"Saat netra kita saling bertemu. Aku mengerti satu hal. Ternyata kita memang sudah sejauh itu."
-The Middle Of Zenneth-
.
.
.Happy Reading!!
"LILIE?!" Teriak seorang perempuan.
Feylie mengedarkan pandangannya ketika mendengar teriakan seseorang. Matanya menyipit kala melihat sekumpulan manusia yang melihat ke arahnya dan Raka. Seorang perempuan dengan dress selutut itu sedang melambaikan tangan ke arahnya.
Perempuan tersebut kembali berteriak ke arah mereka, "Cepat kesini!!"
"Dia ... Sasa?" Tanya Feylie dengan menoleh ke arah Raka.
"Sepertinya begitu, ayo gabung mereka!"
Mereka berjalan ke arah Sasa. Semakin dekat, Feylie dapat mengenali setiap wajah yang ada di meja tersebut. Sekumpulan manusia tadi merupakan teman-teman sekelasnya semasa SMP. Mereka saling berjabat tangan.
"Wahh ...wahh ... kalian berangkat bersama?" Tanya Sasa sambil memeluk Feylie.
"Iya."
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu, Fey."
"Biarkan mereka duduk dulu," seru Nino.
"Ck, aku hanya rindu dengan teman lamaku."
Feylie yang mendengar celotehan Sasa hanya tersenyum. Ia menarik kursi tepat di samping sasa, diikuti Raka yang menarik kursi di sebelahnya. Sejujurnya berada di antara teman lamanya membuat Feylie tidak nyaman. Sesekali ia menoleh ke arah Raka, yang dibalas senyuman tipis oleh pemuda tersebut.
Obrolan yang sempat terputus tadi dimulai kembali. Banyak sekali topik yang mereka bahas. Kebanyakan lebih mengenang masa SMP mereka dulu. Menjadi teman sekelas selama 2 tahun tentu cukup banyak momen bersama yang mereka lalui.
Feylie yang mulai merasa nyaman, sesekali menimpali obrolan itu. Kenangan-kenangan lama mulai mereka bahas kembali. Sesekali terjadi perdebatan kecil antara Feylie dan Raka. Senyum Feylie pudar ketika mendengar nama yang diteriakkan Nino.
"HEI ... ZION!!"
Sontak saja seluruh orang mengalihkan pandangannya ke arah Zion. Laki-laki dengan kemeja putih dan jas yang ditenteng itu berjalan mendekati meja mereka. Mata tajamnya mengamati setiap wajah yang ia kenal. Pandangannya berhenti kala melihat Feylie yang juga sedang menatapnya.
"Zi, lo dari mana aja?" Seru Nino menyapa.
Zion menoleh ke arah Nino, "Dari toilet."
Raka yang melihat kehadiran teman lamanya sontak saja berdiri dan menghampiri Zion. "Lo apa kabar bro?"
"Baik."
"Gue kira lo enggak bakal dateng kayak biasanya."
"Gimana ya Ka? Namanya juga orang sibuk. Pasti kerjaan dia di mana-mana." Nino menyahut dengan tangan yang menepuk pundak Zion bangga.
Semasa sekolah Raka, Zion, dan Nino memang sangat akrab. Mereka bertiga seperti prangko yang sulit terpisahkan. Hubungan mereka bertiga pun masih terjalin cukup baik hingga sekarang.
Nino menggiring Zion untuk duduk di kursi sebelahnya. Sialnya kursi tersebut berada tepat di depan Feylie. Raka yang melihat hal itu hanya tersenyum berusaha untuk menenangkan Feylie.
"Zi, kapan-kapan bisa kali kalau perusahaan kita kerja sama." Seorang pria berkaca mata yang Feylie yakini bernama Hero itu tengah berbincang bersama dengan Zion. Bagi para pebisnis kehadiran Zion malam ini menjadi tambang emas untuk menawarkan perusahaan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Middle of Zenneth (ON GOING)
Ficción General- Jika ada kebohongan dan kegelisahan yang terwujud, itu aku - Ini kisah tentang Daendlyna Feylie Zennetha. Perempuan muda yang mendapat julukan sang singa Zenneth. Hidupnya yang di impikan seluruh perempuan, justru seperti benang yang mengikat selu...