Chapter 23 | it's still about them

12 2 0
                                    

"Cerita-cerita itu... kini mulai terhapus dari memoriku."

-The Middle Of Zenneth-
.
.
.

“Lie?” panggil Zion.

“Apa lagi?” geram Feylie karena merasa jengah dengan Zion.

“Lo kok marah?!” kesal anak laki-laki itu.

“Ya menurut lo aja gimana.”

Feylie yang merasa kesal memilih mengabaikan Zion hari itu. Selama pembelajaran kali itu, ia memilih untuk berbicara dengan Raka.

Pada dasarnya Feylie sendiri lebih lama mengenal Raka dibanding Zion. Jika kedekatan Feylie dan Zion dimulai karena menjadi rekan dalam perlombaan. Maka, berbeda dengan Feylie dan Raka yang memang sudah berteman sejak masuk SMP.

Di kelas Feylie, berdiskusi sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Para siswa di kelas Feylie cenderung suka berkelompok dari pada menyelesaikan masalah secara individu.

Feylie, Zion, dan Raka memiliki satu kesamaan. Mereka bertiga sama-sama menyukai pelajaran matematika. Hal itu yang membuat ketiganya sering terlibat dalam diskusi bersama.

Kedekatan ketiganya menjadi perhatian siswa-siswi SMP Bina Gemilang. Mereka tidak pernah bertengkar, selalu terlihat kompak dan akur.

Namun, pernah suatu saat hubungan Feylie dan Raka merenggang. Mereka tidak bertengkar, hanya saja ada sesuatu hal yang membuat Feylie memilih menjaga jarak dengan sahabatnya itu.

“Lie....” panggil Raka.

Feylie hanya mengacuhkan panggilan tersebut. Ia memilih melanjutkan obrolannya bersama Zion.

“Ck! Lu mah sekarang sombong sama gue,”geram Raka.

Saat itu, salah satu teman dekat Feylie menyukai Raka. Anak perempuan berusia 12 tahun itu merasa kesal setiap melihat interaksi antara Feylie dan Raka. Bahkan untuk melampiaskan rasa kesalnya, ia pernah mendiami Feylie. Ia tidak menoleh ketika Feylie memanggil, ia juga selalu berkata ketus setiap ditanya.

Karena kesal mendapatkan perlakuan dari temannya, Feylie memilih untuk menjaga jarak dari Raka. Mulai saat itu lah kedekatan antara Feylie dan Zion terjalin.

“Lo nanti mau lanjut ke mana?” tanya Feylie.

“Belum tahu pasti, lo sendiri?” jawab Zion balik bertanya.

“Lanjut di sini aja kayaknya, lagi pula gue udah nyaman sama Bina Gemilang.” Jawab Feylie.

Keduanya kerap kali membicarakan mengenai pendidikan. Entahlah! Feylie merasa jika obrolannya dengan Zion terasa begitu membosankan.
Anak laki-laki itu berbeda dengan Raka yang akan lebih seru jika diajak bercanda.

Menurut Feylie, Zion terlalu perasa. Si jago matematika itu kerap kali merajuk setiap mendapat godaan dari Feylie maupun Raka.

Seperti kala itu, ketika Feylie telah berbaikan dengan Raka. Keduanya asik mengobrol hingga melupakan keberadaan Zion.

“Ini kayaknya gini deh, tapi gatau si. Coba lihat punya lo,” kata Feylie dengan menyodorkan hasil kerjanya ke arah Raka.

“Lie....” panggil Zion yang diabaikan oleh Feylie.

Bahkan beberapa kali meja Feylie menjadi sasaran kekesalan anak laki-laki itu. Hal itu membuat Feylie merasa cukup geram.

Setelah selesai mendiskusikan dengan Raka, Feylie segera menoleh ke arah Zion. Namun, Zion tetap diam dan enggan menoleh ke arah temannya.

The Middle of Zenneth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang