selamat membaca semua! KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA! semoga suka❤️
───
HAPPY READING
───
25. Simfoni yang Terpecah
•••
Langit semakin muram, menggelayuti malam yang semakin larut. Hanya kilatan cahaya sang rembulan yang memantulkan bayangan gelap di sepanjang jalan yang di tinggalkan mobil abu-abu itu. Kecepatan mobil makin meningkat, seiring dengan memuncaknya gejolak amarah dalam dada Ratu. Setiap detik yang berlalu menambah berat beban yang gadis itu bawa. Kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan. Semuanya bercampur aduk menjadi satu rasa yang begitu mendalam, membakar, dan sulit untuk di cerna.
Ratu seakan terjebak dalam badai emosinya sendiri, yang tidak mampu ia kendalikan.
Ratu meremas setir mobil erat, hingga jarinya hampir terasa kaku. Jalanan yang semakin sepi, hanya di hiasi oleh cahaya samar lampu jalanan yang meredup, membuat suasana malam terasa semakin mencekam. Pohon besar di sepanjang jalan menambah kesan angker, bayangannya menari di bawah cahaya rembulan. Jalanan ini terasa semakin jauh dari kenyataan yang baru saja ia telan dengan rasa sakit yang begitu mendalam.
Ratu merasa terombang-ambing dalam kegelapan, setiap kilasan bayangan mengingatkannya pada kenyataan pahit yang baru saja terungkap.
Tujuan Ratu adalah jembatan yang terletak jauh dari peradaban. Tempat yang tenang, jauh dari keramaian dan pandangan orang lain. Tempat yang Ratu harap dapat memberikan sedikit kelegaan, tempat dia bisa melepaskan semua amarah yang kian memuncak, tanpa takut di nilai atau di komentari oleh siapa pun. Ratu membutuhkan ketenangan, tetapi ketenangan yang datang dari dalam dirinya. Bukan dari dunia luar yang terus menekan dan menuntutnya.
Mobil itu berhenti, remnya berdecit pelan saat kendaraan itu terhenti di dekat jembatan. Ratu membuka pintu dengan kasar, tidak peduli dengan udara dingin malam yang langsung menyambutnya. Angin bertiup kencang, menembus kulitnya yang hanya terlindungi oleh pakaian tipis tanpa lengan.
Namun, Ratu tidak merasakannya. Ia hanya merasakan keperihan yang menyiksa. Daun-daun bergesekan dengan keras di atas ranting pohon, bersenandung dalam kesunyian, sementara aliran air sungai yang deras mengalir di bawah jembatan membuatnya merasa semakin terasing. Suara burung hantu yang mengerang di kejauhan hanya menambah kesan suram malam itu.
Ratu berdiri di tengah jembatan, menyerap kesunyian yang seakan mengubur seluruh pikirannya. Ia menutup matanya sejenak, berusaha meredam emosi yang tidak lagi bisa ia tahan. Namun, bayang-bayang itu, mengganggu pikirannya dan terus menghantui. Suara hati yang seolah berteriak meminta jawaban, meminta keadilan, memaksa dirinya untuk menghadapi kenyataan yang begitu mengejutkan.
"Anjing."
"Bangsat."
"Brengsek."
"FUCK IT!"
Ratu menggigit bibirnya keras-keras, menahan amarah yang membengkak di dalam dada. Tangan kanannya itu menjambak rambutnya sekuat tenaga, merasakan setiap helai yang terlepas. Semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu, menciptakan api yang membakar dirinya. Ratu memukul kepalanya berulang kali, berharap kalimat-kalimat yang terus mengintai di pikirannya menghilang.
Namun, semakin keras ia memukul, semakin jelas suara itu menggaung. Rana kembarannya selain Raja.
Setiap kali kata itu terngiang, seolah ada yang menamparnya kembali, membangunkannya dari ilusi yang telah ia bangun begitu lama. Ratu merasa seperti terperangkap dalam sebuah dunia yang penuh dengan kebohongan dan pengkhianatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/344461477-288-k92143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIXTH [END]
Подростковая литература#THE SIXTH SERIES BOOK 1 Kisah ini menceritakan tentang murid-murid genius yang memiliki privilege di sekolah : 1. Sadewa Bagaskara, peringkat pertama. Sang pemilik nilai sempurna. Dingin, tidak tersentuh, misterius dan jenius. Jangan meragukan IQ s...