R - 30

76 22 4
                                    

⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

.

.

.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

"Kayla juga anak aku, Mas!" seru seorang gadis seolah tak ingin dibantah.

"Tapi ini terlalu bahaya buat kamu, Sheina!" balas sang pria menatap nyalang istrinya.

Sudah lebih dari lima belas menit sepasang suami istri itu berdebat dan tak ada yang ingin mengalah.

Semua bermula saat Kenneth dan Joan–sepupunya–datang, seperti yang dikatakan pria itu semalam. Sheina memaksa ikut ketiga pria tersebut untuk menemukan buah hatinya, dan tentunya hal ini mendapat penolakan keras dari Alden.

"Aku nggak peduli, Mas! Pokoknya aku ikut!" balas Sheina tetap teguh dengan pendiriannya.

Alden mengeram seraya memejamkan matanya sesaat. Mati-matian pria itu menahan dirinya agar tidak tersulut emosi.

"Sayang, please.." lirih Alden, "Tolong dengarkan aku kali ini aja," sambungnya penuh permohonan.

"Mas.. aku nggak mungkin bisa tenang kalau cuma nunggu di rumah. Aku mau ikut, Mas. Lagian kita cuma mau ketemu Karin. Nggak bahaya lah, Mas kalau cuma gini doang," ucap Sheina dengan memasang ekspresi memelasnya.

Alden mendekat, mengusap lembut kedua lengan sang istri, "Semua nggak bisa diprediksi, Sayang."

Tanpa menanggapi ucapan suaminya, Sheina menoleh ke arah dua orang pria yang sejak tadi memperhatikan perdebatan mereka. Ia menatap dalam salah satu pria tersebut seolah berbicara melalui sorot matanya. Meminta pertolongan.

Kenneth menghela napasnya panjang, "Biarin aja Sheina ikut kita," ucapnya dan langsung mendapat tatapan tajam dari Alden.

"Lo gila!" seru Alden kencang, "Kalau ada apa-apa gimana!"

"Nggak. Gue yang jamin," jawab Kenneth kelewat santai, "Gue bantu jagain istri lo nanti," imbuhnya.

Sheina tersenyum kecil setelah mendapat dukungan dari temannya itu. Ia lantas meraih sebelah tangan Alden lalu menatap intens sepasang manik hitam di hadapannya.

"Aku ikut, ya, Mas. Aku bisa jaga diri kok," ucap Sheina masih berusaha mendapatkan persetujuan suaminya.

Alden membuang napasnya kasar, "Oke. Kamu ikut. Tapi, jangan sampai kamu lepas dari pandangan aku," putusnya setelah tak punya pilihan lain.

Kurva melengkung di wajah Sheina pun terbit. Entah keberanian dari mana, entah sadar atau tidak, gadis itu mengecup sekilas pipi suaminya.

"Makasih, Mas!" bisiknya.

Segaris kroma merah muda sontak muncul di wajah sang pria. Mendapat serangan tiba-tiba dari Sheina membuah Alden benar-benar tersipu, dan pria itu tak bisa menyembunyikannya.

"Astaga! Pemandangan macam apa ini," dengus Kenneth menyadarkan sepasang suami istri itu.

🍂🍂🍂

Perjalanan menuju tempat di mana Karin berada cukup memakan waktu. Menurut hasil pelacakan Joan, Karin membawa Kayla ke sebuah villa yang letaknya lumayan jauh dari pusat kota. Entah bagaimana caranya, Joan telah mengatur strategi yang akan mereka gunakan saat ini. Pria itu tentu telah memaparkan semuanya pada Alden dan juga Sheina.

Nyaris satu jam lamanya roda empat yang dikemudikan Kenneth itu melaju. Pria ber-dimple itu tampak tenang, lain hal dengan sepasang suami istri yang duduk di kursi penumpang belakangnya.

RENJANA || MYG ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang