"If something hurts, I will definitely tell you"
-The Middle Of Zenenth-
.
.
.Kehidupan rumah tangga Feylie dan Zion berjalan tanpa ada gangguan. Selama 4 bulan pernikahan mereka berdua menjalani hidup masing-masing. Feylie dan Zion tidur secara terpisah.
Keduanya juga disibukkan dengan urusan masing-masing. Sehingga pernikahan hanya terasa sebagai formalitas bagi keduanya. Karena pada kenyataannya mereka masih menjadi sepasang orang asing saat bertemu.
Seperti pagi hari ini, hanya ada suara dentingan sendok yang mengisi kesunyian di kediaman mereka berdua. Baik Zion maupun Feylie sama-sama enggan untuk berbicara jika tidak membahas kepentingan keluarga.
Feylie sibuk mengecek pesan dari beberapa pelanggannya. Sedangkan Zion sedang mempelajari beberapa dokumen yang akan ia rapatkan siang nanti.
Seperti itulah hari-hari keduanya berlangsung. Ego dan rasa gengsi terlalu mendominasi pasangan pengantin itu.
"Hari ini ada rapat petinggi perusahaan. Lo bisa datang ke acara keluarga lebih dulu, nanti gue nyusul."
Setelah mengatakan itu Zion segera memasang jas dan merapikan tablet dan juga tas miliknya. Tanpa berpamitan maupun mengecup kening Feylie, laki-laki itu bergegas pergi dari ruang makan.
Memangnya apa yang mau diharapkan dari pernikahan hasil perjodohan? Feylie sendiri sudah mulai muak menjalani hidup seperti ini.
"Dimana desain gaun yang merah itu," gumam Feylie dengan membuka tumpukan map yang ada di sebelahnya.
Setelah menemukan kertas yang ia cari, Feylie bergegas mengambil kunci mobilnya dan berangkat ke butik.
🍪🍪🍪
Hari ini Feylie menggunakan blouse putih dan rok span cokelat muda yang dipadukan dengan ikat pinggang hitam. Rambutnya ia gulung ke bawah dengan juntai an anak rambut di sisi kanan dan kiri wajahnya. Tangannya menenteng tas berwarna cokelat senada dengan rok yang ia gunakan.
Perempuan itu selalu tampil memukau. Hal itu yang menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi butik Feylie. Banyak yang meminta rekomendasi secara langsung, karena mereka mempercayai selera Feylie yang bagus.
"Mbak Fey, di luar ada Mas Raka." Kata Laras.
"Suruh tunggu sebentar ya,"
Setelah mengatakan itu Feylie memutuskan untuk menemui Raka. Perempuan itu mengambil ponselnya dan berjalan ke luar ruangan."Hai...," sapa Raka dengan memeluk Feylie.
"Kita bicara di cafe depan saja ya? Enggak enak kalau di dengar banyak orang," jawab Feylie dengan menatap ke arah sekitar butiknya. Hari ini Lafosha boutique memang tidak serame biasanya. Namun, tetap saja akan banyak orang yang berlalu-lalang nantinya.
Raka hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Laki-laki itu meminta Feylie untuk berjalan terlebih dahulu.
"Ras, Mbak mau ke cafe depan sebentar ya." Pamit Feylie kepada Laras.
"Siap Mbak."
"Jaga sebentar lho, Ras." Jawab Raka dengan nada yang sedikit menggoda.
Laras yang memang pada dasarnya menyukai Raka hanya tersenyum malu-malu. Sedangkan Feylie hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya.
Setibanya di cafe keduanya memesan minuman terlebih dahulu.
Melihat wajah Feylie yang pucat membuat Raka merasa khawatir. "Everything is okay, right?" Tanya Raka dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Middle of Zenneth (ON GOING)
General Fiction- Jika ada kebohongan dan kegelisahan yang terwujud, itu aku - Ini kisah tentang Daendlyna Feylie Zennetha. Perempuan muda yang mendapat julukan sang singa Zenneth. Hidupnya yang di impikan seluruh perempuan, justru seperti benang yang mengikat selu...