Chapter 1 | meet again

67 9 3
                                    

" Terkadang bukan kita yang mau, tapi memang waktu yang tengah bekerja. "

-The Middle Of Zenneth-

.
.
.

Bangunan minimalis bertuliskan Lafhosya Boutique itu terlihat lebih ramai sore hari ini. Banyak ibu-ibu yang berdatangan untuk melihat koleksi terbaru hasil rancangan tangan Feylie.

Butik yang didirikan oleh Daendlyna Feylie Zennetha setelah dua tahun lulus dari Olympus University ini, telah menjadi sorotan publik beberapa bulan belakangan ini.

Lafhosya Boutique cukup terkenal di kalangan ibu-ibu sosialita. Selain desainnya yang elegan dan sederhana, Lafhosya Boutique juga memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para pelanggan.

Tak jarang Feylie ikut turun tangan untuk melayani para pelanggan di butiknya. Seperti sore kali ini, ia sibuk melayani seorang perempuan sosialita sambil sesekali mengobrol.

"Mbak Fey ... ini nyonya Fira, beliau ingin bertemu langsung dengan Anda," kata Laras, seorang pegawai di butik Feylie.

"Oh tentu! Perkenalkan saya Feylie Zennetha, Nyonya. Pemilik dari butik ini," kata Feylie dengan mengulurkan tangan sambil tersenyum.

"Saya Fira, cukup panggil tante saja nona Zennetha," balas Shandra dengan membalas jabatan tangan Feylie.

"Kalau begitu Tante juga cukup memanggil saya Feylie saja," balas Feylie dengan sopan.

Setelah kepergian Laras, Feylie mengajak Fira Morene untuk duduk di kursi tamu yang memang disediakan untuk pelanggan yang ingin bertanya - tanya maupun menunggu pesanan.

"Tante merasa kagum dengan seluruh desain gaun di butikmu Fey. Kebetulan putriku sedang mencari desainer untuk merancang gaun pernikahannya. Nantinya, Tante berencana untuk membawanya kesini untuk bertemu denganmu, bagaimana menurutmu? " tanya Nyonya Fira.

"Tentu bisa. Tante bisa mengatur waktu kapan kita akan bertemu," balas Feylie dengan memberikan kartu namanya.

"Terima Kasih, Tante akan segera menghubungi kamu."

🍪🍪🍪

Malam harinya keluarga Zenneth berkumpul bersama setelah makan malam. Berbagai topik menjadi perbincangan untuk mengisi kesunyian di malam hari. Mulai dari pekerjaan, perusahaan, dan pendidikan. Sesekali di iringi suara gelak tawa yang keluar dari bibir si bungsu Zenneth, Sallya Kanaya Zennetha.

"Dek, kakak bisa minta tolong kamu buat gantiin meeting besok?" tanya Lio sambil menatap Feylie.

Fanzio Gerylio Zenneth si sulung Zenneth yang mengikuti jejak ayahnya sebagai pebisnis. Usia Lio empat tahun lebih tua dari usia Feylie, dan telah menikah dengan Naina Putri Grisellya. Pernikahan mereka dikaruniai seorang putra bernama Lionio Kendra Zenneth yang masih berusia 4 tahun.

"Jam berapa?" jawab Feylie.

"Jam 09.00 di perusahaan kita."

"Kamu bisa luangin waktu buat ikut meeting ini Fey, buat belajar tentang kondisi perusahaan juga," sambung Damar, papa Feylie.

"Iya, besok meeting nya sama perwakilan dari Mahendra Group. Sepertinya Zion yang akan datang mewakili. Kamu dan Zion kan berteman," kata Lio berusaha membujuk adiknya.

"Enggak bisa! Aku besok ada urusan di butik," tolak Feylie dengan dingin.

"Fey, Kakak mohon. Bantu kakak kali ini saja, Kakak besok ada janji buat ajak Kendra jalan - jalan."

The Middle of Zenneth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang