Chapter 20 | is she okay?

12 3 0
                                    

"Mereka seperti pot dan bunga Lily yang tertanam indah di pekarangan rumah."

-The Middle Of Zenneth-
.
.
.

"

"Raka... Raka... help me! " gumam Feylie sebelum matanya benar-benar tertutup.

Dengan panik Zion berusaha untuk membangunkan Feylie. Laki-laki itu kemudian menghubungi Sella. Dengan nada yang penuh kekhawatiran, laki-laki itu menjabarkan kondisi Feylie pada ibu mertuanya.

Setelah itu, ia mengangkat tubuh Feylie dan menaruh tubuh ringkih perempuan itu di atas tempat tidur. Sembari menunggu dokter keluarga Zenneth datang, Zion memutuskan untuk menelepon laki-laki yang disebutkan oleh Feylie tadi.

Pintu kamar Feylie di buka dengan kasar. Di sana terlihat Sella, Damar, dan Lio yang menatap khawatir ke arah Feylie. Ketiga anggota keluarga Zenneth itu berdiri di sebelah Feylie.

"Sebentar lagi dokter pasti akan sampai, aku sudah menghubungi dokter keluarga kita." kata Lio berusaha menenangkan Mamanya.

"Kenapa bisa sampai seperti ini, Zi?" tanya Sella dengan memegang telapak tangan Feylie yang terasa hangat.

"Tadi kami sedang berbicara, tiba-tiba saja Feylie mulai merasa sesak napas dan setelah itu dia pingsan." jawab Zion berusaha memberi penjelasan kepada keluarga Feylie.

Sella menangis melihat kondisi putrinya yang tak kunjung sadarkan diri. Perempuan yang tak lagi muda itu mengelus kening putrinya dan mengusap-usap telapak tangan Feylie.

Selang beberapa menit, dokter keluarga Zenneth telah datang. Dokter muda yang bernama Rayyan itu mulai memeriksa kondisi Feylie. Laki-laki itu mengecek denyut nadi, tekanan darah, dan mata Feylie.
Dahinya mengerut saat menyadari sesuatu yang terlewat.

Setiap pemeriksaan keluarga berlangsung Feylie sering absen, perempuan itu memilih melakukan di rumah sakit dengan ditemani sahabatnya. Hal itu cukup membuat Rayyan merasa penasaran, ia merasa seolah-olah Feylie seperti menghindari dirinya.

Setelah sekian lama, baru kali ini ia memeriksa kembali kondisi Feylie. Laki-laki itu kemudian menyuntikkan vitamin karena, merasa imun pasiennya terlalu lemah.

"Apa ada sesuatu yang terjadi dengannya?" tanya dr. Rayyan.

Seluruh anggota keluarga kebingungan mendengar pertanyaan yang diajukan oleh dr. Rayyan. Damar memilih untuk maju mendekati dr. Rayyan.

"Tiba - tiba saja dia jatuh pingsan," jawab Damar.

"Bukan seperti itu yang saya maksud, imun tubuhnya sangat lemah. Saya mengi-"jawab dr. Rayyan yang terpotong saat mendengar suara dobrakan pintu kamar Feylie.

"Maaf jika tindakan saya kurang sopan," kata Raka dengan berjalan menghampiri Sella. Laki-laki yang berprofesi sebagai fotografer itu menatap khawatir ke arah Feylie.

"Tante, bagaimana kondisinya?" tanya Raka.

"Ini sahabat putri saya, dia yang biasanya menemani Feylie melakukan pemeriksaan." kata Sella dengan memperkenalkan Raka pada dr. Rayyan.

dr. Rayyan tersenyum sambil mengulurkan telapak tangannya untuk berjabatan. "Saya Rayyan."

"Bagaimana keadaannya dok? Akhir-akhir ini Feylie memang sering menghabiskan waktunya di butik. Dari pemeriksaan yang biasanya dia lakukan, imun nya melemah karena kurang istirahat." kata Raka berusaha menjelaskan kondisi sahabatnya.

"Saya seperti menemukan gumpalan darah pada kepalanya. Namun, itu masih sebuah dugaan. Lebih baik pasien segera melakukan pemeriksaan," kata dr. Rayyan.

The Middle of Zenneth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang