"Nyatanya kita sama-sama berubah."
-The Middle Of Zenneth-
.
.
.Siang hari ini Feylie disibukkan dengan setumpuk kertas yang ada di mejanya. Ia memutuskan untuk pergi ke butik lebih pagi. Bahkan Feylie tidak mengikuti sarapan keluarganya pagi ini. Ia memang sengaja menghindari Papanya.
Saat sedang sibuk menyelesaikan desain gaunnya, Feylie mendengar ketukan pintu dari ruangannya.
"Masuk!!" Jawab Feylie tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.
Tidak lama setelah itu, terlihat salah satu karyawan Feylie yang membuka pintu. "Itu Mbak, ada Bu Sella di depan." Kata Laras.
Feylie mengerutkan dahinya ketika mendengar perkataan Laras. Ia membuka handphone memastikan apakah ada pesan atau telepon yang tidak ia sadari. Namun, tidak ada satupun.
"Tolong suruh tunggu bentar!" Jawab Feylie.
"Baik, Mbak."
Setelah itu, Feylie segera merapikan tumpukan kertas di mejanya. Ia bergegas keluar ruangan dan berjalan menghampiri Mamanya. Dari posisinya saat ini, ia bisa melihat Mamanya yang sedang melihat beberapa gaun. Namun, perempuan yang telah melahirkannya itu tidak sendiri. Mama Sella terlihat berbicara dengan perempuan seusianya.
"Mama?!" Panggil Feylie dari belakang kedua perempuan setengah abad itu.
Sella yang merasa terpanggil segera menoleh ke arah sumber suara. Ia segera memeluk dan mencium kedua pipi putrinya.
"Fey .... Kamu tadi kenapa berangkat pagi-pagi sekali? Kamu belum sarapan loh tadi."
"Oh iya! Ini Tante Martha. Kamu ingat kan? Bundanya Zion." Lanjut Sella.
Feylie hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Ia mendekati Bunda Zion. Perempuan seusia Mamanya itu memeluk dirinya erat dan mencium kedua pipi Feylie. Martha menganggap Feylie seperti putrinya sendiri. Hal ini lantaran Martha dan Alex tidak memiliki anak perempuan.
"Mama sama Tante Martha perlu sesuatu?" Tanya Feylie dengan mempersilahkan kedua perempuan itu untuk duduk.
"Mama cuman ngantar Tante Martha saja." Jawab Sella.
"Tante udah lama pengen ke sini. Teman-teman Tante banyak yang merekomendasikan butik kamu. Cuman Tante enggak ada waktu. Boleh lihat beberapa kebaya untuk kondangan, Fey?" Kata Martha dengan mengamati sekeliling butik Feylie.
"Tentu, silahkan!" Jawab Feylie dengan menyerahkan katalog yang memang sudah tersedia di meja ruang tunggu.
Feylie membuka beberapa halaman yang menurutnya menampilkan kebaya yang cocok digunakan oleh Martha. Kebaya dengan warna soft dan didesain modern. Sesekali Martha mengajukan pertanyaan dan dijelaskan oleh Feylie tentang kebaya-kebaya tersebut.
Hingga Martha merasa tertarik dengan salah satu kebaya yang dipilih oleh Feylie. Kebaya dengan warna abu-abu yang dipadukan dengan selendang tipis dan bawahan hitam itu berhasil menyita perhatian Martha.
"Tante mau lihat yang ini." Kata Martha.
Feylie menghampiri karyawannya untuk mengambilkan kebaya yang dipilih Martha. Ia juga meminta tolong karyawannya untuk menyajikan teh ke meja Mamanya.
"Silahkan di minum tehnya, Bu!" Kata salah satu Karyawan Feylie.
"Ini kebayanya, kalau mau Tante bisa coba terlebih dahulu." Kata Feylie dengan menyerahkan satu set kebaya yang diinginkan Martha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Middle of Zenneth (ON GOING)
Fiksi Umum- Jika ada kebohongan dan kegelisahan yang terwujud, itu aku - Ini kisah tentang Daendlyna Feylie Zennetha. Perempuan muda yang mendapat julukan sang singa Zenneth. Hidupnya yang di impikan seluruh perempuan, justru seperti benang yang mengikat selu...