nya, kini beralih menatap langsung gadis yang sedikit jauh jarak, antara dirinya dan dia.

"ada dua kemungkinan, aku yang tidak pernah bosan atau handphone ini yang masih banyak ruang untuk menyimpan fotomu,"jawabnya rakha membuat mala tersenyum.

Laki laki itu memang pandai sekali berkata manis sekarang, ah sepertinya sudah dari awal mengenalnya. Hanya saja waktu itu mala belum bisa menerima nya.

"terserah gus aja, aku lebih baik mengalah. jika harus terus terusan berdebat dengan kamu gus ini tidak akan ada habisnya,"balasnya mala membuat rakha terkekeh kecil.

rakha perlahan berjalan menghampiri nya, sehingga saat tiba, tanpa ragu sedikitpun. laki laki itu muli memeluknya tubuh mungil mala dari belakang.

"gus, ini di tempat umum loh apakah gus tidak malu?"mala bertanya, membuat rakha menggelengkan kepalanya cepat.

"kenapa harus malu? kita sudah dah secara agama dan negara,"jawabnya rakha padanya.

"yang seharusnya malu itu, mereka yang terikat sebuah hubungan yang di larang, tapi mempertontonkan kelakuan mereka yang melebihi suami istri,"lanjutnya rakha membuat mala hanya terdiam.

"aku berbicara seperti ini, bukan berarti aku membenarkan kalau aku adalah manusia yang paling baik dan sempurna,"

"tapi terkadang! apa salahnya jika kita saling mengingatkan. tapi mirisnya banyak manusia yang beranggapan bahwa kita terlalu mencampuri urusan orang ketika kita yang paham sedikit memberinya nasehat,"mala meliriknya rakha yang berada di samping nya sekilas.

"apakah kamu pernah ada pengalaman seperti itu?"mala bertanya, membuat rakha hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"tidak, aku terlalu sibuk di pesantren untuk membantu abi,"jawabnya rakha pada mala.

"tapi aku hanya tau dari sekedar dari cerita seseorang saja,"lanjutnya rakha membuat mala kini kembali menatap nya

"siapa?"

Aku&GusRakha(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang