R - 29

64 22 2
                                    

⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

.

.

.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

"Tinggalkan Sheina dan kembalilah padaku!" pungkas Karin lalu memutus sambungan teleponnya.

Detik selanjutnya, ponsel itu kembali berdering menampilkan notifikasi pesan singkat. Alden membuka pesan itu. Pesan yang dikirimkan oleh nomor yang sama dengan yang meneleponnya tadi.

+6281285643214
Aku tunggu jawabanmu sampai besok Alden sayang.

Alden mengeraskan rahangnya pun tatapannya bagaikan pisau yang dapat menusuk siapapun. Pria itu kembali mencoba melakukan panggilan, namun hanya suara operatorlah yang terdengar.

"Ck! Sial!" maki Alden seraya meremat kuat ponselnya.

Jauh berbeda dengan Sheina yang hanya diam mematung di tempatnya. Pandangannya kosong, kendatipun otaknya tak berhenti memutar apa yang baru saja didengarnya.

Tinggalkan Sheina dan kembalilah padaku, kata-kata Karin terus terngiang-ngiang di pikiran Sheina.

Sheina tentu tidak bodoh untuk tidak langsung memahami apa yang diinginkan Karin, pun dirinya tentu dapat mencerna apa yang tengah dilakukan wanita itu. Karin nekat menculik Kayla demi mendapatkan Alden kembali.

"CK! Brengsek!" seru Alden seraya menjambak rambutnya kuat.

Pria itu bangkit dari duduknya lalu menyambar jaket yang tergantung di lemari. Melihat apa yang dilakukan sang suami, Sheina pun beringsut turun dari ranjang lalu mencekal tangan suaminya yang nyaris menyentuh handle pintu itu.

"Mau ke mana, Mas?"

"Mau cari Kayla, " jawab Alden yang mulai sibuk memakai jakat di tubuhnya.

"Kamu tenang dulu, Mas. Kita pikirin jalan keluarnya dulu, nggak bisa-"

"ANAK AKU DIBAWA KABUR KAMU BILANG TENANG, HAH!"

Alden berteriak kencang tepat di depan wajah Sheina. Napasnya memburu menatap nyalang istrinya. Pria itu benar-benar tengah tersulut emosi, ditambah kekhawatiran yang sangat besar akan kondisi buah hatinya.

Mengabaikan sentakan keras yang dilakukan Alden padanya, Sheina justru sibuk memikirkan cara guna meredam emosi sang suami. Memejamkan matanya kuat berupaya mengatur dirinya agar tidak ikut tersulut emosi. Berulang-ulang ia mengafirmasi dirinya, meneriakkan kata-kata penenang serta hal-hal positif lainnya.

Berpikir, Sheina, berpikir! batinnya berteriak.

Sejurus kemudian, saat kesadaran kembali menarik dirinya, Alden menarik Sheina kuat. Membenamkan tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.

"Maaf. Maaf aku nggak sengaja bentak kamu. Maaf, Sayang. Maaf.."

Berkali-kali kata maaf Alden lontarkan. Berkali-kali kecupan Alden bubuhkan. Pria itu sadar apa yang ia lakukan. Tak seharusnya ia melampiaskan emosinya. Tak seharusnya ia membentak istrinya.

Alden meregangkan pelukannya. Merapikan helai-helai rambut yang menutupi wajah sang istri, "Maaf, aku kelepasan. Maaf, Sayang."

Sekali lagi, Sheina memjamkan matanya sesaat. Sedikit lega, sebab emosi suaminya itu tidak berlanjut. Gadis itu mengulas senyum, mengangguk beberapa kali lalu menggenggam tangan sang suami yang masih setia di pipinya.

RENJANA || MYG ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang